Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : PBB Nobatkan Jakarta sebagai Ibu Kota Terpadat di Dunia 2025
Advertisement . Scroll to see content

Cerita Pilu Anak di Cilincing Meninggal karena Gagal Ginjal, Muntah-Muntah usai Minum Obat Sirop

Rabu, 26 Oktober 2022 - 19:23:00 WIB
Cerita Pilu Anak di Cilincing Meninggal karena Gagal Ginjal, Muntah-Muntah usai Minum Obat Sirop
Hasan Basri yang tinggal di Cilincing, Jakarta Utara menceritakan detik-detik anaknya meninggal akibat gagal ginajl akut. (Foto: MPI/Yohannes Tobing)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kasus gagal ginjal akut menjadi trauma tersendiri bagi banyak orang tua yang anaknya meninggal akibat penyakit tersebut. Tak terkecuali bagi seorang ayah bernama Hasan Basri yang tinggal di Cilincing, Jakarta Utara.

Hasan bercerita anaknya terlebih dahulu mengalami panas yang cukup tinggi pada 20 September 2022. Dirinya pun berinisiatif untuk membeli obat penurun panas dari warung. 

"Pas sakit panas kita kasih obat warung dulu. Terus enggak ada perkembangan kita bawa ke klinik dompet dhuafa (DD). Terus dikasih obat anak kecil kan sirop cair, ada tiga macam kalau nggak salah," kata Hasan saat ditemui Rabu (26/10/2022).

Setelah mendapat penanganan selama tiga hari, Putrinya yang bernama Fatimah Az-Zahra (6) rupanya tidak mengalami perkembangan yang diharapkan. Bahkan kondisinya menjadi semakin parah dengan timbul muntah. 

"Jadi dia tiap kali minum itu muntah, selama sakit muntah terus. Enggak ada yang bisa masuk perut makanan jadi dimuntahin terus. Kita baru berobat lagi ke dokter robilah praktek umum," ucapnya. 

"Tapi sama, enggak ada perubahan juga setelah satu minggu. Selasa depannya kita bawa ke RSUD Cilincing. RSUD Cilincing masuk UGD rawat inap cuma waktu itu dugaannya usus buntu Pak," ujarnya. 

Mendapat diagnosis tersebut, Fatimah kemudian langsung menjalani operasi usus buntu. Namun setelah dilakukan tindakan, tim dokter menyatakan usus buntu yang ditemukan tidak terlalu parah hanya saja ada peradangan.

"Peradangan sedikit katanya cuma tetap harus diangkat kata dokternya begitu. Cuma dia menemukan kelainan setelah operasi ada cairan seperti itu saya enggak ngerti. Cuma cairan urinenya enggak ada, enggak bisa keluar jadi setelah operasi sorenya langsung masuk ICU," tutur Hasan. 

Selama di ruang ICU tepatnya hari Sabtu, Hasan menuturkan putrinya sudah tidak sadarkan diri. Bahkan disebut kondisi anak bungsu dari dua bersaudara tersebut semakin memburuk sampai kehilangan kesadaran.

Melihat kondisinya semakin memburuk, Fatimah kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Namun karena kondisi penuh akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo.

"Di Pasar Rebo langsung dicek dan langsung masuk ruang ICU anak. Sampai hari Senin itu udah enggak ada meninggal pada hari Senin 3 Oktober 2022 pada saat Asar," ucapnya.

Hasan mengatakan putrinya meninggal karena gagal ginjal. Saat di RSUD Cilincing, dokter sudah menyebutkan ada kendala di ginjal putrinya dan harus dilakukan cuci darah.

"Ya kalau kita mah kalau cuci darah tahunya kan itu pasti gagal ginjal. Tapi dia enggak konfirmasi langsung ini gagal ginjal gitu. Mungkin karena dia jaga perasaan saja ke kita ya sudah gitu aja terus kita dirujuk," katanya. 

Hasan menuturkan jika dirinya tidak menyangka kasus yang dialami putrinya dua minggu silam menjadi seramai kondisi yang terjadi saat ini. Dirinya terheran mengapa anak kecil bisa terkena gagal ginjal. 

"Kalau kita sih sebenarnya qodarullah ya, semuanya jadi enggak lepas dari takdir Allah gitu. Dari penyakit seperti ini waktu itu memang belum ramai jadi kita ya ikhlas aja gitu enggak pernah cari tahu dari mana gitu," Tuturnya. 

Melihat pemberitaan sekaligus kondisi yang terjadi saat ini, Hasan berharap ada tindak lanjut cepat yang dilakukan pihak rumah sakit dan juga pemerintah dalam hal ini Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM). 

"Ke depannya sih harapannya dari pihak rumah sakit dan BPOM lebih teliti lagi saja, karena ini kan anak kecil gitu anak kecil kan masa depannya masih panjang saja lebih teliti aja gitu itu harapannya," ucapnya.

Sementara itu, Dokter Umum Klinik Dompet Dhuafa (DD) Rorotan dr Ridho Andriansyah mengatakan pihaknya menangani pasien atas nama F (Fatimah) (6) dengan kondisi adanya keluhan tenggorokan. 

"Untuk kasus satunya atas inisial F juga, usia 6 tahun. Dia datang dengan keluhan sakit tenggorokan, faringitis pada tanggal 21 September 2022," kata Ridho. 

Menurut Ridho, pihaknya tidak terlalu mengetahui pasien F telah meninggal karena gagal ginjal. Namun kondisi ini didapatkan langsung dari pihak kepolisian. 

"Kalau untuk kondisi, saya pun baru mendapat info bahwa pasien ini diinfokan dua hari yang lalu oleh pihak Polres, bahwa pasien tersebut meninggal di rumah sakit," ucapnya. 

Ridho menambahkan terkait penanganan  gagal ginjal akut yang terjadi saat ini menjadi sebuah persoalan kompleks untuk diidentifikasi. Dia menyebut banyak pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan. 

"Seperti pemeriksaan darah, urine, dan semacamnya. Kita tidak bisa melakukan proses tersebut di klinik maupun di Puskesmas. Yang paling memungkinkan  pemeriksaan darah untuk mengonfirmasi  infectious-nya," ucapnya. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah temuan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Indonesia mencapai 255 orang per Senin (24/10/2022). Ratusan kasus itu teridentifikasi di 26 provinsi Indonesia.

Editor: Rizal Bomantama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut