JAKARTA, iNews.id – Kisah inspiratif datang dari Mardi, eks karyawan swasta yang sukses banting setir jadi pengusaha tahu di kawasan Cipayung, Jakarta Timur.
Mardi menuturkan, bisnis tahu memang sudah tidak asing baginya karena sejak kecil sudah ikut membantu ayahnya membuat tahu.
Siap Perang Lagi, Iran Sekarang Mampu Tembakkan 2.000 Rudal Sekaligus yang Lumpuhkan Israel
Namun, saat itu Mardi belum tertarik untuk menggeluti bisnis tahu. Dia memilih menjadi karyawan swasta yang penghasilannya dinilai lebih tetap meski tidak banyak.
“Dulunya, saya karyawan swasta. Tapi, jiwa dagang saya berontak sehingga saya keluar dan memilih bisnis tahu,” katanya ditemui iNews.id beberapa waktu lalu di sentra tahu, Cipayung, Jakarta Timur yang ditulis, Minggu (24/3/2024).
Melihat Sentra Produksi Tahu di Cipayung yang Tumbuh Pesat Berkat Binaan BRI
Mardi menuturkan, awal merintis bisnis tahu dilakukan pada 1998. Berbekal ilmu yang diserap sejak masih kecil membaantu orang tuanya, Mardi mulai memproduksi tahu secara mandiri.
Saat itu, tidak banyak tahu yang diproduksi Mardi hanya sekitar 30an kilogram kedelai dalam satu hari. Usai memproduksi tahu dan mengemasnya, Mardi pun tak sungkan menjajakan langsung tahu produksinya ke warung-warung secara keliling.
"Awalnya saya jualan keliling dari pintu ke pintu karena belum punya pelanggan tetap,” ucapnya.
Kerja keras Mardi terbayar setelah mampu menggaet 50 pelanggan tetap. Dia pun menggenjot produksi tahunya dari semula 30 kg kedelai naik menjadi 80 kg per hari.
"Alhamdulillah, naik terus sampai sekarang. Sekarang saya tinggal suplai tahu saja ke pelanggan,” ucapnya.
Bantuan KUR BRI
Seiring bertambahnya pelanggan, Mardi mencoba menambah produksi tahunya dengan meminjam modal usaha lewat kredit usaha rakyat (KUR) BRI.
KUR memang sangat bersahabat bagi para pelaku UMKM. Awalnya, dia memanfaatkan program itu berdasarkan pengalaman rekan-rekan perajin tahu lainnya.
"Dikenali program KUR lalu saya direkomendasikan dapat memanfaatkannya untuk permodalan. Awalnya pinjam Rp30 juta pada 2011," katanya.
Setelah pinjaman tahap pertama lunas, Mardi pun mengajukan kembaali bantuan modal usaha lewat KUR BRI pada Januari 2024.
"Saya baru pinjam lagi Rp25 juta, awal 2024. Dana itu saya pakai untuk tambahan modal,” ujarnya.
Program Pendampingan
Kepala Kantor Unit Cipayung BRI Husnul Fuad mengatakan, ada 1.898 debitur di wilayah kerjanya. Sebagian besar merupakan pelaku UMKM.
Fuad mengatakan, ada tiga klaster usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi nasabah BRI, yakni klaster tahu, klaster tempe, dan klaster bakso aci. Klaster tahu menjadi yang paling besar dari tiga klaster yang ada.
Dia menuturkan, di BRI itu ada program UMKM naik kelas, pendampingan nasabah mulai dari produksi, packaging, sampai dengan proses cara pemasarannya. Pendampingan tersebut dilakukan setiap 3-6 bulan sekali.
"Biasanya dari kantor wilayah datang ke sini untuk menyosialisasikan kepada nasabah, mulai dari packaging dan lain-lainnya. Di sini cara produksinya, lalu legalitas usaha, dan cara mempromosikan di media sosial," katanya.
Fuad menambahkan, nilai pinjaman yang ditawarkan BRI kepada nasabah Kupedes berkisar antara Rp500.000 hingga Rp500 juta. Proses pengajuan pinjaman pun terbilang mudah dan singkat. Bunga pinjaman juga relatif kecil, yakni 0,6 persen per bulan.
Menurut Fuad, BRI akan terus membiayai sektor-sektor UMKM, utamanya di wilayah Cipayung, Jakarta Timur.
Hal itu dilakukan dengan memperluas jaringan Unit Co-location SENYUM (Sentra Layanan Ultra Mikro) dan memperdalam layanan produk dan jasa keuangan formal yang semakin lengkap.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, sudah menyiapkan strategi perseroan untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif di tahun 2024.
"Kalau tahun 2023 lalu BRI tumbuh kreditnya 11,2%, kemudian BRI ingin tetap tumbuh agresif di 2024, yakni 10-11% dari nominal ribuan triliun," kata dia.
Editor: Kastolani Marzuki
- Sumatra
- Jawa
- Kalimantan
- Sulawesi
- Papua
- Kepulauan Nusa Tenggara
- Kepulauan Maluku