Kisah Sriwendah Disebut Pembalap MotoGP, Mengais Rezeki sebagai Ojek Online demi Sekolahkan Anak
JAKARTA, iNews.id - Sriwendah Nurhayati tersenyum setelah melihat pratinjau dari seorang penumpang di aplikasi ojek onlinenya, pada Senin (22/4/2024) kemarin. Pratinjau itu membuatnya kembali semangat untuk menarik penumpang-penumpang lainnya.
Dalam pratinjau itu, Sri disebut penumpangnya sebagai Marc Marquez seorang pembalap profesional MotoGP versi perempuan. Penumpang itu juga memberikan bintang lima atau service yang diberikan Sri. Sri dan Marquez memang sama-sama mencari peruntungan lewat kendaraan roda duanya sembari mengaspal.
"Saya senang membaca review, kadang lucu-lucu. Ada juga pernah Valentini Rossi, Valentini ya, bukan Valentino. Enggak sedikit juga yang ngedoain. Jadi buat semangat," kata Sri saat ditemui di kawasan Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Selasa (23/4/2024).
Bermodal kepiawaian mengendarai sepeda motor roda dua sejak 29 tahun silam saat masih duduk di bangku SMA. Dia akhirnya membuat surat izin mengemudi (SIM) untuk bisa ikut sebagai ojek online pada tahun 2018. Bukan tanpa alasan, perempuan kelahiran Sumedang 48 tahun silam itu, sadar betul usianya sudah susah untuk mencari kerja jika harus bersaing dengan lulusan-lulusan baru.
Belum lagi, tuntutan ekonomi menyekolahkan serta membiayai kehidupan tiga anak-anaknya yang saat itu masih belia juga harus terpenuhi. Perjuangan Sri semakin berat, sebab di tengah-tengah usia anak-anaknya yang mulai menginjak remaja, hubungannya dengan suami mendekati kandas sehingga kecukupan tiga anaknya itu kini menjadi tanggung jawabnya.
"Anak-anak tinggalnya sama aku. Kalau orang yang nilai seperti apa terserah. Buat aku, yang penting bisa mencari rezeki untuk anak-anak saja," sambungnya.
Dengan Honda Vario 125 cc yang diberikan keluarganya, Sri mulai mengaktifkan aplikasi ojek onlinenya pada pukul dua siang hari sembari mengemper di pinggir Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. Sri baru selesai 'mengaspal' dan kembali ke rumah hampir tengah malam.
Ia masih bisa tersenyum kala menunjukkan penghasilannya yang berkisar Rp600 ribu sampai Rp1 juta dalam satu minggu. Alih-alih cukup, Sri harus menekan biaya kehidupan sehari-harinya, sebab jika dihitung-hitung, pengeluaran hariannya untuk modal jalan bekerja, biaya makan sekaligus ongkos ketiga anaknya bisa mencapai Rp120.000. Biaya itu, tentu belum ditambah biaya-biaya lain kebutuhannya serta menabung.
"Enggak akan cukup, tapi kalau saya enggak bekerja bakal tambah pusing kan. Satu-satunya penyemangat memang anak," ucap Sri seraya memperlihatkan aplikasi ojek onlinenya.
Fokusnya tak boleh sedikitpun pecah kala mengantarkan penumpang-penumpangnya. Selain harus menjamin keselamatan penumpangnya, tiga anak laki-lakinya tentu juga menantikannya pulang.
Saat mencari rezeki di jalanan, Sri juga harus menelan pil pahit. Pengendara honda berwarna merah itu harus berhadapan dengan ngerinya kecelakaan lalu lintas. Ia bahkan harus menjadi korban ketika terjatuh hingga menyebabkan tangannya patah.
"Mereka (anak) kadang suka bilang jangan narik lagi. Tapi enggak bisa kan, yang paling besar kemudian bilang nanti kalau sudah besar mamah berhenti ya, nanti gantian mereka yang nyenengin. Yang penting katanya didoakan. Saya terharu," sambungnya dengan nada bergetar.
Entah berapa lama lagi dirinya harus hidup dengan penghasilan pas-pasan sebagai ojek dengan motor warna merahnya. Namun demikian semangat Sri tak pernah padam untuk menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang tertinggi pendidikan.
"Aku enggak pernah memaksakkan mereka, kemanapun akan aku dukung. Yang penting mereka solehah dan semangat. Kalau rezeki pasti ada," katanya memanjatkan doa.
Editor: Faieq Hidayat