Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : RDF Rorotan 2 Kali Gagal Uji Coba, Proyek Rp1,2 Triliun Ini Patut Dicurigai
Advertisement . Scroll to see content

Satgas Ungkap 2 Faktor Tingginya Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta

Sabtu, 08 Agustus 2020 - 08:22:00 WIB
Satgas Ungkap 2 Faktor Tingginya Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Provinsi DKI Jakarta kembali mencatatkan rekor penambahan pasien terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19). Data per Jumat, 7 Agustus 2020, pasien positif bertambah 665 menjadi menjadi 24.601 orang.

Ketua Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito menyebutkan ada dua faktor yang menyebabkan tingginya angka kasus konfirmasi positif di Jakarta. Pertama, karena massifnya tracing dan testing.

"Pertama, mereka melakukan testingnya massif, cukup banyak dan melakukan tracing cukup banyak. Kalau tracing kan otomatis diikuti dengan testing. Orang positif kontak (dengan orang lain) kemudian ditelusuri, terus dites, otomatis kan jadi tambah banyak. Pasti karena tracing dan testingnya makin bagus, bisa jadi naik," tuturnya di Jakarta, Sabtu (8/8/2020).

Faktor lain yang menyebabkan tingginya angka kasus corona di Jakarta, Wiku memparkan, yakni tingkat penularan yang semakin tinggi. Berdasarkan hasil pemantauan Satgas Covid-19, tingkat aktivitas masyarakat di Jakarta masih sangat tinggi sehingga beresiko pada masifnya penularan.

"Lihat saja aktivitasnya di masyarakat, kan cukup aktif, di jalanan saja ramai, alat transportasi juga padat, yang menggunakan masker juga belum banyak, artinya masyarakat belum disiplin," ujarnya.

Selain itu, Wiku menilai, penegakan hukum juga seperti belum maksimal diterapkan. Kondisi tersebut terlihat dari masyarakat yang belum disiplin menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

"Terus penegakan hukum juga masih belum kelihatan kuat sehingga akhirnya masyarakat belum patuh juga. Jadi intinya penularannya masih tinggi. Nah, gabungan dari situ, kasusnya naik," katanya.

Editor: Djibril Muhammad

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut