Rano Karno Ungkap Rencana Revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan, Begini Konsepnya

JAKARTA, iNews.id - Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta, Rano Karno mengungkap rencana revitalisasi Taman Margasatwa Ragunan (TMR). Dia menyebut, upaya revitalisasi bagian dari membuat satwa di Ragunan tetap berkembang dan bahagia.

Rano menerangkan, nantinya akan ada kawasan konservasi di TMR dengan lahan seluas 67 hektare dari total area 127 hektare. 

Baca Juga

Tunjukkan Video Trump pada Murid, Guru di Inggris Disamakan dengan Teroris

"Tentu kebun binatang ini harus segera revitalisasi," kata Rano dalam keterangan postingan Instagram @h.ranokarno dikutip, Kamis (24/7/2025).

"Setuju gak Ragunan kita revitalisasi? Kite bikin kawasan konservasi biar satwa di sini bisa berkembang dan bahagia? Dan juga kite rapihkan tata kelola dan layanan buat para pengunjung? Angkat tangan kalo setujuu," katanya.

Baca Juga

Pengunjung Taman Margasatwa Ragunan Membeludak pada Libur Akhir Tahun

Pria yang akrab disapa Bang Doel ini juga meminta agar ada fasilitas kereta gantung untuk mempermudah pengunjung, sehingga pengunjung tidak perlu jalan jauh untuk melihat koleksi satwa di Ragunan.

"Itu bisa kan dibikin semacam kereta gantung, supaya bisa menjadi fasilitas. Dia (kereta gantung) bisa mutar kan, supaya orang kalau mau ke kandang itu jalannya nggak jauh," ucapnya.

Lebih lanjut, dia juga menyoroti permasalahan Ragunan ketika akhir pekan dan libur nasional, yaitu kerap terjadi kemacetan yang mengular dari pintu gerbang kendaraan hingga ke jalan raya. Politikus PDI Perjuangan itu meminta masalah kemacetan di Ragunan juga menjadi evaluasi.

Kendati demikian, dia meminta agar jajaran TMR fokus terlebih dahulu kepada rencana revitalisasi. Pasalnya, tidak mungkin Ragunan ditutup total dari pengunjung wisata.

"Ini saya mau bahas ya supaya kita semua sama sama punya jawaban, misalnya gini ulasan dari pengunjung nih saat weekend dan hari libur nasional terjadi kemacetan di pintu masuk kendaraan hingga ke jalan raya. Nggak bisa kita sembunyiin ini, saya mau kita terbuka supaya kita bisa evaluasi bagaimana cara mengurangi, kalau menghilangkan gak mungkin," tuturnya.

Editor: Aditya Pratama