Dengan Suara Bergetar, Kakak Radhar Panca Dahana Bacakan Puisi Sang Adik di Pemakaman
JAKARTA, iNews.id - Sastrawan Radhar Panca Dahana dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Jumat (23/4/2021) siang. Tokoh teater itu meninggal dunia di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat pada Kamis (22/4/2021).
Suasana duka menyelimuti keluarga saat jenazah dimasukkan ke tempat peristirahatan terakhir. Anak almarhum, Cahaya Prima melantunkan azan untuk ayahanda tercinta disusul penebaran bunga oleh keluarga sebagai tanda penghormatan dan perpisahan terakhir kalinya.
Proses pemakaman tersebut diakhiri dengan pembacaan puisi karya Radhar Panca Dahana oleh sang kakak, Radhar Tribaskoro. Dengan suara bergetar, kakak almarhum Radhar Panca Dahana membacakan puisi.
Puisi tersebut bercerita tentang orang-orang yang berpetualang dan mencari impian hidupnya namun pada akhirnya harus kembali pulang. Puisi itu diberi judul Pulang yang ditulis almarhum tahun 1987.
Radhar Panca Dahana merupakan presiden Federasi Teater Indonesia. Radhan merupakan budayawan dan sastrawan yang dikenal dalam sastranya berbentuk esai, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah surat kabar di Indonesia.
Berikut bait-bait lengkap puisi Pulang karya almarhum Radhar Panca Dahana yang dibacakan sang kakak di pemakaman:
PULANG
Hujan sedari tadi belum berhenti
Kenapa merpati terbang sendiri
Kuyup basah tidak perduli
Sudah berapa pagi,
Tak mau juga ia menepi.
Apa yang kau cari?
Kabar kekasihkah menyertai
Atau sekedar ingin kembali?
Tahukah kamu, di sini
Seumur hujan ia menanti.
Editor: Rizal Bomantama