Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Hari Ini Guncang Banten, Cek Pusat dan Magnitudonya!
Advertisement . Scroll to see content

Hujan Lebat Guyur Jabodetabek saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG

Senin, 08 Juli 2024 - 16:09:00 WIB
Hujan Lebat Guyur Jabodetabek saat Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
Jabodetabek diguyur hujan deras saat musim kemarau. (Foto MPI).
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Hujan lebat mengguyur Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) sepekan terakhir saat musim kemarau. BMKG melaporkan intensitas curah hujan berkurang.

"Nah ini yang harus kita jelaskan kenapa seperti itu di musim kemarau yang harusnya curah hujannya kurang dari 50 mm dalam 10 hari, kenapa terjadi hujan lebat," kata Kepala BMKG Dwikorita mengawali Konferensi Pers: Hujan Lebat di Musim Kemarau, Senin (8/7/2024).

Dwikorita mengatakan bahwa wilayah Indonesia memiliki iklim utamanya yang dipengaruhi oleh Monsun, angin dari dua benua yakni Asia dan Australia. Hal ini yang menjadi penyebab bahwa musim kemarau terjadi selama beberapa bulan di Indonesia.

“Katakanlah bisa ada yang 4 bulan kemarau terus ya sampai 6 bulan, bahkan ada yang sampai 9 bulan. Jadi selama berbulan-bulan. Demikian juga musim hujan bisa terjadi selama beberapa bulan dari katakanlah 4 bulan sampai 6 bulan bahkan bisa lebih,” katanya.  

Namun, kata Dwikorita, karena wilayah Indonesia berada di antara dua Samudra, maka mempengaruhi musim di Indonesia. Terutama bersumber dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. 

“Misalnya La Nina, La Nina itu fenomena yang dipengaruhi oleh adanya suhu muka laut ya, mengakibatkan suhu muka laut yang ada di Samudra Pasifik ya, di Samudra Pasifik yang mengakibatkan atau berdampak pada wilayah Indonesia dengan meningkatnya curah hujan seperti yang terjadi di tahun 2020, 2021, dan 2022,” ujarnya.

Sebaliknya, kata Dwikorita, bisa juga musim kemarau tapi kemaraunya sangat kering dan berkepanjangan seperti tahun lalu. Hal ini dipengaruhi oleh El Nino, ada perbedaan suhu muka air laut di wilayah Samudra Pasifik terhadap wilayah suhu muka air laut di perairan Indonesia.

“Sehingga berdampak terjadinya kekeringan yang berkepanjangan. Demikian juga Samudra Hindia juga bisa mengakibatkan Indian Ocean Dipole (IOD) juga suhu muka air laut yang ada di Samudra Hindia, bisa berdampak mengakibatkan wilayah Indonesia menjadi lebih kering dari rata-rata klimatologinya, sehingga curah hujannya menjadi meningkat sama, bisa,” katanya.

Editor: Faieq Hidayat

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut