Perempuan Tewas usai Sedot Lemak di Depok Sempat Kejang hingga Pecah Pembuluh Darah
DEPOK, iNews.id - Kuasa hukum klinik kecantikan WSJ Beauty, Rikardo Siahaan buka suara terkait dugaan malapraktik yang mengakibatkan perempuan berinisial ENS (30) meninggal dunia usai sedot lemak. Menurut dia, pasien sempat mengalami kejang hingga pecah pembuluh darah setelah menjalani tindakan di lengan kiri dan kanan.
"Pas pengambilan sedot lemak ini tiba-tiba Ibu E pingsan terus kejang. Ada kejang habis itu dari dokter langsung inisiasi infus, dicari nadinya tiba-tiba pembuluh darahnya pecah mau diinfus yang kedua tidak bisa juga," kata Rikardo kepada wartawan di Depok, Minggu (28/7/2024) malam.
Dia mengatakan, dokter lalu merujuk perempuan asal Medan, Sumatera Utara (Sumut) itu ke rumah sakit (RS) di kawasan Jalan Raya Margonda. Hanya saja, E tidak tertolong.
"Kejadian seperti itu langsung dirujuk ke RS yang ada di Margonda dalam posisi Ibu E masih ada. Setelah dirujuk ke RS itu sesampai di RS kalau gak salah pas diperiksa matanya Ibu E sudah tidak ada," tutur dia.
Rikardo mengaku tidak mengetahui pemicu pasien mengalami kejang dan tak sadarkan diri.
"Kalau pemicunya saya gak tahu apa-apa, medis yang mengerti kenapa bisa kejang dan pembuluh darah pecah, nanti tim medis yang menjelaskan," ujarnya.
Rikardo menekankan korban mengalami pecah pembuluh darah saat hendak diinfus.
"Iya ketika mau diinfus dicari nadinya pecah. Kalau pingsan biasanya diinfus kan, pas diinfus pembuluh darahnya pecah," ucap Rikardo.
Kapolres Metro Depok, Kombes Arya Perdana membenarkan pembuluh darah korban pecah. Peristiwa itu terjadi saat dokter dan perawat melakukan tindakan ke korban.
"Dokter yang menangani saat ini belum, baru interogasi sedikit, intinya yang menangani saat itu satu dokter dan dua orang perawat," ujar pada wartawan, Minggu (28/7/2024).
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata dia, korban saat itu tengah sedot lemak di kedua lengan. Dokter telah melakukan sedot lemak pada salah satu lengan, namun saat hendak dilanjutkan ke lengan lainnya malah bermasalah.
"Satu lengan berhasil, yang satu lengan begitu diambil ternyata ada masalah di situ, di mana pembuluh darahnya pecah, sehingga mengakibatkan korban ini harus dirawat intensif dan meninggal dunia pada akhirnya," tuturnya.
Editor: Rizky Agustian