Antisipasi Berebut Angpao, Dinsos DKI Sebar Tim di Sekitar Wihara
JAKARTA,iNews.id – Pemandangan yang kerap terjadi saat perayaan Hari Raya Imlek adalah maraknya warga Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) dadakan. Mereka berkumpul di depan wihara-wihara untuk meminta sedekah atau angpao.
Agar tak menggangu warga etnis Tionghoa yang sedang beribadah, Dinas Sosial DKI Jakarta menyebar anggotanya untuk memantau keberadaan PMKS dadakan. Ada lima wilayah yang dinilai menjadi titik keramaian Imlek tahun ini.
Yakni, Wihara Bio Hok Tek Tjeng Sin di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Wihara Mahavira Graha Pusat Pademangan Jakarta Utara, Wihara Lalitavistara Cilincing Jakarta Utara, Wihara Avalokitesvara Vipassana Graha yang juga berada di kawasan Jakarta Utara, hingga Wihara Dharma Bakti di kawasan Petak Sembilan Jakarta Barat.
Pengamanan bersama aparat Kepolisian, TNI, dan organisasi masyarakat seperti Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) itu dilakukan sejak malam Imlek, Kamis 15 Februari.
“Berdasarkan pantauan, sampai saat ini situasi di titik-titik tersebut masih aman dan kondusif,” kata Humas Dinsos Jakarta, Miftah, Jumat (16/2/2018).
Sementara Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial DKI Jakarta, Chaidir mengatakan, pengamanan pada perayaan Imlek tahun ini memang difokuskan untuk menjaga kondusivitas di sekitar wihara, tetapi tidak mencegah PMKS dadakan dari luar kota.
“Seperti tahun sebelum, setiap perayaan Imlek Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial jalanan sering ikut memadati wihara untuk berburu angpao. Jika tidak dikawal, dikhawatirkan akan mengganggu kekhusyukan umat yang sembahyang di wihara,” ujar dia.
Menurutnya, yang menjadi fokus penanganan dinsos, yakni memastikan agar tidak terjadi desak-desakkan yang bisa menimbulkan korban jiwa. Petugas mengedukasi warga pengejar angpao agar tidak berebut dan harus tertib.
“Kami turunkan petugas Pelayanan, Pengawasan, dan Pengendalian Sosial (P3S). Mereka di sana untuk mengantisipasi adanya PMKS jalanan yang tidak tertib hingga meminta-minta kepada warga,” kata Chaidir.
Editor: Khoiril Tri Hatnanto