JAKARTA, iNews.id - KAI Commuter merekayasa operasional kereta rel listrik rute Rangkasbitung-Tanah Abang, Kamis (28/8/2025). Rekayasa pola operasi dilakukan imbas demo yang berlangsung di sekitar Gedung DPR, Jakarta.
Lewat unggahan akun X @CommuterLine, KAI Commuter mengumumkan KRL relasi Rangkasbitung, Parung Panjang, dan Serpong tujuan Tanah Abang hanya sampai Stasiun Kebayoran dan Palmerah.
Apakah Wali Kota Muslim Pertama New York City Zohran Mamdani Pro-LGBT?
"Imbas terdapat kerumunan massa yang berkumpul di pelintasan kereta api saat aksi penyampaian pendapat di Gedung DPR/MPR (28/08/2025)," tulis @CommuterLine.
KAI Commuter mengatakan penumpang dari arah Bogor, Cikarang, Kampung Bandan, dan Tangerang yang akan menuju Serpong, Parung Panjang, dan Rangkasbitung, bisa turun di Stasiun Karet dan melanjutkan perjalanan KRL kembali dari Stasiun Kebayoran atau Palmerah dengan menggunakan transportasi alternatif.
Ricuh, Polisi Halau Massa Demo di Depan Gedung DPR
Sementara itu, bagi penumpang dari arah Rangkasbitung, Parung Panjang, dan Serpong yang akan menuju Tangerang, Kampung Bandan, Cikarang, dan Bogor bisa turun di Stasiun Kebayoran atau Palmerah, kemudian melanjutkan perjalanan KRL kembali dari Stasiun Karet dengan menggunakan transportasi alternatif.
"Kami juga mengimbau pengguna untuk mengikuti arahan petugas, mendahulukan penumpang yang keluar, serta menjaga ketertiban dan keselamatan bersama. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan terima kasih atas pengertiannya," tutur dia.
Kericuhan kembali Pecah di Depan DPR, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Jaringan Internet Lumpuh saat Massa Berdemo di Depan DPR
Sebelumnya, polisi memukul mundur para pedemo di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8/2025) sore. Kericuhan pun pecah.
Pantauan iNews.id, para pedemo mulai dipukul mundur sekitar pukul 15.20 WIB. Langkah itu dilakukan setelah tensi semakin tinggi.
Mulanya, para pedemo yang mengenakan almamater sejumlah perguruan tinggi melempar botol hingga menyalakan petasan ke arah dalam Kompleks Parlemen. Bahkan, para pengunjuk rasa membakar ban.
Polisi kemudian menyiram air untuk memadamkan api. Massa lalu dipukul mundur.
Sejumlah gas air mata pun beberapa kali ditembakkan untuk memecah massa.
Editor: Rizky Agustian
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku