Sebut Keterisian RS Covid-19 Bogor Terendah di Bodebek, Ridwan Kamil Beri Apresiasi
BOGOR, iNews.id - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut keterisian rumah sakit (RS) rujukan pasien covid-19 di Bogor merupakan yang terendak di kawasan penyangga ibu kota Jakarta atau Bodebek. Menurutnya hal itu merupakan hasil kerja keras Pemkot Bogor menekan penularan covid-19.
Pria yang akrab disapa Kang Emil itu pun mengapresiasi Pemkot Bogor. Dia menjelaskan keterisian RS rujukan covid-19 di Bogor saat ini berada di bawah standar World Health Organization (WHO).
"Tadinya di awal tahun mendekati 80 persen, tapi di minggu ini turun menjadi 59 persen. Sudah level lebih aman dari standar WHO di 60 persen,” ujar Ridwan Kamil dalam keterangan pers yang diterima di Bogor, Jumat (5/3/2021).
Maka dari itu, kata Ridwan Kamil, Kota Bogor akan dijadikan contoh dalam penurunan kasus covid-19.
"Yang saya banggakan dari Kota Bogor hari ini adalah tingkat keterisian rumah sakitnya paling rendah di Bodebek. Di angka 44 persen. Ini sudah keren ya. Dari 80 ke 58, dan turun terus ke 44 persen. Ini Bogor sendiri paling rendah, berarti yang sakitnya sedikit. Itu saya apresiasi untuk Pak Bima Arya dan jajaran,” ucap Emil.
Dia juga memuji apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Bogor dalam upaya penanganan Covid-19, salah satunya lewat program ganjil genap.
“Saya melihat apa yang diupayakan Pak Bima Arya (Wali Kota Bogor) itu sangat baik. Karena situasi di daerah itu beda-beda. Terbukti kalau saya monitor dari hasil ganjil genap ini pergerakan kan turun. Di mana kalau pergerakan mobilitas turun, maka kasus Covid turun,” kata dia.
Terpisah, Bima Arya mengungkapkan hasil cukup baik yang dicapai dalam penanganan covid-19 ini terjadi karena ada sinergi yang baik dari berbagai elemen, yakni TNI/Polri, dinas terkait, dan masyarakat.
“Ini karena total football. Ini tidak akan terjadi ketika tidak serempak turun ke bawah. Dari hulu ke hilir. Jadi kapolres dan jajaran, Dandim dan jajaran, saya dengan jajaran betul-betul sampai ke bawah di PPKM Mikro. Sehingga semuanya bergerak. Ada RW Siaga, ada Posko Kelurahan, Polisi RW, koordinasi dengan dinas, ada suplai logistik, pembinaan, pengawasan, pencegahan semuanya ada disitu. Kalau itu kendor maka akan bubar lagi semuanya,” ujar Bima Arya.
Terkait program ganjil genap yang direlaksasi sementara dalam dua minggu ke depan, kata Bima, ini merupakan bagian dari strategi ‘gas’ dan ‘rem’ agar bisa menyeimbangkan antara dimensi kesehatan dan ekonomi.
“Ekonomi sebetulnya di awal ganjil genap drop. Tapi minggu-minggu berikutnya sudah mulai recover. Kita lihat kemarin hotel membaik, pasar juga membaik. Hampir semua indikator membaik walaupun restoran tetap turun. Pertimbangan kita lebih kepada sedikit relaksasi karena angkanya baik. Tidak menutup kemungkinan ketika dua minggu angkanya kembali naik, itu kita lakukan lagi. Inilah cara kita menyeimbangkan gas dan rem tadi,” katanya.
Secara keseluruhan, data hingga Kamis (4/3/2021) tercatat total kasus positif covid-19 di Bogor mencapai 12.329 orang, selesai isolasi atau sembuh 10.923 orang, dan masih sakit atau dirawat 1.206 orang. Lalu kasus meninggal karena covid-19 200 kasus.
Editor: Rizal Bomantama