Antisipasi Puncak Musim Hujan di Jakarta, Dinas Sumber Daya Air Lakukan 5 Langkah Ini
JAKARTA, iNews.id - Pemprov DKI Jakarta melakukan berbagai persiapan untuk mengantisipasi datangnya puncak musim hujan yang diprediksi terjadi pada Februari 2021. Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta telah menyiapkan lima langkah untuk mengantisipasi hal tersebut.
Sekretaris Dinas SDA DKI Jakarta, Dudi Gardesi mengatakan lima langkah yang disiapkan untuk mengantisipasi puncak musim hujan yaitu Gerebek Lumpur, Pengelolaan Air Hujan (Drainase Vertikal), Pemeliharaan Pompa, Penanganan Banjir Rob melalui NCICD, dan Pengelolaan Sistem Polder.
“Gerebek Lumpur itu berbentuk pengerukan/pengurasan, bertujuan meningkatkan kapasitas saluran, kali/sungai, dan waduk sehingga pada musim hujan daya tampungnya bisa maksimal. Pada tahun 2020, untuk waduk, jumlah yang sudah dikeruk sebanyak 23 waduk dengan volume pengerukan 446.402,9 meter persegi. Lalu, untuk pengerukan kali, total dilakukan 93 lokasi, dengan volume pengerukan 279.967,5 meter persegi. Sementara itu, saluran penghubung yang sudah dikeruk sebanyak 390 saluran, dengan volume pengerukan 121.002,6 meter persegi Itu untuk tahun 2020 ya, pada tahun-tahun sebelumnya juga sudah dilakukan pengerukan di lokasi lainnya,” kata Dudi di Jakarta, Jumat (29/1/2021).
Dudi menambahkan pembangunan drainase vertikal (sumur resapan) yang dilakukan oleh Dinas SDA DKI Jakarta telah dilakukan bekerja sama dengan unsur-unsur terkait di wilayah dan melibatkan masyarakat. Hingga 31 Desember 2020 telah tersedia 2.974 titik drainase vertikal di 777 lokasi seperti di RPTRA, Gedung Pemda, Sekolah, Taman Kota, dan Masjid.
Selain itu, untuk penanganan banjir rob melalui NCICD, Dinas SDA DKI Jakarta telah menentukan lokasi prioritas pembangunan tanggul pantai yaitu Kamal Muara, Kali Blencong, Kali Adem-Muara Angke, Pantai Muara, Sunda Kelapa, dan Tanjung Priok. Saat ini telah terbangun sepanjang 12,6 Km tanggul pantai dan akan terus dilanjutkan pembangunannya.
Sementara itu, untuk pembangunan/rehabilitasi sistem polder pada 2021-2022 lokasinya antara lain Pompa Kali Betik dan Pompa Artha Gading (Kelapa Gading, Jakarta Utara), Pompa Pulomas (Pulo Gadung, Jakarta Timur), Pompa Marunda (Cakung-Cilincing, Jakarta Timur), Pompa Tipala (Makassar, Jakarta Timur), Pompa Adhyaksa (Cipayung, Jakarta Timur), Pompa Muara Angke dan Pompa Teluk Gong (Penjaringan, Jakarta Utara), Pompa Mangga Dua (Pademangan, Jakarta Utara) serta Pompa Green Garden (Kembangan-Kedoya, Jakarta Barat).
“Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta juga telah menyiapkan 487 pompa stationer di 178 lokasi, 175 pompa mobile di lima wilayah, 257 alat berat, 465 dump truck, 36 pintu air, dan 8.101 personel (Pasukan Biru),” tutur Dudi.
Seperti diketahui, wilayah DKI Jakarta dialiri 13 sungai dari hulu dan sebagian besar daratan utara Jakarta berada di bawah muka air laut (rob). Selain itu, Jakarta juga mengalami penurunan tanah per tahun (land subsidence) dan perubahan tata guna lahan dengan populasi yang bertambah, pembangunan yang pesat, dan run off yang meningkat, sehingga daerah resapan semakin berkurang. Kondisi tersebut menyebabkan Jakarta menjadi langganan banjir setiap musim hujan.
Editor: Rizal Bomantama