Zelensky Sebut Rusia Tak Gunakan Nuklir sebagai Senjata, tapi Makanan dan Energi
NEW YORK, iNews.id - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia menjadikan makanan, energi, bahkan anak-anak sebagai senjata untuk memenangkan peperangan. Dia menyampaikan tuduhan itu dalam pidato di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (19/9/2023).
Zelensky mengatakan, senjata nuklir saat ini bukan yang paling menakutkan. Meski senjata nuklir masih ada, alat pemusnah massal lainnya saat ini sedang mendapat momentumnya.
“Agresor mempersenjatai banyak hal lain. Hal-hal tersebut digunakan, tidak hanya untuk melawan negara kami, tapi juga negara Anda,” kata Zelensky, dikutip dari Anadolu, Rabu (20/9/2023).
Sejak invasi Rusia, lanjut Zelensky, pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dan Laut Azov diblokir. Selain itu pelabuhan di Sungai Danube terus menjadi sasaran rudal dan drone. Pelabuhan-pelabuhan itu menjadi tempat pengiriman atau ekspor biji-bijian ke penjuru dunia.
“Ini jelas merupakan upaya Rusia untuk mempersenjatai kekurangan pangan di pasar global dengan imbalan pengakuan atas sebagian, jika tidak seluruhnya, wilayah yang direbut,” ujarnya.
Selain makanan, Zelensky juga menyebut energi sebagai bidang lain yang dijadikan senjata. Dia menuduh Rusia menggunakan minyak dan gas sebagai senjata untuk melemahkan para pemimpin negara lain.
“Sekarang ancamannya semakin besar. Rusia menjadikan energi nuklir sebagai senjata. Tidak hanya menyebarkan teknologi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir yang tidak bisa diandalkan, namun juga mengubah pembangkit listrik negara lain menjadi bom sangat kotor,” katanya.
Dia lalu beralih ke penculikan anak-anak di Ukraina. Menurut Zelensky, kelompok teroris menculik anak-anak kemudian menjadikannya sebagai alat untuk menekan keluarga dan masyarakat.
“Kami mengetahui nama puluhan ribu anak dan memiliki bukti ratusan ribu lainnya yang diculik oleh Rusia di wilayah pendudukan Ukraina dan kemudian dideportasi,” tuturnya.
Selain itu anak-anak yang diculik dan dibawa ke Rusia itu diajarkan untuk membenci Ukraina.
"Semua hubungan dengan keluarga mereka terputus. Ini jelas merupakan genosida,” ujarnya.
Zelensky juga menyinggung soal putusan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Vladimir Putin.
"Ketika kebencian dijadikan senjata terhadap satu negara, kebencian tidak akan pernah berhenti di situ. Setiap dekade, Rusia memulai perang baru," tuturnya.
Editor: Anton Suhartono