Contoh Autobiografi Singkat Beserta Strukturnya
JAKARTA, iNews.id - Contoh autobiografi singkat beserta strukturnya berikut patut dijadikan referensi. Menulis autobiografi singkat dapat menjadi cara yang menarik untuk merefleksikan perjalanan hidup seseorang.
Dengan mempelajari contoh-contoh ini, pembaca akan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang bagaimana menyusun autobiografi singkat yang menarik dan informatif. Selain itu, penulis juga akan menyusunnya sesuai dengan struktur autobiografi.
Adapun lima contoh autobiografi singkat beserta strukturnya, yang dilansir iNews.id dari berbagai sumber, Jumat (2/2/2024), adalah sebagai berikut.
Dilansir dari laman KBBI Kemdikbud, autobiografi merupakan riwayat hidup yang ditulis sendiri. Riwayat hidup tersebut berupa tempat tanggal lahir, masa kecil, masa remaja, pekerjaan, hingga perjalanan hidup lainnya.
Autobiografi berbeda dengan biografi dari penulis hingga sudut pandang. Jika autobiografi ditulis sendiri dan menggunakan sudut pandang orang pertama, biografi adalah riwayat hidup yang ditulis oleh orang lain, sehingga menggunakan sudut pandang orang ketiga.
Bagian pengenalan adalah bagian pertama dari sebuah autobiografi. Isinya mencakup gambaran umum tentang diri penulis, termasuk latar belakang keluarga, pendidikan, pekerjaan, dan prestasi.
Setelah bagian pengenalan, pembaca akan beranjak pada isi autobiografi. Pada bagian ini, penulis akan bercerita menyeluruh tentang pengalaman hidupnya dari sudut pandangnya.
Bagian kesimpulan berisi pelajaran yang dipetik dari pengalaman hidup penulis. Namun, tak semua autobiografi memiliki bagian ini.
Namaku Alfi Prasetya, aku tinggal di Pasuruan dan menjadi salah satu siswa SMA Negeri di Kabupaten Pasuruan. Saat ini aku sudah duduk di bangku kelas XI Jurusan IPS. Aku lahir di Malang pada tanggal 20 Maret 2000.
Semasa kecil aku suka bermain kejar-kerjaran dengan teman-temanku. Lariku paling cepat di antara teman yang lainnya. Sewaktu sekolah dasar aku sering diikutkan lomba lari olah guruku. Beberapa kali aku mendapat juara. Di antaranya juara 3 lari tingkat kabupaten, juara 2 lari dalam rangka HUT RI antar SD se-kecamatan, dan juara harapan 1 lari dalam rangka hari jadi Kabupaten Pasuruan.
Menginjak SMP aku semakin sering mengikuti lomba lari di berbagai even dan memenangkan juara. Di SMA aku juga selalu mengikuti lomba lari. Salah satu lomba yang paling berkesan saat mengikuti lomba Bromo Marathon, bersaing dengan peserta dalam negeri dan luar negeri.
Aku bersyukur bisa menginjakkan kaki sampai finish meskipun tidak menjadi juara. Waktu mengikuti POPDA, aku mendapat juara 1 lari 1500 m mengalahkan peserta yang lainnya. Aku senang sekali waktu itu. Di kesempatan yang berbeda, aku juga mengikuti Tretes Night Run. Waktu itu aku mendapatkan juara 2.
Saat lulus SMA nanti aku ingin melanjutkan ke perguruan tinggi negeri di Jawa Timur dengan jurusan olahraga. Semoga dengan prestasi yang pernah saya raih, memudahkan saya untuk meraih cita-cita melanjutkan ke perguruan tinggi.
Saya adalah Dewi Anggraini, lahir di Majalengka pada tanggal 12 Desember 1997. Saya merupakan anak kedua dari lima bersaudara, yang merupakan keturunan dari Dimas Koswara dan Nyimas Ratuwangi. Nama panggilan saya adalah Dewi, dan saya berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ayah saya adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS), sementara ibu saya adalah seorang guru di sebuah madrasah tsanawiyah. Sejak kecil, ayah saya selalu memberi nasihat kepada saya agar rajin beribadah, jujur, dan bersikap baik terhadap orang lain.
Pendidikan formal saya dimulai ketika saya berusia 6 tahun di SDN 1 Pasawahan, Majalengka. Setelah lulus dari SD, saya melanjutkan pendidikan di SMPN 4 Majalengka pada tahun 2009. Setelah menyelesaikan SMP, saya pindah ke kota Bandung dan tinggal bersama paman di sekitar daerah Buah Batu. Saya melanjutkan pendidikan di salah satu SMA di sana.
Sejak SMP, saya memiliki minat dalam menulis puisi dan cerpen. Ketertarikan ini memotivasi saya untuk berpartisipasi dalam lomba menulis puisi antar SMA se-Kota Bandung dengan tema remaja dan pendidikan. Pada lomba tersebut, saya berhasil meraih peringkat ketiga dengan puisi berjudul 'Senja di Barat Cikapundung'.
Saat saya berada di kelas XII SMA, saya memiliki rencana untuk melanjutkan studi di jurusan Sastra Indonesia di UGM setelah lulus nanti. Saya ingin selalu menulis dan menebar kebaikan serta keindahan melalui tulisan saya.
Aku adalah Nicholas Baker, lahir dan besar di Roanoke. Seperti kebanyakan orang, saat kecil, aku mengikuti sekolah umum. Namun, ketika memasuki SMA, aku terpaksa harus beralih ke homeschooling karena suatu kejadian yang sangat buruk.
Saat SMP, aku berteman dengan seorang anak populer dan berusaha menjadi bagian dari kelompoknya untuk merasakan kehidupan yang keren di SMP. Namun, ternyata ia adalah seorang murid yang sangat jahat dan nakal. Perilakunya melibatkan kebiasaan merokok, clubbing, dan bahkan membolos dari kelas setiap hari.
Walaupun bergabung dengan grupnya membuatku lebih dikenal, aku tidak tahan dengan pengaruh buruknya yang terus memaksaku untuk melakukan hal-hal seperti minum alkohol, merokok, bahkan menghina guru. Setiap hari hidupku begitu menderita, sehingga akhirnya aku memutuskan untuk keluar dari kelompok tersebut.
Namun, hal yang tidak kusangka adalah ia berbalik membullyku setiap hari tanpa henti. Ia merendahkan martabatku dengan kata-kata kasar dan perlakuannya yang kejam. Hal ini membuatku sangat trauma, hingga akhirnya aku memilih untuk homeschooling. Meskipun aku sekarang sudah pulih dan bisa kembali ke sekolah umum, aku merasa nyaman belajar di rumah setiap harinya.
Pengalaman itu mengajarkanku bahwa popularitas bukanlah segalanya, dan penting sekali untuk memilih teman dengan bijak. Aku bertekad bahwa aku tidak akan mengalami fase-fase menyakitkan seperti itu lagi, dan saya bersumpah akan mencari teman yang tulus dan baik hati seperti diriku.
Saya adalah Al Habib Sholihul Amri, biasa dipanggil Habib, dan beberapa orang memanggil saya Amri. Saya adalah anak laki-laki yang lahir pada 29 Februari 2000 di Pekanbaru, Riau. Saya merupakan anak pertama dari tiga bersaudara, yang merupakan keturunan dari bapak Danil dan ibu Eka Suhela.
Pendidikan formal saya dimulai ketika saya berusia 6 tahun di SDN 031 Pekanbaru, yang saat ini telah berubah menjadi SDN 145 Pekanbaru. Setelah menyelesaikan SD, saya melanjutkan pendidikan di SMPN 22 Pekanbaru. Kemudian, saya melanjutkan ke SMKN 2 Pekanbaru.
Di SMKN 2 Pekanbaru, saya meraih dua prestasi pertama, yaitu meraih peringkat ketiga dalam lomba Jaringan Olimpiade Teknologi Informasi dan Komunikasi (OTIK-9) SMA/SMK Sederajat se-Provinsi Riau yang diselenggarakan oleh UIN Suska Riau. Selain itu, saya juga mendapat peringkat kedua dalam lomba jaringan Information Technology Olympiad (ITO-6) yang diadakan oleh Politeknik Caltex Riau.
Namaku Liben Ananda, aku lahir tanggal 17 Agustus 1997 di Papua. Tetapi, saat ini aku sedang bersekolah di Jakarta sebagai siswa kelas X, jurusan IPS, tepatnya di SMAN 12 Jakarta. Usiaku sekarang 17 tahun. Dari kecil, aku sudah suka sekali berolahraga dan bermain bulutangkis. Hingga kini, bulutangkis adalah cabang olahraga kesukaanku.
Oleh sebab itu, aku bercita-cita menjadi pemain bulutangkis yang hebat dan bisa membawa harum nama bangsa di kancah internasional. Tidak hanya membanggakan Indonesia, tentu aku juga ingin membanggakan ayah dan mama yang sudah merawatku sejak kecil serta semua teman-temanku. Dulu saat aku masih duduk di bangku kelas 5 SD, aku diberi hadiah ulang tahun berupa raket oleh kakeku.
Kakekku juga handal sekali dalam bermain bulutangkis. Ia selalu mengajakku bermain dan mengajariku bagaimana bermain bulutangkis yang benar. Biasanya aku selalu menghabiskan waktu liburan sekolahku bersamanya bermain bulutangkis. Dua tahun yang lalu saat aku masih berusia 15 tahun, aku menjadi perwakilan sekolah dalam sebuah kompetisi bulutangkis antar sekolah se-kabupaten. Dan saat itu pula merupakan kali pertamaku mengikuti kompetisi resmi.
Aku sangat senang dan merasa bangga saat itu karena terpilih menjadi perwakilan sekolah. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan sama sekali hingga aku berhasil melaju ke babak final. Di final, ternyata aku harus menerima kekalahan dan menjadi juara 2.
Tetapi, aku tidak bersedih karena ini juga merupakan salah satu pengalaman berharga yang akan ku kenang. Saat ini aku menjadi salah satu anggota tim bulutangkis sekolahku. Seiring waktu, aku berharap kemampuanku terus meningkat agar aku bisa terus memperjuangkan cita-citaku sejak kecil.
Itulah lima contoh autobiografi singkat beserta strukturnya. Semoga bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja