Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Topan Fungwong Mengamuk di Filipina, Jutaan Orang Dievakuasi
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Banjir Jakarta Zaman Kolonial, Ibu Kota Sempat akan Pindah ke Bandung

Minggu, 07 Juli 2024 - 04:04:00 WIB
Cerita Banjir Jakarta Zaman Kolonial, Ibu Kota Sempat akan Pindah ke Bandung
Catatan sejarah menyebutkan Jakarta telah lama kesulitan menangani banjir sejak zaman kolonial Belanda (Foto: Kota Tua/Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejarah banjir besar di Jakarta masa kolonial dimulai sejak awal abad ke-17, ketika Jan Pieterszoon Coen mendirikan Kota Batavia. Sejak lama, Jakarta sudah sering direndam banjir hingga ibu kota Hindia Belanda sempat akan dipindah ke Bandung.

Pada masa itu, Coen membangun beberapa kanal dan sodetan Kali Ciliwung untuk mengatasi banjir yang melanda Batavia.

Namun upaya ini tidak membuahkan hasil yang signifikan. Pada tahun 1600-an, banjir besar terjadi lagi ketika Coen menjabat sebagai Gubernur Jenderal VOC. 

Pada masa ini, Coen juga membangun beberapa kanal dan sodetan Kali Ciliwung untuk mengatasi banjir, tetapi hasilnya tidak memuaskan.

Pada tahun 1621, banjir besar kembali terjadi di Batavia, dan pada tahun 1654, banjir besar lainnya melanda kota tersebut. Pada tahun 1873, banjir besar terjadi lagi, dan pada tahun 1918, banjir besar terjadi ketika pemerintahan Gubernur Jenderal VOC Johan Paul van Limburg Stirum. Dua tahun kemudian, Stirum mencanangkan Kanal Banjir Barat, yang dimulai dari Pintu Air Manggarai hingga Muara Angke. Ketinggian air mencapai 1,5 meter di beberapa titik.

Melansir dari situs Indonesia Baik milik Kementerian Kominfo, Sabtu (6/7/2024), Belanda membentuk Department van Burgerlijke Penbare Werken (BOW) tahun 1918 dan kemudian diserahkan kepada Gemeentewerken pada 1933. Pembangunan Kanal Banjir Barat dan Kanal Banjir Timur dilakukan untuk mengatasi banjir, tetapi masalah banjir di Jakarta tetap berlanjut.

Iwan Hernawan dalam jurnalnya berjudul 'Bencana di Batavia dan Pemindahan Pusat Pemerintahan pada Masa Kolonial Belanda', menyebutkan Batavia akan dipindah ke Bandung karena wabah banjir yang juga menyebabkan kolera pada awal abad 20.

Iwan mengutip laporan  HF  Tillema  tentang kota-kota pantai di Pulau Jawa, termasuk Batavia yang udaranya panas dan tidak sehat karena mudah terjangkit penyakit.  

Tillema mengusulkan kepada Gubernur Jenderal JP Graaf van Limburg Stirum (1916-1921), agar ibu kota Pemerintahan Hindia Belanda dipindahkan ke Bandung yang udaranya sejuk. 

Sejumlah fasilitas militer hingga infrastuktur jalan dan kereta api sudah dibangun untuk mendukung upaya itu. 

Pemindahan terakhir dilakukan pada Maret 1942. Namun, Belanda mendapat tekanan oleh Jepang. Upaya pemindahan itu akhirnya gagal karena Belanda terus ditekan Jepang dan Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 1945.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut