Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Momen Bocah Korban Banjir Sumut Panggil Prabowo Pak Gemoy, Dibalas Pelukan Hangat
Advertisement . Scroll to see content

Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel Meninggal, RS Minta Maaf

Selasa, 03 Oktober 2023 - 19:33:00 WIB
Bocah Didiagnosis Mati Batang Otak usai Operasi Amandel Meninggal, RS Minta Maaf
Manajemen RS Kartika Husada Bekasi meminta maaf atas peristiwa meninggalnya bocah tujuh tahun yang didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel. (Foto: Ade Suhardi)
Advertisement . Scroll to see content

BEKASI, iNews.id - Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Bekasi angkat suara terkait meninggalnya bocah berinisial BA (7) usai didiagnosis mengalami mati batang otak setelah menjalani operasi amandel. Pihak RS meminta maaf atas peristiwa tersebut.

"Dari hati yang paling dalam kami mohon dimaafkan segala kekecewaan, selama dilakukan pengobatan dan lainnya, Insya Allah sejak awal tindakan dan juga perawatan, pengobatan dari hari dan menit pertama tim medis sangat berupaya memberikan yang terbaik," ujar Komisaris RS Kartika Husada, dr Nidya Kartika Y saat konferensi pers di Bekasi, Selasa (3/10/2023).

Dia memastikan RS Kartika Husada sudah menjalankan SOP dan tidak ada tindakan malpraktik selama proses pengobatan maupun perawatan terhadap BA.

"Insya Allah semua tindakan sudah sesuai SOP, kami pastikan tidak menelantarkan pasien selama perawatan, bahkan pasca yang bersangkutan mengalami fase kritis," kata Nidya.

Bahkan, kata dia, pihaknya sudah berupaya merujuk pasien ke RS lain untuk mendapatkan penanganan optimal. Selain itu, tim medis juga sempat berinisiatif untuk mendatangkan konsultan sebagai langkah lanjut penanganan.

Kendati demikian, Nidya mengakui sempat ada miskomunikasi dengan pihak keluarga terkait permintaan resume medis.

"Memang ada kendala dalam berkomunikasi yang menyebabkan kesalahpahaman, yaitu meminta resume medis, bukan meminta rekam medis yang bertujuan agar bisa bersama-sama mencari rujukan RS, yang lebih baik dari segi tim, sarana prasarana untuk menunjang adik BA, hal ini saya baru tahu pada Jumat, minggu lalu setelah bertemu pihak keluarga," ujarnya.

Dia mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak dinas kesehatan untuk memfasilitasi pengobatan BA. Sayangnya, kondisi pasien sudah tidak merespons, hingga dinyatakan meninggal dengan kondisi mati batang otak.

Sebelumnya, pihak RS juga mencari rujukan untuk pasien sampai lebih ke 80 rumah sakit di Jabodetabek. Akan tetapi, hasilnya nihil dan tidak ada satu pun RS yang ingin menampung pasien bocah tersebut.

Bersamaan dengan itu, pihak RS tidak bisa melakukan prosedur lebih lanjut karena keterbatasan sarana dan prasarana sebagai rumah sakit tipe C. 

"Jadi pada awalnya yang ada itu hanya ibu pasien, ayah pasien sedang di luar negeri, memang dari awal diminta untuk segera dipindahkan tapi kondisi anak tidak memungkinkan untuk dipindahkan, tidak memberi respons, segala risiko sudah diberitahu, namanya kondisi anak sudah seperti itu, tapi ibunya pengen tetap berusaha," tuturnya.

"Dari kami oke, misal hanya menyediakan fasilitas untuk pemindahan misalnya membawa ambulans yang sesuai, ada ventilator dan sebagainya, lalu mencari rujukan, tapi kondisi anak tidak memungkinkan, jika itu dipaksa siapa yang menanggung? Dari hari pertama sampai hari ketiga setelah operasi masih kejang berulang, dan memang kondisinya tidak memungkinkan untuk dibawa," ujar dia.

Editor: Rizky Agustian

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut