Batan Ambil Sampel Pohon Terpapar Zat Radioaktif di Perumahan Batan Indah
TANGSEL, iNews.id - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengambil sampel tanaman yang tumbuh di atas area terpapar zat radioaktif di Perumahan Batan Indah, Kec. Setu, Tangsel, Senin, 2 Maret 2020. Pengambilan sampel itu untuk meneliti dampak kontaminasi terhadap tumbuhan.
Kepala Bidang Radioekologi, Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Untara mengatakan, pengambilan sampel pepohonan ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat kontaminasi pepohonan yang tumbuh di atas area terpapar zat radioaktif.
"Untuk meneliti kontaminasi terhadap pepohonan, kita telah mengambil sampel berupa daun dan buah dari beberapa pohon di lahan yang terkontaminasi," ujarnya dalam keterangan tertulis.
Untara menuturkan, Batan perlu mengambil sampel berupa kulit pohon yang berjenis tanaman keras untuk melengkapi data yang sudah ada dan menentukan sejauh mana pohon-pohon tersebut terkontaminasi.
Pengambilan sampel kulit pohon telah dilakukan di delapan jenis pohon yang mempunyai akar dengan jangkauan yang jauh.
Adapun mekanisme analisis terhadap sampel pepohonan ini hampir sama perlakuannya dengan analisis terhadap tanah hasil coring, yang membedakan yaitu cara penyiapan sampelnya. Pada prinsipnya sampel diukur dengan perangkat spektrometer gamma untuk mengetahui kandungan Cs-137.
Untara menargetkan hasil analisis terhadap sampel dapat diketahui tiga hari ke depan. "Kita butuh waktu untuk mendapatkan hasil dari analisis sampel yang ada. Kira-kira tiga hari ke depan hasilnya sudah ada dan dapat dilakukan tindakan selanjutnya," tuturnya.
Kepala Biro Hukum, Humas dan Kerja Sama Heru Umbara mengatakan, hasil analisis terhadap sampel pepohonan akan dijadikan rujukan untuk mengambil langkah selanjutnya. Apabila pepohonan tersebut dinyatakan terkontaminasi maka akan dilakukan penebangan dan mengirimkannya ke tempat penyimpanan limbah radioaktif di Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR).
Heru memaparkan, setelah dilakukan pengerukan sedalam 40 sentimeter (cm), mengalami penurunan yang significant. "Setelah pengerukan tanah dan dilakukan pengukuran, menunjukkan hasil yang menggembirakan di mana hasil pengukuran untuk 1 meter di atas permukaan menunjukkan angka 0,7 hingga 1,1 mikrosievert/jam," ujarnya.
Melihat perkembangan yang baik ini, Heru berharap kegiatan clean up akan segera selesai dan lahan yang semula terpapar zat radioaktif kembali normal.
Editor: Djibril Muhammad