Kisah Mantan Sopir Metromini Jadi Pengemis Badut, Terpaksa Beli Kostum Rp500.000
JAKARTA, iNews.id - Jalanan di ibu kota Jakarta pada sore menjelang malam dipenuhi kendaraan bermotor yang berlalu lalang. Di tengah hiruk pikuk ini tampak pria tua dengan kostum badut duduk di trotoar.
Sesekali pengendara yang lewat di depan pria tersebut memberikan sedikit rezeki kepadanya lalu pergi. Pria tua itu pun senang dan mendoakan para pengendara yang memberinya uang.
Pria itu bernama Buyung (60). Dia sering mengitari kawasan Pasar Minggu hingga Pancoran, mengumpulkan uang hingga Rp500.000 sebagai biaya pembelian kostum badut tersebut.
"Iya saya beli ini Rp500.000," katanya saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2023).
Buyung pun bercerita tentang kisahnya mencari uang di Jakarta. Sebelum jadi pengemis badut, dia pernah menjadi sopir metromini selama 20 tahun.
"Karena metromini sudah nggak ada, makanya saya begini lagi," kata Buyung.
"Mau masuk (jadi sopir) Transjakarta sudah tua, jadi nggak bisa. Kaki sudah pincang-pincang karena asam urat. Sekarang sambil bawa angkot (sopir tembak) saja pagi-pagi," tambahnya.

Selama ini dia tinggal sendiri di Jakarta dengan menginap di musala. Buyung sudah berpisah dengan anak dan istrinya sejak tahun 1998 karena perceraian.
Dia pun berganti-ganti profesi menjadi apa saja tergantung kekuatan kakinya. "Kadang jadi parkir, kadang jaga WC. Ya tinggal di musala saja, gabung sama orang lain," katanya.
Dari mengemis, Buyung mendapatkan rata-rata sekitar Rp75.000 sehari. Jika sedang beruntung, dia bisa mendapat Rp100.000, bila sial meraih uang di bawah Rp50.000.
Selain uang, dia juga kerap mendapat makanan dari warga. Makanan itu sering dibawa dan diberikan ke teman-temannya yang ada di musala.
Saat ditanya mengenai fenomena mengemis online yang marak belakangan ini, Buyung mengaku tidak tahu. Buyung tak pernah memegang smartphone karena tidak mengerti dan sudah tua.
Namun, Buyung jadi terpikir kalau dia bisa mengemis online mungkin bisa mendapatkan uang lebih dari biasanya.
"Saya nggak bisa main handphone kayak gitu. Mungkin kalau belajar bisa saya. Orang juga nggak pernah ada yang datang ke saya buat kayak begitu," katanya sambil tertawa.
Editor: Reza Fajri