Epidemiolog Prediksi Puncak Covid-19 di DKI Jakarta Akhir Oktober 2020
JAKARTA, iNews.id - Kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19) di DKI Jakarta terus bertambah. Data Senin, 21 September 2020, kasus positif bertambah 1.352 menjadi 63.318 orang.
Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman memprediksi puncak Covid-19 di Ibu Kota akan terjadi pada akhir Oktober 2020. Prediksi itu hanya berlaku untuk DKI Jakarta dan bukan Indonesia.
"Untuk Jakarta ya (hingga akhir Oktober). Bukan Indonesia. Kalau untuk Indonesia belum bisa diprediksi. Indonesia itu negara kepulauan. Punya kurva pandemi yang berbeda. Saat ini yang aktif ada di Pulau Jawa yang menjadi epicentrumnya ada di Jakarta dan sekitarnya," katanya, Selasa (22/9/2020).
Masa rawan kasus Covid-19 di Ibu Kota, Dicky memperkirakan akan berlangsung hingga pertengahan Oktober. Sementara, pandemi Covid-19 di Tanah Air diperkirakan masih berlangsung lama karena setiap daerah memiliki kualitas yang berbeda-beda dalam pengendalian wabah corona.
"Wilayah Indonesia ini belum dalam posisi setara kualitas pengendalian pandeminya. Potensi adanya impor. Misalnya Jakarta terkendali di November akhir Oktober tapi ketika ada daerah lain kasus impor masuk Jakarta bebas dan tidak terdeteksi itu jadi kasus kebakaran lagi," tuturnya.
Dicky menganalogikan pandemi corona ini seperti kebakaran padang rumput. Untuk mencegah kebakaran meluas, dia menyarankan, pemerintah perlu membakar setiap pinggiran ilalang atau rumput di seliling kebakarannya agar api tak meluas.
"Selama penduduk Indonesia belum 70 persen belum memiliki kekebalan. Kebakaran kan kayak gitu, memahami wabah itu seperti kebakaran itu," ujarnya.
Membakar pinggiran padang rumput tersebut, menurut Dicky, seperti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). "Jadi yang diproteksi itu ya pengetatan perbatasan. Jadi kalau diperbatasan (tidak diperketat) orang masuk ya kebakaran terus," ujarnya.
Dicky mencontohkan kebijakan di Brisbane, Australia tempat tinggalnya saat ini. Di sana, dia mengungkapkan, negara bagian Australia itu melakukan pembatasan setiap orang yang ingin masuk ke kota dengan karantina selama 14 hari.
"Orang dikarantina dulu dua Minggu karena kalau tidak begitu kapan beresnya pandemi ini. Ya sekarang mulai terkendali," katanya.
Editor: Djibril Muhammad