Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pemkot Bogor Izinkan Sekolah Tatap Muka 100 Persen
Advertisement . Scroll to see content

14 Rekomendasi Baru IDAI Soal Sekolah Tatap Muka 2022, Ortu Wajib Catat!

Senin, 03 Januari 2022 - 13:19:00 WIB
14 Rekomendasi Baru IDAI Soal Sekolah Tatap Muka 2022, Ortu Wajib Catat!
Ilustrasi sekolah tatap muka yang akan digelar di Palembang mulai 6 September. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pembelajaran tatap muka (PTM) atau sekolah tatap muka sudah mulai dilakukan pada hari ini, Senin (3/1/2022) di beberapa wilayah. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun memberikan rekomendasi terkait pelaksanaan PTM ini.

Dalam edaran yang dirilis dalam situs resmi IDAI, ada 14 rekomendasi yang dipertimbangkan oleh dokter terkait sekolah tatap muka, berikut selengkapnya

Rekomendasi Sekolah Tatap Muka 2022 dari IDAI

  • 1.Sudah ditemukan varian Omicron di Indonesia.
  • 2.Data di negara lain, yaitu Amerika Serikat, negara-negara Eropa dan Afrika terkait peningkatan kasus  COVID-19  pada  anak  dalam beberapa minggu terakhir. Sebagian besar kasus anak yang sakit adalah anak yang belum mendapat imunisasi COVID-19. 
  • 3.Kebijakan pembelajaran tatap muka. 
  • 4.Sudah diaplikasikannya beberapa inovasi metode pembelajaran  oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan.
  • 5.Pentingnya proses pendidikan anak usia sekolah. Maka IDAI merekomendasikan sebagai berikut:

1.Untuk membuka pembelajaran tatap muka, 100 persen guru dan  petugas sekolah harus sudah mendapatkan vaksinasi COVID-19. 

2.Anak yang dapat masuk sekolah adalah anak yang sudah  diimunisasi  COVID-19 lengkap 2 kali dan tanpa komorbid.

3.Sekolah tetap harus patuh pada protokol kesehatan terutama fokus pada:

a.Penggunaan masker wajib untuk semua orang yang ada di lingkungan sekolah.
b.Ketersediaan fasilitas cuci tangan.
c.Menjaga jarak.
d.Tidak makan bersamaan.
e.Memastikan sirkulasi udara terjaga.
f.Mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya  untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek COVID-19.

4.Untuk kategori anak usia 12-18 tahun

a.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan 100 persen dalam kondisi berikut:

i.Tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut.

ii.Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

b.Pembelajaran  tatap  muka  dapat  dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi berikut:

i.Masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate di bawah 8 persen.
ii.Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
iii.Anak, guru, dan  petugas  sekolah  sudah  mendapatkan  vaksinasi  COVID-19 100 persen

5.Untuk kategori anak usia 6-11 tahun

a.Pembelajaran  tatap  muka  dapat dilakukan metode hybrid (50 persen luring, 50 persen daring) dalam kondisi sebagai berikut:


i.Tidak adanya peningkatan kasus COVID-19 di daerah tersebut.
ii.Tidak adanya transmisi lokal Omicron di daerah tersebut.

b.Pembelajaran tatap muka dapat dilakukan metode hybrid (50 persen daring, 50 persen luring outdoor)

i.Masih ditemukan kasus COVID-19 namun positivity rate di bawah 8 persen.
ii.Ditemukan transmisi lokal Omicron yang masih dapat dikendalikan.
iii.Fasilitas outdoor yang dianjurkan adalah halaman sekolah,  taman,  pusat olahraga, ruang publik terpadu ramah anak.

  • 6.Untuk kategori anak usia dibawah 6 tahun

a.Sekolah pembelajaran tatap muka belum dianjurkan sampai dinyatakan tidak ada kasus baru COVID-19 atau tidak ada peningkatan kasus baru.

b.Sekolah dapat memberikan pembelajaran sinkronisasi dan  asinkronisasi dengan metode daring dan mengaktifkan keterlibatan orangtua di rumah dalam kegiatan outdoor.

c.Sekolah dan orangtua dapat melakukan kegiatan kreatif seperti:

i.Mengaktifkan permainan daerah di rumah.

ii.Melakukan pembelajaran outdoor mandiri di tempat terbuka masing-masing keluarga dengan modul yang diarahkan sekolah  seperti  aktivitas  berkebun, eksplorasi alam dsb.

iii.Rekomendasi  bermain  dapat  mengutip  dari  rekomendasi  permainan  anak sesuai rekomendasi IDAI.

  • 7.Anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan  dokter spesialis  anak. Komorbiditas anak meliputi penyakit  seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit  autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.
  • 8.Menghimbau untuk segera melengkapi imunisasi rutin anak usia 6 tahun ke atas.
  • 9.Anak dianggap sudah mendapatkan perlindungan dari imunisasi COVID-19 jika sudah mendapatkan dua dosis lengkap dan proteksi  dinyatakan cukup setelah 2 minggu pasca penyuntikan imunisasi terakhir.
  • 10.Sekolah dan pemerintah memberikan kebebasan kepada orangtua dan keluarga untuk memilih pembelajaran tatap muka atau daring, tidak boleh ada paksaan.
  • 11.Untuk anak yang memilih pembelajaran daring, sekolah dan pemerintah harus menjamin ketersediaan proses pembelajaran daring.
  • 12.Rekomendasi  lengkap  terkait protokol kesehatan dan proses mitigasi merujuk rekomendasi IDAI sebelumnya.
  • 13.Keputusan buka atau tutup sekolah harus memperhatikan adanya kasus baru COVID-19 di sekolah atau tidak.
  • 14.Rekomendasi ini sifatnya dinamis, disesuaikan dengan perkembangan terkini.

Semoga rekomendasi sekolah tatap muka 2022 dari IDAI bisa menjadi pertimbangan ya!

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut