7 Contoh Teks Debat Singkat Berbagai Tema, Bisa Jadi Referensi Belajar Siswa
JAKARTA, iNews.id - Contoh teks debat singkat berbagai tema berikut ini dapat jadi bahan latihan untuk beradu argumentasi para siswa. Biasanya debat ditandai dengan adanya proses tukar menukar pendapat antara dua pihak, yakni pro dan kontra.
Teks debat merupakan sebuah teks yang berisikan tentang adu argumentasi atau pendapat antara dua belah pihak ataupun lebih. Teks ini dibutuhkan oleh sebagian orang atau pihak yang berkepentingan untuk mendiskusikan suatu hal.
Adapun, teks debat memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dengan teks lainnya, seperti memiliki dua sudut pandang, kedua belah pihak saling mempertahankan pendapatnya, terdapat dua argumen, adanya moderator, dan terdapat sesi tanya jawab.
Sementara itu, struktur teks debat terdiri dari pengenalan, penyampaian argumentasi, debat, simpulan, dan penutup. Tahap argumentasi haruslah mencakup argumen dari setiap pihak, yakni tim afirmasi, tim oposisi, dan tim netral.
Lantas, seperti apa contoh teks debat singkat berbagai tema? Berikut iNews.id akan berikan ulasannya dikutip dari berbagai sumber, Senin (5/2/2024).
Moderator:
Penetapan ketetapan pemerintah sudah tersebar tentang penerapan sekolah full day yang memunculkan respon dari banyak pihak. Ada yang mendukung secara positif, ada juga yang memberikan komentar negatif dan menolak hal tersebut.
Mari kita dengar pendapat dari semua tim debat hari ini yang akan menyampaikan argumentasinya terhadap mosi debat tersebut.
Tim Afirmatif:
Saya setuju dengan keputusan pemerintah tentang penerapan sekolah full day ini. Hal ini tentunya akan membuat siswa-siswa bisa belajar secara optimal, dengan diawasi langsung oleh guru pembimbing sesuai mata pelajarannya.
Tim Oposisi:
kami tim oposisi jelas menolak keputusan sekolah full day tersebut. Sebagai anak-anak, mereka juga membutuhkan waktu untuk mengembangkan diri sendiri dan bersosialisasi dengan keluarga manapun di lingkungan masyarakat di luar jam sekolahnya.
Tim Netral:
Siswa memang masih membutuhkan bimbingan dari sekolah ataupun keluarga. Ilmu yang dipelajari di sekolah menjadi hal penting dan akan sangat dibutuhkan.
Namun, tidak hanya sekedar ilmu di sekolah, begitu juga dengan sosialisasi di lingkungan luar sekolahnya. Jadi siswa harus pintar-pintar dalam membagi waktunya sebagai siswa dan waktunya sebagai masyarakat biasa.
Kesimpulan:
Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh seluruh tim, kesimpulan yang bisa diambil adalah penerapan keputusan ini dapat mengoptimalkan belajar siswa. Sehingga apabila sekolah full day diterapkan, maka siswa harus mampu membagi waktu dan mengatur kegiatan di setiap harinya.
Moderator:
Bapak dan Ibu sekalian, serta peserta diskusi yang berbahagia. Siang ini akan segera dimulai debat siswa SMA tingkat provinsi.
Berikut adalah tim afirmatif dan tim oposisi. Tema siang ini adalah Penggunaan Bahasa Asing Mengikis Rasa Nasionalisme. Kepada kedua tim dipersilahkan mempersiapkan diri mendiskusikan mosi debat kali ini dalam waktu 3 menit.
Tim Afirmatif:
Terima kasih kepada moderator. Dalam teks sumpah pemuda ada satu bagian yang menyatakan bahwa kita semua sebagai bangsa Indonesia telah mengakui bahasa Indonesia yang satu, yaitu bahasa Indonesia.
Pernyataan para pemuda di tahun 1928 ini tentunya berpengaruh besar terhadap perjuangan Indonesia dalam meraih kemerdekaan. Artinya, bahasa Indonesia harus dihormati dan menjunjung tinggi keberadaan sebagai bahasa nasional yang membakitkan rasa nasionalisme.
Dari hal ini bisa kita lihat, bahwa penggunaan bahasa asing dalam kehidupan dapat mengikis rasa nasionalisme tersebut. Sebab, secara tidak langsung dan perlahan, bangsa Indonesia akan mengabaikan bahasa Indonesia tersebut.
Selanjutnya, hal tersebut dapat mengikis kecintaan pemuda Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Oleh karena itu, untuk berkomunikasi dalam keseharian di Indonesia, kita tak perlu menggunakan bahasa asing, karena hanya akan mengikis rasa nasionalisme.
Tim Oposisi:
Saya merasa setuju dengan fakta sejarah bahwa bahasa Indonesia berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Namun dalam perkembangannya, kita hanya berkomunikasi dengan orang Indonesia di dalam negara sendiri.
Penggunaan bahasa asing tentunya bisa membuat orang Indonesia juga bisa berkomunikasi dengan warga asing lainnya. Tidak perlu rasa khawatir terkikisnya rasa nasionalisme tersebut. Karena apa?
Rasa nasionalisme tidak akan terkikis hanya karena kita berbahasa asing di Indonesia. selanjutnya, rasa nasionalisme tidak harus ditumbuhkan dengan penguasaan bahasa Indonesia saja. Ada banyak cara lain untuk menumbuhkan rasa nasionalisme tersebut.
Oleh karena itu, saya kira penggunaan bahasa asing tidak akan berpengaruh terhadap rasa nasionalisme bangsa kita ini.
Kesimpulan:
Berdasarkan argumen semua tim, dapat diambil kesimpulan bahwa bahasa Indonesia tidak akan terkikis hanya karena penggunaan bahasa asing. Selain itu, bahasa asing juga perlu dipelajari agar bisa terhubung dengan bangsa lainnya dan memberikan manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Moderator:
Selamat pagi, topik debat kali ini adalah tentang anggapan SMK lebih baik daripada SMA. Saya persilahkan untuk semua tim menyampaikan argumennya terhadap topik atau isi yang dibahas kali ini.
Tim Afirmatif:
Saya sangat setuju bahwa SMK lebih baik dari pada SMA. Hal ini mengarah pada SMK yang fokus untuk menciptakan lulusan yang siap kerja dengan keterampilan serta pengetahuan. Sedangkan SMA hanya fokus menciptakan lulusan yang berpengetahuan saja.
Tim Oposisi:
Saya tidak setuju dengan mosi tersebut. Mutu pendidikan di SMA lebih tinggi dari pada mutu pendidikan di SMK.
Sistem pendidikan di SMK masih relatif hanya menciptakan lulusan siap kerja. Berbeda dengan sistem di SMA yang sudah lebih maju, dimana tidak hanya memperluas pengetahuan, namun juga menciptakan lulusan yang berkualitas.
Kesimpulan:
Terimakasih untuk semua tim yang sudah menyampaikan argumentasinya dan hadirin yang sudah mendengarkan pendapat kedua belah pihak. Tim afirmatif dengan pernyataan setujunya, dan tim oposisi dengan pendapatnya yang menantang opsi. Untuk itu debat kali ini akan segera saya tutup, sekian dan terimakasih.
Moderator:
Pagi ini kita akan mengikuti kegiatan debat antar tim afirmatif dan tim oposisi. Untuk selanjutnya saya persilahkan secara bergantian kedua tim menyampaikan argumentasinya.
Tim Afirmatif:
Sebenarnya baik jika bidang pertelevisian di Indonesia semakin berkembang. Hal ini bisa dilihat dari variatifnya acara dan kreativitas topik-topik dunia hiburan.
Bahkan acara seperti reality show akan sangat mendorong Indonesia untuk dikenal di dunia internasional. Namun sayangnya, kemajuan tersebut malah membuat Indonesia kehilangan budaya aslinya.
Gaya hidup Indonesia kini mulai mengacu pada budaya luar negeri. Bahkan generasi muda kini juga sudah sangat banyak yang terbawa arus budaya dari luar Indonesia.
Tim Oposisi:
Saya tidak setuju, karena entertainment memberi dampak positif bagi bangsa
Indonesia. Bahkan lahan entertainment ini menjadi sarana hiburan masyarakat dan memberi pekerjaan untuk orang yang memiliki keahlian di dalamnya.
Masuknya budaya luar ke Indonesia juga merupakan ajang kita mengenalkan budaya sendiri. Semua hanya tergantung cara penonton menyaring informasi dari acara yang ditonton dalam penayangan televisi.
Kesimpulan:
Saya sebagai moderator menyampaikan terimakasih kepada hadirin yang sudah menyaksikan jalannya debat. Saya atas nama kerabat kerja yang bertugas menyatakan debat ini ditutup. Sekian dan terimakasih.
Moderator:
Selamat siang, topik debat kali ini adalah tentang Ujian Nasional di Indonesia, apakah masih efektif atau tidak? Sekarang kita sudah bersama tim afirmatif dan tim oposisi yang akan berargumentasi tentang isu ini.
Tim Afirmatif:
Saya setuju. Menurut saya, bagaimanapun standar mutu pendidikan haruslah tetap ada.
UN boleh ada, namun ada pekerjaan rumah bagi kita semua (pemerintah, sekolah, orang tua, dan lingkungan) untuk turut mendukung pendidikan bangsa kita. Dalam hal ini tentunya akan meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa, dan juga guru sebagai tenaga pengajar.
Tim Oposisi:
Saya tidak sependapat dengan pernyataan tim afirmatif tersebut. Pada kenyataannya, pelaksanaan UN setiap tahun mengalami kecacatan, dan hasil nilai UN tidak menjamin keberhasilan sebuah pendidikan.
Apakah nilai hasil UN berlaku bagi Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI)? Tidak bukan? Walau tidak lulus UN mereka masih bisa mendaftar kuliah di kampus luar negeri.
Kesimpulan:
Baiklah, mari kita akhir debat kita kali ini. Kami sepenuhnya memberikan kebebasan kepada hadirin untuk menentukan mana pernyataan yang benar berdasarkan argumen dari semua tim yang berdebat pada hari ini.
Moderator:
Bapak dan Ibu Guru, serta para peserta diskusi yang berbahagia.
Siang ini akan segera kita mulai debat siswa SMA tingkat provinsi ini. Telah berada di ruang ini pihak afirmasi dan pihak posisi. Tema pilihan siang ini adalah Penggunaan Bahasa Asing Mengikis Rasa Nasionalisme.
Untuk itu, kepada kedua tim untuk mempersiapkan diri, mendiskusikan tema tersebut. Waktunya selama tiga menit.
Baiklah, waktu sudah habis. Sekarang, waktu saya berikan kepada tim afirmatif untuk menyampaikan pendapatnya selama tiga menit.
Tim Afirmatif:
Terima kasih, Saudara Moderator
Dalam teks sumpah pemuda ada satu bagian yang menyatakan bahwa kita semua sebagai bangsa Indonesia telah mengakui bahasa Indonesia yang satu, yaitu bahasa Indonesia.
Pernyataan para pemuda pejuang Indonesia pada tahun 1928 itu berpengaruh besar terhadap perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan. Dan itu terbukti bahwa bahasa Indonesia mampu mempersatukan bangsa Indonesia untuk berjuang melawan penjajah.
Hasilnya dapat dirasakan. Indonesia merdeka. Itu artinya, bahasa Indonesia harus dihormati dan menjunjung tinggi kebudayaan sebagai bahasa nasional. Bahasa Indonesia telah membnagkitkan rasa nasionalisme.
Dari hal diatas, kami berpendapat bahwa penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari dapat mengikis rasa nasionalisme. Sbab, orang Indonesia akan mengabaikan bahasa Indonesia.
Bila di kantor, atau bahkan di sekolah menggunakan bahasa asing, lama-kelamaan bahasa Indonesia akan hilang dari peredaran. Itu berarti kita telah melupakan sejarah seperti yang saya sampaikan di atas.
Padahal, bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya. Dan itu, merupakan bukti bahwa kita telah kehilangan rasa nasionalisme.
Kedua, orang Indonesia akan berkurang merasa bahwa mereka bagian dari bangsa Indonesia. Berarti tidak ada rasa nasionalisme pada diri mereka. Bangsa Indonesia masih sangat memerlukan bahasa Indonesia sebagai pengikat rasa nasionalisme.
Sebabnya, di Indonesia, ada banyak suku yang masing-masing mempunyai bahasa sendiri. Di Papua, misalnya masih banyak warga suku yang belum dapat berbahasa Indonesia. Mereka masih perlu dikenalkan dengan bahasa Indonesia agar merasa sebagai bangsa Indonesia
Ketiga, penggunaan bahasa asing akan mengikis kecintaan pemuda Indonesia terhadap bahasa Indonesia. mereka lebih senang menggunakan bahasa asing karena penggunaan bahasa asing mereka anggap dapat menaikkan gengsinya, dianggap intelek.
Awalnya hanya sedikit istilah asing yang digunakan. Lama-lama semuanya menggunakan bahasa asing. Akhirnya, bahasa Indonesia akan hilang dari negara Indonesia. Padahal, bahasa menunjukkan bangsa.
Oleh karena itu, untuk berkomunikasi sehari-hari di Indonesia kita tak perlu menggunakan bahasa asing, itu berbahaya karena dapat mengikis rasa nasionalisme kita.
Moderator:
Demikian pendapat dari afirmatif. Sekarang waktu saya berikan kepada pihak oposisi. Waktunya tiga menit.
Tim Oposisi:
Terima kasih, Saudara Moderator.
Saya setuju dengan fakta sejarah bahwa bahasa Indonesia berperan penting dalam mencapai kemerdekaan Indonesia. Tetapi dalam perkembangannya, sekarang ini kita hanya berkomunikasi dengan orang Indonesia walaupun di dalam Negara Indonesia.
Maka, perlu sekali diupayakan orang-orang Indonesia dapat berbahasa asing sehingga sehari-hari orang Indonesia dapat juga berkomunikasi dengan warga asing. Dan kita tidak perlu khawatir karena penggunaan bahasa asing akan mengikis rasa nasionalisme. Ada beberapa alasan yang menguatkan pendapat di atas.
Pertama, rasa nasionalisme tidak akan terkikis hanya karena kita menggunakan bahasa asing di Indonesia. Buktinya, pejuang kita dahulu, Bung Karno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, mereka itu tidak hanya menguasai Bahasa Indonesia tetapi juga bahasa Belanda. Tetapi, rasa nasionalisme pejuang kita itu tidak perlu diragukan lagi.
Kedua, rasa nasionalisme tidak harus ditumbuhkan dengan penguasaan bahasa Indonesia saja. Banyak cara lain untuk menumbuhkan rasa nasionalisme di negeri ini. Di sekolah dapat diadakan pendidikan bela negara atau melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Dengan itu, saya kira akan lebih tepat untuk menjaga rasa nasionalisme.
Ketiga, dan ini juga penting. Menguasai bahasa asing akan membuka lebar kesempatan mendapatkan pekerjaan. Kalau pemuda Indonesia mempunyai kesempatan bekerja berarti kehidupannya semakin baik dan sejahtera.
Rakyat suatu negara yang sejahtera tidak akan berpaling kepada negara lain. Rasa nasionalisme tidak terkikis. Negara-negara yang warganya tidak sejahtera akan pergi dari negaranya dan meminta perlindungan.
Ada orang-orang yang meminta perlindungan ke Australia, ke negara-negara di Eropa, itu karena negaranya merasa tidak sejahtera.
Itulah sebabnya kami bertahan bahwa penggunaan bahasa asing itu perlu dilakukan. Dan saya yakin penggunaan bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari tidak akan mengurangi rasa nasionalisme.
Kesimpulan:
Berdasarkan argumen yang telah dikemukakan oleh tim afirmatif dan tim oposisi, kesimpulan yang dapat kita ambil bahwa bahasa Indonesia tidak akan terkikis dengan diperkuat pembelajaran bela negara sehingga bahasa Indonesia tetap kokoh digunakan masyarakat dalam menghadapi persaingan dengan bahasa asing.
Selain itu, bahasa asing juga perlu dipelajari agar kita sebagai warga negara Indonesia bisa terhubung dengan bangsa lainnya dan memberikan manfaat dan mensejahterakan masyarakat.
Moderator:
Selamat siang! Pada hari ini tema debat yang akan dibahas mengenai Covid-19. Covid-19 sempat membekukan segala aktivitas di luar rumah. Kegiatan harus dialihkan di dalam rumah dan membuat kita yang terbiasa bertemu orang lain harus dilakukan secara online.
Tim Afirmasi:
Penggunaan vaksin merupakan satu di antara cara dan anjuran pemerintah untuk meminimalkan dan mengobati pengidap COVID-19. Jadi, sebagai warga negara yang baik, kita harus mematuhi aturan pemerintah agar terhindar dari COVID-19.
Hal lain yang tak kalah penting juga adalah edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya vaksin bagi kesehatan. Karena vaksin sendiri memiliki sifat yang dapat mencegah masuknya virus ke dalam tubuh.
Tim Oposisi:
Aturan pemerintah tentang penggunaan vaksin memang menjadi hal yang sangat ditunggu masyarakat untuk mengatasi problem COVID-19. Namun, tidak semudah itu, banyaknya jenis vaksin yang digunakan tentu menjadi tanda tanya tersendiri bagi masyarakat.
Hal ini tentu wajar terjadi, mengingat tidak sedikit masyarakat yang setelah menggunakan vaksin malah jadi tidak enak badan.
Selain itu, kita tidak tahu berapa lama proses riset terhadap vaksin yang disuntikkan pada tubuh kita. Apakah adanya vaksin hanya untuk mengurangi kekhawatiran masyarakat atau benar-benar memberikan kualitas yang baik.
Kesimpulan:
Setiap cara yang dilakukan untuk menghadapi covid-19 adalah sesuatu yang baik. Apalagi pemerintah juga memudahkan kita dengan memberikan vaksin gratis. Meskipun demikian, menjaga kesehatan tubuh secara alami dengan mengonsumsi makanan sehat juga tak kalah penting. Jadi, semuanya harus bisa seimbang ya.
Demikian ulasan mengenai contoh teks debat singkat berbagai tema. Semoga bermanfaat!
Editor: Komaruddin Bagja