Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Gempa Taiwan M5,1, Kota Hualien Paling Terasa!
Advertisement . Scroll to see content

10 Gempa dan Tsunami Terjang Donggala-Palu Sejak 1927, Terdahsyat 1938

Sabtu, 29 September 2018 - 20:20:00 WIB
10 Gempa dan Tsunami Terjang Donggala-Palu Sejak 1927, Terdahsyat 1938
Gempa dan Tsunami menerjang Donggala-Palu. (Foto: iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.idGempa bumi berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng), tepatnya di jarak 26 kilometer dari Donggala, Jumat (28/9/2018). Gempat ini juga memicu terjadinya tsunami setinggi 1,5 hingga 3 meter di Palu.

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, gempa dan tsunami yang terjadi Sulteng bukanlah yang pertama kali. Berdasarkan catatan sejarah, gempa dan tsunami sudah terjadi 11 kali sejak tahun 1927 di wilayah tersebut.

Menurut dia, gempa berkekuatan 6,5 SR yang memicu tsunami pernah mengguncang Kota Palu pada 1 Desember 1927. Bencana ala mini mengakibatkan korban jiwa sebanyak 14 orang dan 50 orang luka-luka.

“Kemudian pada 30 Januari 1930 terjadi gempa di pantai barat Kabupaten Donggala. Gempa ini menyebabkan tsunami setinggi dua meter yang berlangsung selama dua menit,” kata Sutopo di Graha BNPB di Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Delapan tahun kemudian, bencana gempa kembali menerjang di wilayah Sulteng pada 14 Agustus 1938. Titik gempa berkekuatan 6 SR terpusat di Teluk Tambu, Balaesang, Kabupaten Donggala. Gempa ini menyebabkan tsunami setinggi 8-10 meter di pantai barat Donggala.

“Akibat gempa itu, 200 korban meninggal dan 790 rumah rusak. Hampir seluruh desa di pesisir pantai barat Donggala tenggelam,” ujar Sutopo.

Gempa kembali menerjang daerah Sausu, Kabupaten Donggal tahun 1994. Kemudian, 1 Januari 1996, tsunami menyapu pantai barat Donggala dan Toli-Toli.

Di tahun yang sama, tsunami setinggi 3,4 meter dan membawa air laut sejauh 300 meter ke daratan menerjang desa Bangkir dan Tonggolobibi di Donggala.

“Peristiwa ini menyebabkan Sembilan orang meninggal dunia dan sejumlah bangunan rusak parah,” ucap dia.

Gempa kembali terjadi pada 11 Oktober 1998 di Donggala berkekuatan 5,5 SR. Di era tahun 2000-an, gempa berkekuatan 6,2 SR terjadi 24 Januari 2005 di Sulawesi Tengah. Pusat gempa terletak 16 kilometer arah tenggara Kota Palu. Sedikitnya, 100 rumah rusak, satu orang meninggal dan empat luka-luka.

Lalu, gempa berkekuatan 7,7 SR berpusat di Laut Sulawesi pada 17 November 2008. Fenomena alam ini mengguncang Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah. Dampak dari gempa tersebut mengakibatkan empat orang meninggal.

Gempa juga terjadi saat masyarakat Sigi dan Parigimontong tengah berpuasa, tepatnya 18 Agustus 2012. Gempa berkekuatan 6,2 SR mengakibatkan delapan orang meninggal dan tiga kecamatan terisolir. 

Terbaru, gempa berkekuatan 7,4 SR terjadi dalam radius 26 kilometer dari Donggala, Jumat (28/9/2018). Peristiwa ini memicu tsunami yang dikarenakan ada longsor sedimen di dasar laut. Hingga pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 384 jiwa.

Sutopo mengatakan, Provinsi Sulawesi Tengah memang menjadi salah satu wilayah di Indonesia yang rawan gempa, khususnya di Kota Palu dan Kabupaten Donggala.

“Kami menerima laporan, tsunami di Palu kemarin ternyata ada yang tingginya mencapai enam meter," ujar dia. 

Wilayah Palu dan Donggala, kata Sutopo, dilewati oleh sesar patahan Palu-Koro yang setiap tahun bergeser atau bergerak 35 milimeter sampai dengan 45 milimeter, sehingga patahan Palu-Koro menjadi patahan dengan pergerakan terbesar kedua di Indonesia, setelah patahan Yapen, Kepulauan Yapen, Papua Barat, dengan pergerakan mencapai 46 milimeter per tahun.

“Patahan ini pernah menyebabkan gempa dengan magnitude 7,9 skala richter," ucap Sutopo.

Editor: Khoiril Tri Hatnanto

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut