Isi Lengkap Surat Pelaku Penembakan Kantor MUI, Ingin Bertemu Ketum MUI Miftachul Akhyar
JAKARTA, iNews.id - Terungkap pelaku penembakan kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat di Menteng, Jakarta Pusat berinisial M (60) membawa sejumlah surat saat beraksi. Salah satu surat ternyata ditujukan untuk Ketua Umum (Ketum) MUI Miftachul Akhyar.
Dalam surat yang diketik itu, pelaku bahkan mengaku sebagai wakil Nabi Muhammad SAW. Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Nia'm membeberkan isi surat tersebut.
Dalam lampiran pertama, pelaku memohon kepada Ketua Umum MUI untuk mempersatukan umat yang dia sebut telah terpecah belah. Bahkan pelaku menyebut penolakan terhadap keinginannya sama seperti menolak Nabi Muhammad SAW.
Berikut isi lengkap surat dari pelaku:
Bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya Bapak mau saya ajak mempersatukan umatnya biar keinginan Tuhan terwujud. Dan Rasul/Nabi Muhammad SAW merasa senang melihat umatnya bersatu. Seandainya Nabi bisa menampakkan wujudnya, Nabi yang mengeluh dan memohon kepada Bapak supaya Bapak mau mempersatukan dunia kita semua bukan saya!
Jadi kalau Bapak menolak saya berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan umatnya yaitu kita semua maka dari itu Bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul, Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada umatnya Bapak ketua.
Mengenai pernyataan saya selaku wakil nabi saya sudah 4 kali diproses di Lampung. Saya tidak dikata mengada-ada/merekayasa atau bohong, lebih jelasnya Bapak cek lagi menurut hukum agama Al Quran dan Al Hadis. Bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak.
Bapak ketua seandainya Rasul datang sepada saya secara bertamu yaitu menampakkan wujudnya pasti saya tolak. Saya tidak sanggup. Di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalo saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya Tuhan mengutus wakil nabi bisa lebih dan satu, saya tidak kerja. Nanti Tuhan mengutus lagi sedangkan saya diancam oleh firman Tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya. Jadi saya tidak punya pilihan selain kerja.
Saya yakin dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya tidak akan terjadi bersatu leher saya bisa dipenggal kala pendapat saya salah. Jadi tolong Pak jangan sembunyikan kemampuan saya, umat sangat membutuhkannya.
Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak. Saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban Bapak secara langsung. Kalau Bapak mengindahkan harapan saya berarti Bapak mengindahkan harapan Rasul/ Nabi Muhammad SAW.
Sekali lagi saya mohon kepada Bapak jangan kecewakan Rasul mari kita persatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat ummatnya bersatu. Sekian.
Wassalamualaikum wr wb.
Editor: Rizal Bomantama