Mengabadikan dan Menyuarakan Pesan Mural lewat Karya Fotografer Hasiholan Siahaan
JAKARTA, iNews.id - Mural ditakdirkan berumur pendek, tak seperti karya seni lukis di kanvas. Lukisan di media dinding ini sering kali hanya bertahan bulanan, mingguan, bahkan lebih pendek.
Sebuah lukisan mural harus selalu siap jika sewaktu-waktu ditimpa dengan gambar baru. Meski demikian, seniman memiliki satu semangat dan keinginan yang sama, yakni untuk terus menyuarakan aspirasi dan ekspresi artistik melalui sapuan cat di tembok-tembok kota.
Fotografer SINDO Hasiholan Siahaan menyadari umur pendek mural dan berinisiatif mendokumentasikan karya di tembok-tembok kota itu yang dinilainya sangat penting. Dia ingin mengabadikannya lewat foto dan membagikan kepada publik lewat Pameran Foto dan Peluncuran Buku Mural bertajuk "Le Mystère de Mural" yang digelar di Pusat Kebudayaan Perancis IFI Wijaya Jakarta.
"Dokumentasi melalui foto atau video mampu membuat sebuah mural berumur lebih panjang. Selain kelemahan tidak mampu bertahan lama, mural sering kali pula tidak bisa dilihat banyak orang karena menempati tempat tersembunyi seperti kolong jembatan layang yang jarang dilalui orang," ujar Hasiholan kepada iNews.id, Kamis (2/5/2023).

Pria yang sudah 17 tahun menjadi fotografer ini mengatakan, dirinya telah mendokumentasikan karya mural sejak tahun 2011 hingga saat ini. Foto yang dikumpulkan sekitar 200, namun yang dipamerkan hanya 110.
"Lokasi foto mural di Jabodetabek, Serang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Salatiga. Untuk yang di luar negeri berlokasi di Yordania, Palestina, Mesir, Yerusalem, UEA," kata Hasiholan.

Selama perjalanannya mendokumentasikan mural di berbagai kota di Indonesia hingga luar negeri, ada satu yang paling berkesan, yakni mural Bung Karno. Mural itu ditemukannya belum lama ini di kawasan Jakarta Selatan.
"Saya tidak tahu kapan itu di dibuat. Saya menemukannya di tembok pinggir kali pada bulan April 2023. Saya terkesan saat melihatnya. Bung Karno tetap berkarisma walau mural ini telah termakan usia dan cuaca," kata Hasiholan.
Hasiholan berharap lewat karya fotonya, pesan seniman dan nilai artistik mural bisa disimak dan dinikmati lebih lama dan lebih luas. Dia juga berharap pameran foto mural itu menyuarakan pesan perdamaian dan mandiri di dalam budaya, serta mengajak masyarakat luas lebih mencintai karya seni.
Pameran ini sangat penting dan amat bermanfaat, terutama untuk melihat karya-karya seniman mural yang jauh melampaui masa ketika karya tersebut diciptakan. Hasiholan mengatakan, di tembok mural boleh hilang, tapi di masa mendatang dia masih bisa dinikmati melalui proses reproduksi.
"Pendokumentasian melalui foto atau video akan membuat sebuah karya mural tersebar luas, abadi dan menjangkau lebih banyak masyarakat dari semua kalangan," kata Hasiholan yang telah delapan kali menggelar pameran foto tunggal.

Dari buku kumpulan foto ini pula, publik di masa depan bisa melihat, mengkaji, dan meneliti realitas dan fenomena sosial politik bangsa ini, terutama pada periode 2011-2023, yang diekspresikan para seniman melalui karya mural.
Pameran foto sekaligus peluncuran buku mural bertajuk "Le Mystère de Mural" karya fotografer Hasiholan Siahaan XIV dibuka pada Selasa (3/5/2023), dan turut dihadiri Atase Kebudayan Kedubes Perancis Charlotte Esnous dan politisi PDIP Maruarar Sirait.
Pameran yang digelar bekerja sama dengan pusat kebudayaan Perancis IFI Wijaya ini berlangsung selama sebulan, pukul 09.00-17.00 WIB. Pengunjung bisa menikmati karya-karyanya secara gratis.
Editor: Maria Christina