33.000 Jiwa Mengungsi akibat Hoaks Tsunami usai Gempa Bawean Gresik
JAKARTA, iNews.id - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sebanyak 33.000 jiwa mengungsi akibat hoaks atau kabar bohong tsunami pascagempa mengguncang Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Gempa kekuatan M6,0 Bawean terjadi pada Jumat (22/3/2024) lalu.
Rentetan gempa susulan juga terus terjadi dalam tiga hari tercatat 267 kali.
“Jadi dari 33.000, ini yang perlu kita Jelaskan ya dari 33.000 jiwa ya ini yang mengungsi, ini sebenarnya tidak merepresentasikan jumlah bangunan yang rusak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam Disaster Briefing, Senin (25/3/2024).
Aam sapaan Abdul Muhari mengatakan jumlah bangunan rusak yang terdata hanya 799 namun tidak masuk kategori rusak berat.
“Nah kalau misalkan 800 rumah rusak, satu rumah itu dihitung satu KK misalkan 5 orang anggota keluarga 700 kali 5, baru 3.500 seharusnya pengungsinya. Kalau misalkan kemudian ada 33.000 pengungsi yang terdata artinya ini sebenarnya bukan merepresentasikan kondisi bangunan yang rusak,” ujar Aam.
Aam pun mengatakan ketika Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto berdialog langsung di Pulau Bawean, para pengungsi mengaku jika rumah yang ditempati tidak rusak. Namun, alasan mengungsi lebih pada trauma karena rentetan gempa susulan.
“Tetapi ketika kita Kepala BNPB kemarin berdialog dengan para pengungsi sebenarnya lebih banyak mereka menyampaikan rumah saya itu enggak apa-apa, rumah saya itu masih bisa ditempati tapi kami trauma karena gempa susulannya masih sangat signifikan,” ujar Aam.
“Jadi kita lihat dalam apa dalam 3 hari itu sampai 267 kali gempa susulan, memang tidak semua dirasakan. Tetapi kalau misalkan dalam 2 jam terus goyang lagi, 3 jam goyang lagi ini membuat masyarakat tidak merasa aman untuk kembali ke rumah,” imbuh dia.
Selain trauma akibat rentetan gempa, kata dia juga tersebar kabar hoaks tsunami akan terjadi. Sehingga, masyarakat lebih memilih mengungsi.
“Nah, faktor trauma ini yang kemudian juga ditambah lagi ada isu tsunami, ada isu hoaks tsunami akan terjadi," katanya.
Editor: Faieq Hidayat