Trump Bela Penggunaan Gas Air Mata yang Hentikan Imigran di Perbatasan
WASHINGTON, iNews.id - Presiden Donald Trump membela tindakan pemerintahannya yang mengunakan gas air mata untuk menghentikan sekelompok imigran asal Amerika Tengah yang berusaha memaksa masuk ke Amerika Serikat (AS).
Kerusuhan ini mencerminkan eskalasi serius krisis tersebut, dengan kedua pihak di perbatasan melakukan aksi penangkapan terhadap para imigran dan berjanji akan mengadili mereka yang terlibat dalam kekerasan.
Kerusuhan terjadi akhir pekan lalu setelah para petugas bea cukai dan patroli perbatasan AS menggunakan gas air mata untuk menghentikan ratusan imigran, termasuk anak-anak, yang berusaha melintasi perbatasan dari Tijuana, Mexico.
Sejumlah pejabat AS mengatakan, beberapa orang yang berasal dari iring-iringan karavan pengangkut migran itu melemparkan proyektil ke arah para petugas tersebut.
Trump, yang mengirim ribuan tentara untuk operasi keamanan perbatasan, juga membela penggunaan gas air mata.
"Mereka harus melakukannya. Karena mereka didesak oleh sejumlah orang yang sangat kuat, mereka menggunakan gas air mata. Begini prinsipnya, siapapun tidak bisa masuk ke negara kita kecuali melakukannya secara legal,” serunya, seperti dilaporkan AP, Rabu (28/11/2018).
Polisi Tijuana menangkap puluhan imigran yang berusaha melintas perbatasan secara ilegal. Badan Bea Cukai dan Patroli Perbatasan AS menyatakan menangkap 69 orang.
Erlin Juarez, orang yang termasuk di antara ribuan imigran yang berusaha menghindari kemiskinan di Honduras, kini terdampar di Tijuana.
"Kami terpaksa menggunakan kekerasan untuk memaksa Trump membiarkan kami masuk. Bohong bila mereka mengatakan akan memperbaiki proses pengurusan dokumen, karena jumlah kami terlalu banyak,” jelasnya.
Kelompok-kelompok HAM menuduh Trump menciptakan krisis imigran dengan secara efektif menutup program suaka.
"Dengan menggunakan gas air mata, pemerintah Trump mencegah orang-orang mendekati perbatasan, bahkan ke dekat pintu-pintu masuk perbatasan. Alasan para imigran melakukan ini, alasan mereka melakukannya selama ini, adalah karena mereka tidak diizinkan untuk hadir dan mengajukan permohonan suaka di pintu-pintu masuk itu," kata Melissa Crow dari Southern Poverty Law Center.
Pada Senin (26/11/2018), Trump kembali mengatakan akan menutup perbatasan AS-Meksiko, yang membentang sekitar 3.000 kilometer. Dia juga mengancam akan menutup operasi sebagian pemerintah federal kecuali Kongres mendanai pembangunan tembok perbatasan yang digagaskannya.
Editor: Nathania Riris Michico