Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Siklon Tropis Fina Terdeteksi, BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 4 Meter
Advertisement . Scroll to see content

Langit Biru Jakarta Ramai di Medsos, Ini Penjelasan BMKG

Rabu, 02 Desember 2020 - 10:03:00 WIB
Langit Biru Jakarta Ramai di Medsos, Ini Penjelasan BMKG
Langit Jakarta di Kawasan Cempaka Baru Jakpus (Foto: iNews/Fida)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Media sosial ramai unggahan langit biru Jakarta, Selasa (1/12/2020). Penampakan langit dinilai lebih indah dibanding hari biasa.

Kepala Bidang Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG  Hary Djatmiko menjelaskan soal fenomena langit biru di Jakarta.

Menurutnya, fenomena cuaca cerah dengan penampakan Langit berwarna biru merupakan fenomena alamiah yang bisa di segala musim. 

"Hal tersebut terjadi karena beberapa hal seperti kondisi angin yang relatif cukup kencang, kelembapan udara yang relatif cukup kering, sinar matahari, partikel penyusun di atmosfer dan faktor penglihatan," kata Hary saat dihubungi, Rabu (2/12/2020).

Hary menambahkan, kondisi cuaca di wilayah Jakarta saat ini didominasi kondisi cuaca yang cerah pada pagi hari hingga menjelang sore, hal ini ditandai oleh di mana angin yang berhembus cukup kencang dan kelembaban udara cukup kering dibandingkan dengan beberapa hari sebelumnya. 

"Kondisi inilah yang menghambat proses pembentukan dan pertumbuhan awan-awan hujan," katanya.

"Selain itu pada saat ini posisi pergerakan semu matahari berada di sebelah Selatan Ekuator hingga 23.5LS, sinar matahari yang dipancarkan dan diterima oleh bumi (dalam hal ini wil Indonesia sebelah Selatan khatulistiwa) sangat optimal," kata Hary lagi.

Kondisi ini yang membawa berbagai macam jenis gelombang panjang salah satu cahaya tampak atau yang biasa dikenal istilah mejikuhibiniu.

Panjang gelombang yang masuk ke bumi dihalau dan difilter oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer hanya menyisakan gelombang cahaya tampak. 

Selanjutnya gelombang tersebut pada saat kondisi cuaca cerah berinteraksi dengan partikel-partikel penyusun yang ada di atmosfer, akibatnya terjadi penghamburan cahaya. 

"Semakin rendah gelombang cahaya tampak yang didominasi oleh panjang gelombang yang paling rendah yaitu warna biru, nila dan ungu, maka semakin banyak gelomabng cahaya tersebut dihamburkan. Sehingga kondisi langit yang tampak dan terlihat oleh mata kita berwarna biru," katanya.

Panjang gelombang yang dipancarkan sinar matahari, diantaranya x-ray, sinar ultraviolet, cahaya tampak (mejikuhibiniu), dan gelombang radio (radio waves). 

Sedangkan partikel penyusun atmosfer meliputi nitrogen, oksigen, karbondioksida, ozon dan partikel berupa gas bumi lainnya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut