7 Fakta Fajri Pria Berbobot 300 Kg asal Tangerang, Meninggal usai 14 Hari Dirawat
JAKARTA, iNews.id - Fajri (27), pria berbobot 300 kg asal Tangerang, Banten menjadi perbincangan publik dalam beberapa waktu terakhir. Sempat dirawat di dua rumah sakit dan mendapatkan perawatan intensif karena obesitas, Fajri meninggal dunia hari ini, Kamis (22/6/2023).
Dia diketahui dievakuasi warga hingga pemadam kebakaran (damkar) ke rumah sakit pada 8 Juni 2023. Berarti Fajri sempat menjalani perawatan selama 2 minggu.
Proses evakuasi Fajri diketahui berjalan dramatis karena melibatkan alat berat. Selama berbulan-bulan, Fajri hanya bisa berbaring di kamarnya yang ada di lantai 2 rumahnya.
Berikut sejumlah fakta mengenai Fajri:
1. Fajri dievakuasi menggunakan forklift dan melibatkan damkar
Fajri merupakan warga Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang yang harus dievakuasi menggunakan forklift untuk melakukan pengobatan. Evakuasi pun dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang dengan dibantu oleh warga sekitar, Kamis (8/6/2023).
Kepala UPT BPBD Ciledug Mulyadi mengatakan pihaknya kesulitan untuk mengevakuasi Fajri karena akses pintu rumahnya yang sempit.
"Kita angkat juga berat enggak keangkat. Kami melakukan evakuasi dengan bongkar pintu, tapi pun tidak bisa keangkat, hingga kita menggunakan forklift lalu kita naikkan ke mobil bak dibawa ke RSUD Kota Tangerang," ucapnya.
Proses evakuasi pun berlangsung dramatis.
"Butuh waktu 2 jam, karena kita nyari alat buat bongkar pintu dan forklift," kata Mulyadi.
2. Dievakuasi karena sakit di kaki
Kepala Humas RSUD Kota Tangerang, drg Fika Khayan mengatakan Fajri saat ini dirawat intensif akibat sakit di kaki. Dia menuturkan hal itu menyebabkan Fajri kesulitan bergerak sejak 8 bulan lalu.
"Kondisi pasien obesitas yang kami terima saat jni keluhannya adalah mengalami gangguan mobilisasi, karena ada keluhan nyeri di kaki pasien itu sendiri. Sudah lebih 8 bulan terkhir ini pasien mengalami kondisi tirah baring yang artinya tidak bisa beraktivitas dan hanya bisa tiduran saja," katanya, Kamis (8/6/2023).
3. Dirujuk ke RSCM
Fajri akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Hal itu dilakukan karena RSUD Kota Tangerang memiliki keterbatasan.
"Mau dipindahkan ke Cipto (RSCM) alesannya alatnya tidak memadai di RSUD Kota," kata Ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Karang Tengah, Muhammad Thohirudin, Jumat (9/6/2023).
Selain itu, rumah sakit tersebut tidak memiliki dokter bedah digestif dan vaskular.
4. Fajri ditangani 15 dokter spesialis dan ternyata mengalami gangguan respons kenyang dan lapar
Muhammad Fajri (27), pemuda obesitas dengan berat badan 300 kg menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) usai dirujuk dari RSUD Kota Tangerang. Fajri bakal ditangani 15 dokter spesialis multidisiplin.
Dalam waktu dekat, dokter saraf akan memeriksa aliran darah ke kepala pasien, untuk menilai ada penurunan suplai darah ke otak atau tidak. Prosedur perawatan tersebut diperlukan untuk menstabilkan kondisi pasien saat ini.
"Pasien Fajri ditangani oleh tim dokter multi-disiplin keilmuan diantaranya anestesiologi dan perawatan intensif, respirologi, endokrin-metabolik, gastro-enterologi, kardiologi, ilmu penyakit dalam, bedah digestif, bedah vaskuler, urologi, neurologi, psikiatri, dermatologi venerologi, rehabilitasi medik, gizi klinik dan tim nakes lainnya," tulis keterangan RSCM, Selasa (13/6/2023).
Ternyata Fajri mengalami gangguan respons kenyang dan lapar. Hal itu diungkapkan Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr Nurul Ratna Mutu Manikam.
"Pada seseorang yang obesitas atau gemuk itu terjadi gangguan respons rasa kenyang dan lapar, jadi hormonalnya juga terganggu. Oleh karena itu mekanisme kenyangnya itu menjadi lebih berkurang," ujar Nurul.
Gangguan respons tersebut kata Nurul, didukung dengan tidak adanya mobilitas pada MF. Sehingga, tubuh MF banyak menyimpan timbunan lemak yang sangat berlebihan.
5. 10 hari setelah dirawat di RSCM, Fajri kritis
Muhammad Fajri (26), pria pengidap obesitas berbobot 300 kg asal Tangerang kini sudah seminggu lebih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat. Namun saat ini kondisinya kritis.
Kepala Bidang Layanan Kesehatan Dinkes Kota Tangerang, dr Suhendra mengatakan kondisi Fajri diketahui setelah dia beserta jajarannya menjenguk Fajri.
"Setelah kami melihat kondisinya, pasien masih dalam keadaan kritis dan belum ada perubahan yang signifikan selama satu minggu dirawat di sini," kata dia, Minggu (18/6/2023).
6. Fajri meninggal dunia, RSCM ungkap penyebab
Pria obesitas seberat 300 kilogram asal Kota Tangerang, Muhammad Fajri (27) meninggal dunia karena gagal organ multiple akibat syok septik. Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat melakukan terapi multidisiplin selama 14 perawatan.
Sub Koordinator Humas RSCM, Yani Astuti mengatakan perawatan multidisiplin itu terdiri dari dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya.
"Perawatan yang sudah dilakukan yaitu terapi antibiotik untuk infeksinya, terapi alat bantu pernapasan, jantung, ginjal, dan semua organ yang terganggu akibat gagal organ multiple akibat syok septik," katanya, Kamis, (22/6/2023).
7. Damkar kembali dilibatkan dalam pemakaman Fajri
Fajri, pria obesitas asal Tangerang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo, Tebet, Jakarta Selatan. Proses pemakaman tersebut membutuhkan alat tambahan dan bantuan delapan petugas Damkar.
Makam Fajri memiliki ukuran 4x2 meter dan kedalaman 1,8 meter.
"Kami telah mengerahkan delapan personel dari Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Pusat," kata Komandan Insiden Sistem Suku Dinas Gulkarmat Jakarta Pusat, Agus Syaban.
Jenazah Fajri diturunkan dari ambulans oleh para personel Basarnas Kantor SAR Jakarta dengan menggunakan alat bantu angkat forklift manual.
Jarak antara kantor TPU atau pintu masuk ambulans yang membawa Fajri ke liang lahat sepanjang 500 meter.Petugas menghadapi beberapa kendala selama proses pemindahan karena adanya bebatuan di jalan.
Editor: Rizal Bomantama