Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Restui KAI Tambah 30 Rangkaian KRL: Kalau untuk Rakyat Saya Tidak Ragu
Advertisement . Scroll to see content

KRL Tanah Abang-Serpong Mendadak Mati, Penumpang Histeris

Minggu, 04 Maret 2018 - 00:29:00 WIB
KRL Tanah Abang-Serpong Mendadak Mati, Penumpang Histeris
KRL Commuter Line rute Tanah Abang-Serpong mati mendadak akibat gangguan kelistrikan, Sabtu (3/3/2018) malam. (Foto: Okezone)
Advertisement . Scroll to see content

TANGRANG SELATAN, iNews.id - KRL Commuter Line Tanah Abang-Serpong, mendadak mati saat melintas di daerah Jalan Buntu, Kampung Ciater, Rawa Mekar Jaya, RT 01/02, Serpong, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten, Sabtu (3/3/2018) malam. Ganggguan sistem kelinstrikan itu pun memicu kepanikan.

Hingga kini, jalur itu belum sepenuhnya normal. Kereta dengan 10 gerbong itu belum dapat dievakuasi dari rel. "Masih menunggu perbaikan dari teknisi, karena listriknya tadi padam," kata Febbi, petugas PAM stasiun Sudimara di lokasi padamnya listrik kereta.

Kondisi itu membuat jalur 1, yang mengarah dari stasiun Sudimara-Serpong tertutup gerbong KRL yang padam listrik tersebut. Namun arus kereta dari kedua arah tetap bisa operasional menggunakan jalur 2 secara bergantian.

"Jadi jalur 1 yang mati, jalur Sudimara-Serpong. Kalau jalur 2 sudah normal. Tadi jalur 2 sempat dimatikan juga listriknya," kata dia.

Kejadian padamnya listrik KRL diketahui terjadi sekitar pukul 19.35 WIB. Tiba-tiba kereta berhenti mendadak sehingga membuat para penumpang histeris. Jerit kepanikan melanda. Beberapa di antaranya bahkan memutuskan untuk keluar dari jendela KRL.

Sejumlah orang terluka karena terjatuh saat melompat. Mereka langsung dibantu oleh warga sekitar menuju ke rumah sakit terdekat. "Saya tidak hitung tadi jumlahnya. Situasi sangat kacau dan panik," ungkap Febi. Dia menambahkan, para penumpang yang nekat melompat dari jendela sebagian besar ibu-ibu.

Akibat gangguan KRL ini, terjadi penumpukan penumpang di Stasiun Tanah Abang. Namun perlahan kepadatan terurai karena satu jalur masih dapat digunakann.

Editor: Zen Teguh

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut