3 Fakta Prof Achmad Soemitro, Pembimbing Skripsi Jokowi sekaligus Guru Besar UGM
JAKARTA, iNews.id - Berikut ini 3 fakta Prof Achmad Soemitro yang merupakan pembimbing skripsi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) saat kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM). Achmad Soemitro diketahui guru besar emeritus Fakultas Kehutanan UGM yang juga pernah menjabat Dekan Fakultas Kehutanan.
Namanya menjadi sorotan publik karena disebut menjadi pembimbing skripsi Jokowi. Namun, perbedaan penulisan namanya dan kejanggalan di dokumen skripsi memicu kontroversi keaslian ijazah Jokowi.
Berikut deretan 3 fakta Prof Achmad Soemitro, pembimbing skripsi Jokowi sekaligus Guru Besar UGM:
Prof Achmad Soemitro Purwodipoero lahir pada 2 Desember 1935. Achmad Soemitro wafat pada 21 September 2009 pada usia 74 tahun.
Namanya dikenal luas atas kontribusinya dalam dunia akademik dan pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia. Dalam kariernya, Achmad Soemitro pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM periode 1978-1979, 1980-1981, 1988-1991 dan 1991-1994.
Achmad Soemitro diketahui aktif dalam upaya pemberantasan illegal logging serta revitalisasi industri kehutanan. Dia kerap menekankan pentingnya pengelolaan hutan secara lestari dan berkelanjutan.
Salah satunya pernah disampaikan Rektor UGM, Prof Sudjarwadi saat memberikan sambutan pada acara pelepasan jenazah Achmad Soemitro di Balairung. Mengutip laman resmi UGM, Sudjarwadi menyebut, Achmad Sumitro sangat prihatin dengan adanya illegal logging dan illegal trade.
Pasalnya, jika aktivitas tersebut tidak dihentikan, revitalisasi industri tidak dapat terlaksana, serta rehabilitasi dan konservasi hutan tidak akan berguna dan pada akhirnya akan sangat mempengaruhi upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Nama Achmad Soemitro menjadi pembahasan terkait keaslian dokumen skripsi dan ijazah Jokowi yang memicu isu pemalsuan. Pada dokumen skripsi Jokowi tercantum nama pembimbing dengan ejaan "Achmad Soemitro". Namun, putri almarhum eks Dekan Fakultas Kehutanan UGM itu menyebut bahwa penulisan nama yang benar adalah "Achmad Sumitro", dengan huruf U bukan ejaan OE.
Perbedaan penulisan ini yang pada akhirnya memunculkan keraguan terkait keaslian skripsi Jokowi.
Tak hanya itu, kejanggalan juga terlihat pada tanda tangan pembimbing di lembaran skripsi Jokowi. Sejumlah pihak menilai tanda tangan tersebut tidak sesuai dengan tanda tangan asli Achmad Soemitro.
Selain itu, font dan dokumen skripsi Jokowi dianggap tidak konsisten dengan tahun pembuatan 1985. Lebih jauh, Jokowi pernah menyebut bahwa pembimbingnya adalah Pak Kasmudjo, bukan Achmad Soemitro, yang memunculkan pertanyaan lanjutan tentang siapa sebenarnya pembimbing skripsi Jokowi dan keaslian dokumen akademiknya.
Demikian ulasan 3 fakta Prof Achmad Soemitro, pembimbing skripsi Jokowi saat kuliah di UGM.
Editor: Aditya Pratama