Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : 10 Contoh Puisi tentang Air Terjun yang Menakjubkan
Advertisement . Scroll to see content

25 Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema, Yuk Ketahui!

Senin, 02 Oktober 2023 - 22:35:00 WIB
25 Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema, Yuk Ketahui!
20 contoh puisi pendek dari berbagai tema (Foto: Istimewa)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id -  Contoh puisi pendek dari berbagai tema akan diulas berikut ini. Jenis karya sastra ini dapat kita temukan di kehidupan sehari-hari. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah ragam sastras yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. 

Sementara itu menurut Herman J. Waluyo (2002) pada bukunya yang berjudul Apresiasi Puisi, menjelaskan bahwa puisi merupakan salah satu karya sastra yang ditulis dengan bahasa yang dipersingkat, dipadatkan, dan berima. Serta bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang imajinatif atau kias. 

Puisi pendek adalah jenis yang puisi yang isinya singkat dan tidak menggunakan kata-kata yang terlalu panjang. Namun memiliki makna yang begitu mendalam. Selain itu, berbagai tema juga dapat menjadi pembahasan dalam sebuah puisi. 

Berikut ini kami berikan ulasan mengenai contoh puisi pendek dari berbagai tema yang telah dikutip dari Buku Kumpulan Puisi Cermin (Hadi Mulyadi), Senin (2/10/2023). 

Contoh Puisi Pendek dari Berbagai Tema

1. AYAH

Karya:Hadi Mulyadi

Kami bangga padamu Ayah.
Tak pernah terlihat berkeluh kesah,
kau hidupi kami tanpa kenal lelah.

Kami sayang padamu Ayah.
Tak terbilang keringat mengucur basah,
selalu berjuang mencari nafkah.

Kami cinta padamu Ayah.
Tak cukup kata mengungkap kisah,
tentang pengorbanan yang penuh sejarah.

Kami panjatkan do’a untukmu Ayah,
agar hidup dan matimu penuh barokah.

2. MAMA

Karya: Hadi Mulyadi

Terima kasih mama tercinta,
walau kau sudah tiada
cinta kasihmu masih terasa

tergores mendalam di dada.
Ingin nanda bersua,
apa daya tempat kita berbeda.

Walau mama tidak lagi bersuara
nasehat masih terngiang di telinga.
Nanda mengaku banyak dosa.

Tapi asa,
ingin bersama mama di syurga.

3. BUNGA

Karya: Hadi Mulyadi

Hari-hari kulewati,
siang malam kumenanti.
Setiap hari kusirami
dengan sepenuh hati.

Kini aku menyaksikan sendiri,
ternyata bunga itu telah mekar.
Dia telah mengharumi rumahku,
dan membuat indah suasana sekitar.

Tapi aku tak selalu bersamanya.
Bau harumnya tidak selalu mengikutiku,
indahnya pun tak selalu dapat kupandang.
Oh… Bungaku

Kirimkan selalu wangimu,
tebarkan indahmu.
Agar dunia tersenyum bersamamu.

4. SAHABAT

Karya: Hadi Mulyadi

Sahabat itu seperti hujan.
Tidak selalu membuat banjir,
tapi menyirami.

Sahabat itu seperti angina.
Tidak selalu mendatangkan badai,
tapi menyejukkan..

Sahabat itu seperti api.
Tidak selalu membakar,
tapi menerangi.

Sahabat itu seperti salju.
Tidak selalu membuat beku,
tapi mendinginkan.

Untukmu sahabat,
ku tulis kekuranganmu di atas pasir,
kuu kir kebaikanmu di atas batu.

5. SENYUM

Karya: Hadi Mulyadi

Aku ingin memberimu hadiah yang sederhana.
Dengan bahasa tubuh yang lahir dari jiwa,
dengan ungkapan hati yang keluar tanpa paksa,
dengan gerakan sederhana tanpa banyak tenaga.

Aku ingin memberimu hadiah yang sederhana.
Yang tidak bisa dibeli dengan harta,
yang tidak bisa diambil dengan kuasa,
yang tidak bisa diminta dengan senjata.

Aku ingin memberimu hadiah yang sederhana.
Dengan senyum yang hangatkan jiwa,
dengan senyum yang membuat bahagia,
dengan senyum yang mengundang tawa.

Aku ingin memberimu hadiah yang sederhana.
Yang selalu kuberi sebelum kau meminta.
Senyum seribu makna.

6. Sekolah di Pulau Kelapa

Karya: Imam Budiman

sebuah sekolah—sedikit daratan
Halamannya laut dan langit terbentang
Sejauh mata menghadang di batas lazuardi. 

Tiada roda empat, pula jalan aspal
Motor matik melupakan masa lalu
Menanggalkan spion kepalanya. 

Pada jam istirahat, ditambatkan kapal mesin
Dan perahu milik nelayan. seragam hari senin
Disapu terik, anak-anak berebut membeli jajan
Kepada seorang perempuan muda bermata
Indah penjual mie instan dadakan 

Di kejauhan seorang guru berwajah datar
Memantau di depan pagar—barangkali
Menyimpan amarah, mungkin pula
Sedikit kesepian. 

7. Aku Ingin

Karya: Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

8. Prajurit Jaga Malam

Karya: Chairil Anwar

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras, bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya kepastian
Ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu

9. Catatan Terima Kasih

Karya: Lang Leav

Kamu telah memberitahuku
Semua hal
Aku perlu mendengar
Sebelum aku tahu,
Aku perlu mendengar mereka

Agar tidak takut dari semua hal
Aku pernah takut,
Sebelum aku tahu
Aku seharusnya tidak takut pada mereka.

10. Ibu dan Misteri

Karya: Joanna Fuchs

Bu, cintamu adalah sebuah misteri
Bagaimana kamu bisa melakukan itu semua?
Ibu selalu ada di sana dan memperbaiki hal dengan sempurna
Untuk masalahku, besar dan kecil.

Cintamu melindungiku hari demi hari,
Jadi aku tidak takut, aku aman dan sehat.
Aku merasa bisa melakukan apa saja
Kapan pun ibu ada.

Ibu, cintamu adalah sebuah misteri,
Aku tidak punya petunjuk
Mengapa kamu mencintaiku sepanjang waktu,
Tapi saya sangat senang kamu melakukannya!

11. Sahabatku

Karya: Devi Fatoni

Kubuang jauh hiasan, riasan, citraan
Aku sudah bersamamu, kawan..
Sahabat sejati perlu kita pertahankan dan perjuangkan, bahkan jadikanlah mereka salah satu bagian dalam hidup kita.
Tempat aib bersemayam sahabat sejati perlu kita pertahankan dan perjuangkan, bahkan jadikanlah mereka salah satu bagian dalam hidup kita.
Penyeka peluh dan luh

Tanggal pula nama kebesaran sebab julukanmu
Bagai panggilan sayang
Biar ku menggila sejenak melupakan kerumitan
Yang kau sebut kewarasan

12. Persahabatanku

Karya: Arbani Yasiz

Saat aku jatuh terpuruk tak berdaya
Persahabatanku kuagungkan di nadiku
Tekadku ada di pundak mereka
Harapanku kokoh

Dalam genggaman mereka
Keharuan mana yang bisa ku dustakan
Melihat ketulusan yang tak terbantahkan
Semangat mereka begitu membara
Mencari keadilan yang tak bermuara

13. Keikhalasan Guru

Karya: eKA Pratiwi

Bimbinganmu berikan cahaya hidupku
Cahaya yang selalu terangi hidupku

Guru
Kau tanamkan segala pelajaran tuk hidupku
Hingga kedamaian kurasa dalam hidupku

Guru
Tanpa lelah kau mengajariku
Tanpa lelah kau membimbingku
Mengarahkanku untuk melangkah maju
Untuk menempuh hidup yang utuh

Terimakasih guru
Atas semua pengajaranmu
Semoga jasamu terbalas oleh Tuhan

14. Surat Cinta

Karya: Goenawan Mohamad

Bukankah surat cinta ini ditulis
ditulis ke arah siapa saja
Seperti hujan yang jatuh ritmis
menyentuh arah siapa saja

Bukankah surat cinta ini berkisah
berkisah melintas lembar bumi yang fana
Seperti misalnya gurun yang lelah
dilepas embun dan cahaya.

15.  Perjalanan Abadi

Karya: Nia Bayu Apriani

Ketika nanti tubuh ini
Terdampar pada ruangan sempit
Terselimut akar-akar penuh duri
Tiada daya kecuali menangis sendiri

Saat baju tinggalkan jiwa
Hanya menyisakan raga berlumur dosa
Inginku kembali pulang
Namun, jalannya telah tertutup sempurna

Isak tangis menelan gulita
Tertunduk patuh pada tepi keinginan
Jeritanku, gelegar petir dalam sunyinya kehampaan
Namun, semua insan tetap menatapku dengan sembab air mata

16. Hutan Karet

Karya: Joko Pinurbo

Daun-daun karet berserakan
Berserakan di hamparan waktu

Suara monyet di dahan-dahan
Suara kalong menghalau petang

Di pucuk-pucuk ilalang belalang berloncatan
Berloncatan di semak-semak rindu

Dan sebuah jalan melingkar-lingkar
Membelit kenangan terjal

Sesaat sebelum surya berlalu
Masih kudengar suara bedug bertalu-talu

17. Elegi

Karya: Joko Pinurbo

Maukah kau menemaniku makan?
Makan dengan piring yang retak
dan sendok yang patah. Makan,
menghabiskan hatiku yang pecah.

Itulah makan malam terakhirnya
Di surga kecilnya yang suram.
Besok ia sudah terusir kalah
Dan harus pergi menuju entah

Lalu mereka berfoto bersama
Sementara mobil patrol berjaga-jaga
di ujung sana. Lalu hujan datang
memadamkan api di matanya.

Ia akan merindukan rumahnya
dan akan sering menengoknya
lewat mesin pencari kenangan
sebelum malam mimpinya.

18. Sepercik Harapan

Karya: Yuningtias

Serpihan malam
Getaran-getaran halus
Menggenggam lurus
Dalam detik ini
Ingin ku selimuti
Bayang-bayang sepi

Aku kehilangan bayangmu
Kusapu bekas bayangmu
Aku masih seperti kemarin
Menanti dalam hening
Namun kau tak bergeming
Menuju ke arahku

Entahlah… mungkin aku harus berlalu
Mengalah pada waktu
Karena aku di dirimu
Hanya sebagai sosok semu
Aku cukup berdiri disini
Tanpa segala sesuatu tentangmu

19. Indonesia Menangis

Karya: Sam Haidi

Tak akan sempat Insanterpaha;
ribuan nama memesan bersama-sama
sementara
mayat-mayat yang belum berangkat
terbaring berselimut puing-puing
O, Tsunami
Airmu bermuara di mata kami!

20. Hutan yang Malang

Karya: Jehan Sri Handayani

Alangkah indahnya dirimu
Kau mempunyai daun yang lebat
Kau berguna sebagai paru-paru dunia
Hutan malangnya nasibmu
Karena orang yang membakar dirimu

Sangat tega dan tidak mempunyai hati nurani
Dia tidak melihat
Begitu banyak orang yang sakit
Dan meninggal

Udara pun menjadi terganggu
Tanah pun menjadi gersang
Banjir melanda kota
Oh malangnya nasibmu

21. Alam Untuk Anak Cucu Kita

Karya: Fouren S. Wijaya

Kau yang kini tertawa
Memandikan harta
Duduk dengan santai

Berkawan dengan kemewahan
Darimana semua kau dapat?
Dari hutan yang kau tebang
Dari hewan yang kau bunuh

Apakah kau tak ingat?
Masih ada anak cucu kita
Yang mau melihat keindahan alam
Dan masih mau menghirup udara segar

22. Karena Kasihmu 

Karya: Amir Hamzah

Karena kasihmu
Engkau tentukan waktu
Sehari lima kali kita bertemu

Aku anginkan rupamu
Kulebihi sekali
Sebelum cuaca menali sutera

Berulang-ulang kuintai-intai
Terus menerus kurasa-rasakan
Sampai sekarang tiada tercapai
Hasrat sukma idaman badan

Pujiku dikau laguan kawi
Datang turun dari datuku
Diujung lidah engkau letakkan
Piatu teruna di tengah gembala

Sunyi sepi pitunang Poyang
Tadak meretak dendang dambaku
Layang lagu tiada melangsing
Haram gemerencing genta rebana

Hatiku, hatiku
Hatiku sayang tiada bahagia
Hatiku kecil berduka raya
Hilang ia yang dilihatnya

23. Ruai Temaram

Karya: Shara Nurrahmi

Termakan ego terkibas risau
Kini raga bagai terbilah pisau
Usah resah hingga meracau
Percuma sedu sedan hingga mengigau

Tulus yang terkenang
Sedih yang bergelimang
Harta berharga kini hilang
Seonggok hati kacau bimbang

Harta itu kini terbenam
Sembari menyayat sedikit malam temaram
Cintamu memang kelam
Hingga hatiku ruai sepanjang malam

24. Rasa Sepi

Karya; Dendy Prasetyo

Sendiri memang sulit
Akal terbang mengayuh sakit
Bandingkan dengan nyata mereka
Hidup seakan sempit dan tak terakit

Jiwa merasa merana
Sendiri mengikat makna
Coba hadapi tapi sama
Sama nihil hasilnya

Berdua adalah harapan
Bagai cahaya setelah gelap
Berharap hujan kan reda
Dan jalani hidup yang cerah

25. Ranjang Ibu

Karya: Sutardji Calzoum Bachri

Ia gemetar naik ke ranjang
sebab menginjak ranjang serasa menginjak
rangka tubuh ibunya yang sedang sembahyang.
Dan bila sesekali ranjang berderak atau berderit,
serasa terdengar gemeretak tulang
ibunya yang sedang terbaring sakit.

Nah, itulah ulasan mengenai 20 contoh puisi pendek dari berbagai tema. Semoga informasi ini dapat memberikan manfaat bagi kamu ya!

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut