Diberi Tasbih oleh Kiai di Jatim, Pria Ini Nangis Dengar Azan lalu Jadi Mualaf
JAKARTA, iNews.id – Lembaran baru dibuka dalam kehidupan JH. Bos sebuah perusahaan pembiayaan itu memutuskan masuk Islam atau menjadi mualaf. Seiring keputusannya, dia juga memutuskan untuk sunat alias khitan.
JH khitan di usia 47 tahun. Proses ini terjadi di Mapolres Metro, Jakarta Utara, Selasa (9/3/2021). Bukan tanpa sebab khitanan berlangsung di kantor polisi lantaran status JH yang seorang tersangka kasus tindak pidana.
Untuk memulai proses itu, JH mula-mula dikeluarkan dari sel tahanan. Dia lantas menuju salah satu ruangan mapolres dengan didampingi sejumlah anggota polisi.
Di ruangan tersebut, JH dihampiri Wakapolres Jakarta Utara AKBP Nasriadi. Nasriadi menanyakan kesiapan JH.
"Betul kamu siap disunat?" tanya Nasriadi kepada JH.
"Siap Pak," jawab JH.
"Keluarga tahu kamu sudah disunat? Lalu apa reaksinya dan kenapa mereka dukung yang kamu mau lakukan?" tanya Nasriadi.
"Keluarga sudah tahu. Pernyataan sudah saya bikin Ndan. Sebelum saya di sini (menjadi tahanan), memang saya sudah mendapat pencerahan. Memang saya punya keinginan masuk Islam," ucapnya, mantap.
JH menuturkan, sebelum memutuskan menjadi mualaf, dia sempat belajar Islam dari Youtube. Tekadnya semakin bulat karena tiap hari mendengar azan.
"Saat di sini, saya mendengar kumandang azan dan melihat dengan mata secara dekat, dari tahanan, bagaimana cara orang salat berjamaah. Saya tergerak hati sampai menangis di pojokan," tutur JH.
"Teman-teman bertanya, apa saya sakit? Tidak (kata saya). Saya bilang hati saya terenyuh menyaksikan secara langsung begitu besarnya makna tatanan salat dan saya akan menjadi seorang muslim," kata dia.
Berawal dari Tasbih
Kasat Tahanan dan Barang Bukti Polres Metro Jakarta Utara Kompol Sutikno menuturkan, JH pernah bercerita rencananya masuk Islam sudah muncul beberapa waktu lalu. Awal mulanya JH mendapatkan tasbih dan sorban dari seorang kiai di Jawa Timur.
Sejak pemberian itu dia merasa seolah mendapatkan hidayah. Sejah itu dia terus memikirkan dan mulai mencoba mengenal Islam.
"Ini sudah lama, dia (seperti) mendapat mukjizat. Saat teman-temannya (tahanan lain) lagi salat, dia merenung. Dia lalu sadar pernah mendapatkan tasbih dan serban dari kiai di Jawa Timur," kata Sutikno.
Editor: Zen Teguh