Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Komite Pemilih Indonesia Tolak Pilkada Lewat DPRD: Jangan Jadikan Biaya Politik sebagai Alasan!
Advertisement . Scroll to see content

Temui Fraksi PDIP DPRD DKI, Produsen Tahu Tempe Keluhkan Harga Kedelai Meroket

Rabu, 23 Februari 2022 - 15:36:00 WIB
Temui Fraksi PDIP DPRD DKI, Produsen Tahu Tempe Keluhkan Harga Kedelai Meroket
Sejumlah anggota Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia DKI Jakarta mendatangi kantor Fraksi PDIP DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu (23/2/2022). (Foto: MPI/Muhammad Refi Sandi)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Sejumlah anggota Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta mendatangi kantor Fraksi PDIP DPRD DKI di Gedung DPRD, Jakarta Pusat, Rabu (23/2/2022). Kedatangan mereka untuk menyampaikan keluhan terkait tingginya harga kedelai yang berimbas pada produksi tahu dan tempe. 

Sekjen Puskopti DKI Edi Kuswanto mengatakan pihaknya mengaku bingung dengan harga kedelai yang makin hari semakin mahal. Dia memaparkan dari data yang dimiliki Puskopti, harga kedelai sekarang ini menyentuh angka Rp11.300 per kilogram. 

"Bahan baku kedelai ini sudah lama naik terus dari sebelum bulan Oktober tahun 2021. Sampai sekarang sampai tembus harga Rp11.300 itu per kg. Sebelumnya, harga di bawah Rp10.000, Rp8.500, dan Rp9.000. Ini naik terus meroket," kata Edi kepada awak media usai audiensi dengan Fraksi PDIP, Rabu (23/2/2022).

Imbas dari meroketnya harga kedelai, pengrajin tahu tempe di wilayah Jakarta, Tangerang, Depok, Bogor, dan Bekasi menggelar aksi mogok produksi yang berlangsung sejak Senin (21/2/2022). Adapun tujuan mogok produksi guna memberi informasi kepada masyarakat bahwa bahan baku tahu tempe naik signifikan.

"Mogoknya itu pertama supaya masyarakat tahu tempe itu memang bahan bakunya kedelai yang diimpor dari luar negeri dan terakhir ini, naiknya ini tidak kira-kira," ucapnya.

Edi menuturkan, untuk ketersedian kedelai di Indonesia didatangkan atau impor langsung dari Amerika Serikat, Argentina, dan Brazil. Dia menegaskan produksi kedelai lokal tak mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut