Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Mahasiswi Universitas Pakuan Jatuh dari Lantai 3, Begini Kondisinya
Advertisement . Scroll to see content

Harga Beras Meroket, Pedagang di Bogor Menjerit: Pembeli Jauh Berkurang

Sabtu, 17 Februari 2024 - 15:52:00 WIB
Harga Beras Meroket, Pedagang di Bogor Menjerit: Pembeli Jauh Berkurang
Pedagang beras di Bogor terdampak akibat kenaikan harga beras (Foto: Putra Ramadhani)
Advertisement . Scroll to see content

BOGOR, iNews.id – Harga beras di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Bogor, Jawa Barat, mengalami kenaikan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Kenaikan ini membuat para pedagang di Pasar Jambu Dua, Bogor, menjerit karena pembeli yang jauh berkurang.

Yudi, karyawan salah satu agen beras di Pasar Jambu Dua, mengatakan bahwa harga beras di tokonya sudah naik sejak tiga bulan terakhir. Kenaikan ini terjadi secara perlahan hingga mencapai Rp15.000 per liter untuk beras dengan kualitas medium.

“Kenaikannya bisa mencapai 30 persen. Mungkin dari 3 bulan lalu, sejak kemarau panjang, naik terus,” kata Yudi, Sabtu (17/2/2024).

Harga beras dengan kualitas terendah di tokonya pun kini mencapai Rp13.000 per liter. Sebelumnya, masih ada beras yang dijual dengan harga Rp8.500- Rp9.000 per liter.

“Di bawah Rp13.000 gak ada,” ujar Yudi.

Melonjaknya harga beras ini membuat Yudi dan para pedagang lainnya terpaksa mengurangi stok beras di tokonya. Biasanya, dalam sepekan, Yudi bisa menjual sekitar 10 ton beras. Namun, saat ini, dia hanya berani menyetok 1 ton beras saja.

“Kalau stok, kita sekarang gak stok banyak-banyak karena dengan harga kenaikan ini butuh penambahan modal jadi kita kurangi stok,” kata Rudi, karyawan agen beras lainnya.

Meskipun jumlah pembeli tidak berkurang secara signifikan, daya beli masyarakat menurun drastis akibat kenaikan harga beras ini.

“Kalau secara orang gak berkurang, tapi daya beli berkurang,” tutur Rudi.

Baik Yudi maupun Rudi mengaku tidak mengetahui pasti penyebab dari kenaikan harga beras ini. Terlebih, kenaikan ini terjadi menjelang bulan suci Ramadhan, di mana harga kebutuhan pokok biasanya naik.

“Kita gak tau nih nanti bulan puasa harga masih segini atau turun atau lebih mahal lagi kita gak tahu,” kata Rudi.

Para pedagang berharap pemerintah dapat mencari solusi untuk mengatasi kenaikan harga beras ini. Pasalnya, harga beras yang naik biasanya sulit untuk kembali turun ke harga semula.

“Ya kita berharap pemerintah bisa kasih solusi lah, jadi gak cuma bantuan bansos Bulog itu kalau bisa solusi harga. Karena bansos sekali sebulan, sedangkan orang makan tiap hari,” kata Yudi.

Sementara itu, salah satu ibu rumah tangga, Karin (31), mengaku resah dengan kenaikan harga beras ini. Dirinya terpaksa mengurangi jatah pembelian beras untuk menyesuaikan dengan anggaran belanja.

“Iya sekarang harga beras naik, mau gak mau tapi harus tetap beli juga kan. Jadi paling saya kurangi aja, misal sehari 2 liter, sekarang dikurangi,” tutur Karin.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut