Modus Karaoke Venesia BSD, Matikan Lampu Depan agar Tak Terlihat Beroperasi
JAKARTA, iNews.id - Fakta baru terungkap dalam penggerebekan tempat karaoke Venesia BSD, Tangerang Selatan (Tangsel). Tempat hiburan malam itu mematikan lampu depan gedung agar tidak terlihat beroperasi.
Penyamaran itu dilakukan karena tempat karaoke, diskotek, dan sejenisnya belum boleh buka saat Pemkot Tangsel memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait Covid-19. Venesia BSD ternyata melanggar aturan tersebut.
"Berdasarkan penyelidikan, (Venesia BSD) mulai Juli beroperasi," kata Wakil Direktur Tindak Pidana Umum Badan Reserse Kriminal Polri Kombes Pol Dicky Patria Negara di Bareskrim Polri, Kamis (20/8/2020).
Dicky menuturkan, Venesia BSD mengetahui bila tempat hiburan malam tidak boleh buka saat PSBB. Karena itu mereka menyiasati dengan mematikan lampu depan gedung.
Sepintas orang mengira bila tempat karaoke eksklusif ini tidak beroperasi. Padahal, di dalamnya aktivitas terus berjalan. Operasional ini pun terkesan diam-diam.
“Seperti tutup, tapi beroperasi,” ucap Dicky. Dia menyesalkan karena Venesia BSD tidak memiliki sense of crisis. Mereka bukan hanya melanggar PSBB dan terindikasi melakukan Tindak Pidana Perdanganan Orang (PSBB), namun juga berpotensi menyebarkan Covid-19 karena menjadi tempat kerumunan.
Petugas Satgas TPPO dan Subdit III Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri bersama Pomdam Jaya menggerebek Venesia BSD pada Rabu (19/8/2020). Tempat ini diduga menjalankan praktik prostitusi berkedok karaoke.
Dalam penggerebekan itu 7 orang muncikari ditangkap. Selain itu juga diamankan general manager, operational manager, supervisor, dan 3 kasir. Polisi juga membawa 47 perempuan yang dipekerjakan di tempat itu untuk dimintai keterangan.
Dalam penyelidikan diketahui tempat karaoke ini menyediakan layanan seksual dengan tariff Rp1,1 juta hingga Rp1,3 juta. Para perempuan penghibur berasal dari DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur.
Sejumlah barang bukti diamankan dalam penggerebekan ini, antara lain kuitansi, komputer,printer dan mesin EDC.
“Ada juga 12 kotak alat kontrasepsi (kondom) dan 14 baju kimono Jepang sebagai kostum pekerja,” kata Dirtipidum Mabes Polri Ferdy Sambo.
Editor: Zen Teguh