Cerita Dokter Qory Hamil 6 Bulan Kabur dari Rumah gegara KDRT Suami
BOGOR, iNews.id - Kondisi dokter Qory yang menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya Willy Sulistio perlahan mulai stabil. Saat ini, perempuan yang hamil 6 bulan ini masih dalam pengawasan polisi dan Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bogor.
"Alhamdulillah kondisinya sudah stabil walaupun belum 100 persen. Karena masih belum seimbang dan bersyukur hari ini bisa ketemu dengan keluarga besarnya, putranya," kata Pengurus P2TP2A Kabupaten Bogor Saryuni, Jumat (17/11/2023).
Menurut dia, sejauh ini dokter Qory belum dipertemukan dengan suaminya yang sudah ditetapkan tersangka oleh polisi. Karena, dokter Qory masih menutup diri untuk berkomunikasi dengan siapa pun.
"Tidak (dipertemukan), karena untuk bertemu keluarga saja harus izin. Mbak Qory juga menutup komunikasi dengan siapapun. Psikisnya linglung sih sudah tidak, cuma sangat menjaga diri karena trauma yang cukup berat kemarin itu," katanya.
Adapun luka fisik yang dialami oleh dokter Qory atas kekerasan oleh suaminya yaitu luka pada bagian kepala, paha dan punggung. Dokter Qory juga masih merasakan pusing pada kepalanya.
"(Luka) ada di kepala, paha sama punggung. Kepalanya juga masih sering pusing," jelasnya.
Saryuni pun menceritakan ketika awal dokter Qory mendatangi kantor P2TP2A pada Senin 13 November 2023. Ketika itu, dokter Qory datang sendiri berjalan kaki.
"Dia datang tanpa membawa apapun. Kita langsung melindunginya, dia bilang takut saja ama suaminya," terangnya.
Kepada petugas, dokter Qory mengaku sengaja langsung datang ke P2TP2A usai pergi dari rumahnya. Awalnya, dokter Qory enggan membawa kasus ini ke polisi karena sayang suaminya.
"Sebagai pendamping itu awalnya sudah kita ajak ke sini (lapor), cuma dia nggak mau karena sangat sayang sama suaminya, dia nggak mau suaminya sampai kena. Semalem aja sebenernya dia juga masih belum mau. Nah tadi pagi LKSA kami mengajak ngaji saya berdoa dengan anak yatim dan akhirnya dokter Qory terbuka dan mau ke kantor polisi," tuturnya.
Dari situlah, P2TP2A langsung berkoordinasi dengan Polres Bogor untuk melaporkan kekerasan yang dialaminya. Kasus ini pun sudah diserahkan kepada Polres Bogor untuk ditindaklajuti.
"Kandungan Alhamdulillah aman karena ada psikolog yang mendampingi ya dari Psikolog udah, pihak hukum udah. Kelanjutannya menurut dia mau tinggal di Unit PPA Polres Bogor. Anaknya mau dibawa ke sini semua," tutupnya.
Editor: Faieq Hidayat