Tol BORR Seksi III A Dibuka Akhir Januari, Ini Detail Penyesuaian Tarif
BOGOR, iNews.id - Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi III A Simpang Yasmin - Kayu Manis dibuka akhir Januari mendatang. Rencananya akan ada penyesuaian tarif.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengatakan, pengoperasian jalan tol tersebut sempat tertunda akibat beberapa kendala yang dihadapi PT Marga Sarana Jabar (MSJ) dalam proses pembangunan.
"Karena ada investasi yang cukup besar dalam proses pembangunan Tol BORR Sesi III A, maka kenaikan tarif menjadi konsekuensi," ujar Dedie didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi, seusai Rapat Persiapan Pembukaan Akses Tol BORR Seksi III A di Balai Kota Bogor, Rabu (20/1/2021).
Saat ini tarif Tol BORR Seksi III A mulai dari ruas Sentul Selatan-Simpang Yasmin sebesar Rp10.000. Dengan adanya penambahan jarak sejauh 2,5 km hingga Salabenda, maka akan ada penambahan tarif sekitar Rp4.000. Tarif tersebut lanjut Dedie telah disetujui Kementerian PUPR dan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
"Jadi tarif tolnya kurang lebih Rp14.000. Bagi masyarakat yang biasa menggunakan jalan tol tersebut, kenaikan yang ada bisa dipahami mengingat nilai investasi cukup tinggi berdampak langsung pada pembebanan ke pengguna jalan," katanya.
Dirut PT MSJ Dedi Krisnariawan Sunoto menjelaskan, kendala yang dihadapi selama proses pembangunan yakni persoalan klasik, yaitu pembebasan lahan atau tanah. Selain itu, biaya konstruksi dalam proses pembangunan jalan tol tersebut terbilang cukup besar sehingga dia berharap dapat dipahami. Ini juga tol tersebut memiliki jalan layang dengan tiga lajur.
"Saya kasih contoh, harga pembangunan jalan tol per kilometernya adalah hampir Rp600 miliar. Jadi untuk 2,85 Km kurang lebih menghabiskan dana sebesar Rp1,66 triliun," ucapnya.
Penetapan tarif Rp14.000 merupakan hasil dari kajian beberapa aspek, di antaranya pertimbangan kemampuan dan kemauan membayar dari pengguna jalan tol. Selain itu juga pertimbangan pengembalian dana pinjaman yang dilakukan PT MSJ.
Dengan tarif tersebut, pihaknya mengaku akan mengalami defisit terlebih dahulu untuk beberapa tahun ke depan sambil berharap adanya pertumbuhan lalu lintas. Hal ini mengingat akan adanya dampak pembangunan jalan tol baru yang menyambungkan hingga ke Jakarta melalui Antasari.
"Jalan tol merupakan alternatif bukan jalan utama atau sebaliknya. Alternatif agar lebih cepat dan lebih lancar," ujar Dedi.
Menurutnya, Tol BORR menyisakan satu tahapan yakni ke Salabenda dengan perkiraan jarak sejauh 2,5-3 Km. PT MSJ tahun 2021 telah membuat beberapa tahapan, mulai dari prinsip desain, kebutuhan bahannya, penetapan lokasi dan lainnya. Kesepakatan dengan BPJT ditargetkan pada tahun 2023 terkoneksi dengan Antasari.
Pengamat Tata Kota Yayat Supriatna menilai, sebagai cara redistribusi fungsi harus bisa mengembangkan kawasan Kayu Manis. Sebab, ruas jalan tersebut mendorong tumbuh kembangnya kawasan-kawasan baru.
Untuk itu, perlu didorong sinergitas pembangunan diatas dengan pembangunan di bawah agar perekonomian tumbuh melalui sharing kerja sama.
"Yang menjadi tantangan adalah koridor di bawah harus cantik. Koridor di atas lancar, penataan pedestriannya bagus, di sinilah dibutuhkan sharing. Pembangunan jalan tol ini juga menambah road ratio jalan di Kota Bogor, semakin banyak jaringan jalan menumbuh kembangkan kawasan baru sehingga bisa melaksanakan redistribusi fungsi. Ke depan jika sudah terkoneksi, Bogor akan jadi sentra besar," kata Yayat.
Terkait penyesuaian tarif Rp14.000, bagi pengguna jalan tol di Kota Bogor tidak terlalu terbebani, karena jalan utamanya tetap di bawah dan jalan tol merupakan alternatif sesuai dengan amanat Undang-Undang.
Editor: Donald Karouw