Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gangguan di Stasiun Depok, Perjalanan KRL Bogor-Jakarta Kota Tersendat Pagi Ini 
Advertisement . Scroll to see content

Rugikan Konsumen, YLKI Tolak Penghapusan Tiket Harian 10 Stasiun KRL di Jabodetabek

Senin, 22 Maret 2021 - 09:18:00 WIB
Rugikan Konsumen, YLKI Tolak Penghapusan Tiket Harian 10 Stasiun KRL di Jabodetabek
Ilustrasi KRL (Foto: Antara)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Commuter Line Indonesia (KCI), sebagai pengelola KRL di Jabodetabek, akan mewajibkan tiket KMT (Kartu Multi Trip) di 10 stasiun di Jabodetabek per 25 Maret 2021 antara lain : di Stasiun Bojonggede, Citayam, Depok Baru, Depok, Kranji, Bekasi, Jakarta Kota, Tanang Abang, Angke dan Parung Panjang. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menolak keras kebijakan itu.

Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi menyebut dengan pemberlakuan itu memberatkan konsumen.

"Dalam perspektif hak-hak konsumen sebagai pengguna KRL kebijkan ini tidak adil, karena memberatkan konsumen. Sebab dengan mewajibkan KMT, maka konsumen dengan tiket harian harus mengeluarkan uang minimal Rp 30.000 untuk beli KMT. Sementara masih banyak pengguna lepas KRL, yang tidak membutuhkan KMT, karena hanya sekali-kali saja menggunkan KRL," ujar Tulus kepada MNC , Senin (22/3/2021).

Tulus mengusulkan beberapa ide. Pertama, meminta dengan sangat agar managemen KCI tetap memberlakukan tiket yang berlaku jangka pendek/tiket harian. 

"Oleh karena itu, harus ada effort dari operator untuk menyediakan uang kembalian sebagai antisipasi pengguna yang menarik sisa dana," katanya. 

Kedua, tidak hanya konsumen sebagai pengguna yang harus adaptif. Tapi operator pun mesti solutif dan adaptif. Bukan hanya melihat dari sisi kemudahan operator tapi mengabaikan sisi konsumen sebagai pengguna.

Ketiga, di negara-negara yang sistemnya sudah lebih baik pun, tiket eceran tetap ada. 

"Misalnya di Singapura, untuk tiket MRT kita bisa memilih tiket jangka pendek yang berlaku beberapa hari saja. tiket kertas, bisa diisi ulang, dan dana bisa direfund," ujarnya.

Keempat, harga kartu KMT Rp30.000, harga jaminan THB 10.000, ini dinilai mahal.  Dibandingkan dengan harga kartu di Singapura yang hanya beberapa sen saja. Padahal harga asli kartu KMT dan THB tidak semahal itu.

 Hal ini patut diduga KCI sengaja mendapatkan penghasilan dari jualan kartu, padahal core business nya adalah menjual jasa transportasi. Tidak etis jika menangguk pendapatan dari dengan bisnis kartu.

Kelima, pada akhirnya,  penggunaan tiket harian tetap harus diberi  akses, khususnya bagi pengguna KRL yang bukan pengguna rutin. 

"Dan harus dipertimbangkan soal daya beli konsumen, yang hanya mampu beli tiket Harian," katanya.

Editor: Muhammad Fida Ul Haq

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut