Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seoul dan Busan Jadi Destinasi Favorit Warga +62 Liburan ke Korsel
Advertisement . Scroll to see content

Wow! Setiap Bayi Lahir di Korsel Bakal Dapat Rp1,2 Miliar dari Pemerintah

Rabu, 24 April 2024 - 15:41:00 WIB
Wow! Setiap Bayi Lahir di Korsel Bakal Dapat Rp1,2 Miliar dari Pemerintah
Pemerintah Korsel mempertimbangkan untuk memberikan insentif sebesar 100 juta won atau sekitar Rp1,2 miliar bagi setiap bayi yang lahir (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) mempertimbangkan untuk memberikan insentif sebesar 100 juta won atau sekitar Rp1,2 miliar bagi setiap bayi yang lahir. Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan angka kelahiran di negara itu.

Lembaga pemerintah, Komisi Anti-Korupsi dan Hak-Hak Sipil, telah memulai survei sejak 17 April lalu untuk mengetahui pendapat publik mengenai rencana tersebut.

“Melalui survei ini, kami berencana untuk mengevaluasi kembali kebijakan promosi kelahiran guna menentukan apakah subsidi keuangan langsung bisa menjadi solusi yang efektif,” bunyi pernyataan komisi, dikutip dari Korea Herald, Rabu (24/4/2024).

Survei online ini berisi empat pertanyaan, di antaranya apakah insentif keuangan akan memotivasi responden untuk memiliki anak? Pertanyaan lain, apakah responden yakin anggaran sekitar 22 triliun won per tahun untuk program ini bisa diterima atau tidak?

Angka tersebut mewakili sekitar setengah anggaran nasional yang dialokasikan untuk meningkatkan angka kelahiran, yaitu 48 triliun won per tahun. Saat ini, para orang tua di Korsel yang memiliki anak menerima insentif bervariasi antara 35 juta hingga 50 juta won melalui berbagai program. Selain itu setiap orang tua mendapat bantuan sejak kelahiran anak mereka hingga mencapai usia 7 tahun.

Korsel mengalami krisis demografi dengan angka kelahiran nasional mencapai rekor terendah yaitu 0,72 individu per perempuan berdasarkan data pada 2023. Angka tersebut diproyeksikan masih akan turun menjadi 0,6 pada 2024. Penurunan angka kelahiran tersebut memicu kritik bahwa kebijakan pemerintah saat ini tidak efektif.

Editor: Anton Suhartono

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut