64 Koleksi Museum Bahari Terbakar, Pengelola Buka untuk Umum Jumat
JAKARTA,iNews.id – Pengelola Museum Bahari tidak ingin berlama-lama meratapi musibah kebakaran. Museum penyimpanan benda-benda sejarah kemaritiman nusantara itu rencananya kembali aktif pada Jumat 19 Januari nanti.
Kepala Museum Bahari Husni Sonizar mengatakan, dalam dua hari ini, museum akan ditutup untuk umum. Sebab, seluruh staf pengalola museum sedang melakukan pembersihan puing-puing bekas kebakaran. Museum baru akan buka setelah pembersihan bekas kebakaran selesai.
“Pembersihan di halaman dalam, puing-puing yang bisa kita sentuh dan memindahkan koleksi yang tidak kebakaran ke ruang lain. Sementara bagian yang ada police line masih kita tunggu pihak kepolisian,” kata Husni di Museum Bahari, Rabu (17/1/2018).
Menurut Husni, koleksi museum yang tidak terkena dampak kebakaran di pindah ke ruang lain. Jadi masyarakat bisa melihat leluasa melihat koleksi museum.
“Kita harapkan Bahari hari ini dan besok dibersihkan. Selanjutanya, Jumat sudah bisa menerima kunjungan. Hari ini masih ditutup, sesuai dengan arahan Pak Gubernur (Anies Baswedan) bahwa kami pengelola Museum Bahari diharapkan melakukan pembersihan secepatnya dan melakukan penutupan jangan terlalu lama,” kata Husni.
Sementara sehari pascakebakaran, tim Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Polri mendatangi lokasi kebakaran. Tim melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di beberapa ruangan yang terbakar. Proses identifikasi berjalan singkat, kurang dari setengah jam.
Saat diminta keterangan, tim labfor belum dapat memberikan keterangan. Sebab, proses identifikasi lanjutan masih akan dilakukan. Olah TKP tersebut dilakukan untuk mengumpulkan bukti-bukti kongkret penyebab terbakarnya Museum Bahari.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya (Disparbud) DKI Jakarta Tinia Budiarta mengatakan, dari data yang dia terima, terdapat 64 koleksi museum yang habis terbakar.
“Jumlah koleksi yang terbakar kemarin terhitung ada 64 koleksi, terdiri dari miniatur perahu ukurannya kecil-kecil 30 cm, ada replika perahu dengan ukuran normal, perahu nelayan, kemudian ada maket, ada alat-alat navigasi,” kata Tinia.
Selain koleksi perahu dan peralatan kemaritiman, koleksi lukisan yang menceritakan peperangan di perairan Indonesia juga turut terbakar. Saat ini, Disparbud berupaya menginventarisir koleksi-koleksi yang rusak.
“Pertama, kita menginventarisir koleksi-koleksi yang rusak, apakah itu memungkinkan dibuat replikanya lagi atau beli. Lalu, kita inventarisir berapa kerugian secara ekonomi. Sebagai aset itu akan dihitung,” katanya.
Terkait pembangunan gedung museum yang terbakar, Tinia mengatakan, masih berkoordinasi dengan kementerian. Apakah nantinya murni menggunakan APBD DKI atau bantuan kementerian.
“Ini memang musibah yang harus kita tanggung bersama. Tapi yang paling utama adalah tentu tanggung jawab kita. Karena Pemda DKI yang memanfaatkan dan merawat selama ini,” kata Tinia.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto