Hati-hati! 162 Pohon di Jalan Kota Bogor Rawan Tumbang
BOGOR, iNews.id - Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor mencatat ada 162 pohon yang berstatus rawan tumbang. Pohon tersebut tersebar di beberapa jalan Kota Bogor.
Menurut Irfan, data tersebut diperoleh berdasarkan dari pendataan Kartu Tanda Pohon (KTP) Pohon pada November 2021. Dari 162 pohon yang berstatus rawan tumbang, 135 di antaranya sudah masuk kategori ekstrem dan 27 pohon lainnya berstatus risiko tinggi.
"135 pohon ber-KTP merah dan 27 pohon ber-KTP cokelat," kata Kepala Bidang Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Disperumkim Kota Bogor Irfan Zacky dalam keterangannya, Sabtu (17/9/2022).
Sedangkan, 190 pohon di Kota Bogor memiliki status kuning dan 629 pohon lainnya berstatus hijau atau dalam kategori aman.
"Sampai 2021 kita masih ada pendataan. Tapi, masih menunggu keputusan dari BRIN. Insya Allah tahun ini kita akan tambah lagi 250 (KTP) pohon," tutur dia.
Irfan menjelaskan, pihaknya terus melakukan perawatan pohon, sebagai antisipasi pohon tumbang, khususnya di musim hujan. Setiap hari, pihaknya juga melakukan perawatan secara masif pada pohon-pohon di Kota Bogor.
"Perawatan kita masih setiap hari kita intervensi terus. Sekarang itu program kita tiap hari tidak hanya 1-2 pohon 1 jalur itu, tapi kita buat masif," ucap dia.
Ketinggian pohon di Kota Bogor juga diatur agar tidak melebihi Penerangan Jalan Umum (PJU). Sehingga, banyak pohon yang harus dipotong atau pangkas untuk dikurangi ketinggiannya.
"Itu masih tidak terlalu besar lah. Tapi kalau yang sudah tua, sudah besar, keterbatasan alat juga kami agak susah menurunkan," ujarnya.
Perawatan dilakukan di seluruh jalan yang ada di Kota Bogor termasuk jalan kecil. Sesuai SK Wali Kota, Disperumkim harus mengintervensi 416 jalan yang memiliki pohon termasuk juga jalan protokol.
"Sekarang itu kami melibatkan nasional dan provinsi untuk mengintervensi Jalan Pajajaran, itu kan asetnya pemerintah pusat. Kami meminta pihak jalan nasional untuk ikut juga merawat pohonnya. Kalau di Jalan Pajajaran kami lihat sih masih proses," tutupnya.
Editor: Puti Aini Yasmin