Wow! Turki Siap Gantikan Perusahaan Barat yang Hengkang dari Rusia karena Konflik Ukraina
ANTAKYA, iNews.id – Turki siap berinvestasi di berbagai bidang bisnis di Rusia setelah sejumlah perusahaan Barat meninggalkan negara bekas Uni Soviet itu karena sanksi yang dijatuhkan kepada Moskow, menyusul perang di Ukraina. Hal tersebut diungkapkan oleh seorang anggota Majelis Eksportir Turki (TIM) kepada kantor berita Sputnik, pekan ini.
Menurut dia, keluarnya sejumlah perusahaan asing dari Rusia menciptakan peluang besar bagi perusahaan Turki.
“Misalnya, IKEA memutuskan untuk menarik diri dari Rusia. Di sini, produsen furnitur rumah Turki, yang menjadi pemasok utamanya (IKEA), dapat mengisi kekosongan yang tersisa setelah kepergiannya di sektor ini,” kata anggota TIM tersebut, seperti dikutip pada Selasa (15/3/2022).
“Jika Rusia menuntut untuk memasoknya dengan berbagai produk, maka Turki akan dapat memenuhi semua yang dibutuhkan Rusia, itu akan mengisi kekosongan yang tercipta akibat penarikan perusahaan-perusahan asing,” katanya.
Laporan sejumlah media Barat menyebut perusahaan-perusahaan asing di Rusia kini berada dalam ancaman. Pada Minggu (13/3/2022), The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan bahwa para jaksa di Rusia diduga telah mengeluarkan peringatan kepada perusahaan-perusahaan Barat yang beroperasi di negara bekas Uni Soviet itu.
Para jaksa tersebut dikatakan mengancam para pemimpin perusahaan yang berani mengkritik Moskow dengan penangkapan dan penyitaan aset mereka.
WSJ, dengan mengutip sumber anonim, melaporkan bahwa Coca-Cola, McDonald's, Procter & Gamble, dan Yum Brands selaku pemilik waralaba KFC termasuk di antara beberapa perusahaan yang diduga mendapat ancaman melalui surat dan telepon oleh jaksa Rusia itu.
Pihak Rusia menyangkal berita WSJ tersebut. Kedutaan Besar Rusia di Amerika Serikat mengatakan, laporan media Barat itu adalah berita palsu.
Kedubes Rusia di AS menegaskan, ada lebih dari seribu perusahaan Amerika yang menjalankan bisnis di Rusia.
“Dan keputusan apakah mereka akan melanjutkan aktivitas kewirausahaan di negara kami sepenuhnya berada di tangan orang-orang Amerika. Begitu pula halnya dengan hak mereka untuk mengabaikan histeria ‘Rusofobia’ yang mendorong orang-orang asing bisnis menderita kerugian besar, hanya untuk mengganggu Rusia,” kata Kedubes Rusia.
Editor: Ahmad Islamy Jamil