5 Cara Menentukan Besaran Uang Jajan Anak Sekolah Menurut Pakarnya, Mau Tahu?
JAKARTA, iNews.id - Setiap orang tua tentu ingin memberikan uang jajan kepada anaknya. Namun, tak banyak yang tahu bagaimana cara menentukan besarannya. Agar tidak bingung, simak di sini.
Menurut pakar Financial Planner Nadia Harsya ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan besaran uang jajan kepada anak. Dengan begitu, uang tersebut akan tepat serta produktif.
Dikutip dari laman Sekolah BPK Penabur, sebelum memberikan anak uang jajan, orang tua harus memastikan bahwa anak memahami konsep dari uang. Adapun, ada empat konsep dasar uang yang harus diajarkan kepada anak, yakni menghasilkan, belanja, berbagi, dan menabung.
Dalam konsep menghasilkan uang, orang tua harus memberi pemahaman kepada anak bahwa seseorang harus bekerja untuk mendapatkan uang. Bentuknya bisa dari gaji, hasil berdagang, atau yang lainnya.
Anak-anak setidaknya harus paham dari mana uang berasal. Jika anak berpikir bahwa uang bisa keluar begitu saja dari mesin ATM misalnya, itu artinya pemahaman anak belum benar mengenai uang.
Idealnya, setiap anak baru boleh diberikan uang jajan di usia 8-9 tahun. Di usia tersebut, mereka sudah lebih mampu dalam berhitung dan menentukan apa yang diinginkan untuk dibeli. Sedangkan, anak di usia 8 tahun sebaiknya dibiasakan untuk dibawakan bekal dari rumah terlebih dahulu sebelum diberikan uang jajan.
Pada dasarnya tidak ada aturan besaran uang jajan karena setiap anak memiliki besaran yang berbeda-beda. Namun, sebagai orang tua sebaiknya lebih merinci kebutuhan anak secara bijak dari jajan di kantin hingga transportasi hingga bisa menentukan besarannya.
Ketika anak sudah diberikan kepercayaan untuk memegang uang jajan sendiri, sebagai orang tua harus membuat kesepakatan mengenai besarannya. Dengan begitu anak tidak memiliki trust issue kepada orang tuanya.
Misalnya, anak diberi uang jajan sekolah dengan jumlah sekian rupiah per hari. Namun, minta anak untuk tidak menghabiskan semua uang tersebut melainkan mengelola dengan menabung sebagian atau beramal.
Ketika anak membutuhkan uang jajan tambahan, maka orang tua bisa memberlakukan syarat dan kesepakatan terpisah. Namun, jangan juga membiasakan dengan iming-iming untuk menentukan tugasnya karena nanti akan punya kecenderungan apa yang dilakukan harus pakai reward.
Orang tua bisa saja memberikan kesepakatan, seperti "Nak, kamu boleh punya uang jajan tambahan dengan syarat A, B, C." Dengan langkah-langkah di atas, tak hanya bisa membuat anak lebih bertanggung jawab tetapi melatih anak dalam mengatur keuangan.
Editor: Puti Aini Yasmin