Anies: Penentuan Tarif MRT Jangan karena Mau Pemilu 17 April
JAKARTA, iNews.id – Gubernur Anies Rasyid Baswedan meminta para anggota DPRD DKI Jakarta untuk tidak memutuskan besaran tarif Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta hanya karena ingin meraup simpati masyarakat menjelang pemilihan umum (pemilu). Hal itu dia nyatakan karena tidak setuju dengan hasil rapat pimpinan gabungan (rapimgab) DPRD yang memutuskan tarif rata-rata MRT sebesar Rp8.500 per penumpang.
“Karena itu, jangan menentukan harga (tarif MRT) mikir 17 April (pemilu), jangan. Jangan menentukan harga mikir kepuasan hari ini. Ini menentukan harga untuk moda transportasi umum terpadu jangka panjang,” kata Anies di Jakarta, Selasa (26/3/2019).
Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan itu, penetuan harga tiket transportasi umum terpadu harus mempertimbangkan kepentingan bersama untuk jangka waktu yang panjang serta berbagai aspek lainnya. Salah satu contohnya adalah tarif Transjakarta sebesar Rp3.500 per penumpang yang tidak pernah berubah sejak 2004.
Anies berpendapat, keputusan yang diambil pemerintah kali ini bakal menentukan kebijakan hingga puluhan tahun berikutnya. “Ada asumsi namanya non-farebox revenue (penghasilan di luar penjualan tiket) dan bagaimana nanti kita mengembangkan fasilitas transportasi umum ini untuk pengembangannya membutuhkan investasi dalam jangka panjang. Karena itu, harga yang ditentukan hari ini akan menentukan harga puluhan tahun ke depan,” tuturnya.
Anies mengatakan, Pemprov DKI Jakarta bakal menyelesaikan permasalahan harga besaran tarif MRT dan LRT sebelum pengoperasian Kereta Ratangga diberlakukan secara komersial pada 1 April nanti. “Enggak, itu dewan (DPRD) sudah memutuskan kemarin. Tapi keputusannya (bersama Pemprov DKI) kan nanti, belum sekarang,” ucapnya.