Kisah Sopir Bajaj di Ancol Ajak Keluarga Mudik Pakai Gerobak Motor: Biar Lebih Irit
JAKARTA, iNews.id - Menjelang perayaan Idulfitri 1443 Hijriah, jutaan masyarakat atau pemudik telah meninggalkan Ibu Kota Jakarta menuju kampung halaman dengan berbagai macam moda transportasi. Uniknya ada warga RW 04 Kampung Muka, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara yang menggunakan transportasi tak biasa untuk mudik.
Nur Galih (49) memutuskan untuk pulang kampung ke Pemalang, Jawa Tengah beserta keluarganya menggunakan gerobak motor. Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai sopir bajaj itu beralasan ongkos yang dikeluarkannya akan lebih irit jika dibanding naik transportasi umum seperti kereta api dan bus.
"Satu biar biaya lebih irit. Kemudian, kalau kita naik kendaraan lainnya biayanya agak gede. Jadi naik gerobak motor ini sangat menghemat biaya," kata Nur Saat ditemui di rumahnya di kawasan Ancol, Jumat (29/4/2022).
Dengan memodifikasi gerobak motornya dengan ditutupi terpal dan beralaskan tikar, pria ini mengajak kerabatnya untuk mudik bersama-sama.
“Kita senang sekali. Sebab sudah dua tahun ini enggak mudik karena pandemi, kita pengin banget bisa mudik lagi. Temn-teman juga pengin banget mudik lagi dan bisa menghemat bersama,” ucapnya.
Dengan memakan waktu tempuh perjalanan selama 18 jam, Nur menuturkan dirinya bisa menghabiskan 15 liter bensin hingga sampai tujuan akhir di Pemalang.
“Ke Pemalang perjalanan normal sekitar 18 jam, kalau jalanan macet lebih dari 20 jam. Bensin paling 15 liter, berangkat lima orang kan bisa patungan buat bensin,” tuturnya.
Salah satu penumpang gerobak motor, Yuni (25) mengatakan dirinya bersama suami ikut dalam mudik ini dikarenakan lebih hemat sekaligus yang membawa atau mengendarai masih keluarga.
"Lebih hemat juga, karena kita patungan tiap orang 200.000 sampai kampung kalau naik bus 400.000. Pegal sih di perjalanan tapi cara ini yang paling irit," tuturnya.
Keberangkatan rombongan pemudik yang merupakan sopir bajaj ini dilepas langsung oleh Ketua RW 04, Kelurahan Ancol, Bahrun Sjah beserta warga sekitar.
Editor: Rizal Bomantama