5 Contoh Puisi Kemerdekaan 17 Agustus, Penuh Makna Perjuangan!
JAKARTA, iNews.id - Contoh puisi kemerdekaan 17 Agustus berikut ini bisa membakar semangat nasionalisme para pendengarnya.
Ya sebagai generasi muda, kita dapat melakukan berbagai kegiatan yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme dan perjuangan. Salah satunya dengan membaca puisi tentang Kemerdekaan 17 Agustus.
Dalam puisi-puisi kemerdekaan berikut ini, bakal merasakan rasa semangat juang, nasionalisme, kebersamaan dan tanggung jawab yang besar.
Berikut adalah contoh puisi kemerdekaan yang bisa Anda gunakan untuk memeriahkan momen HUT ke-78 Republik Indonesia, dikutip dari berbagai sumber, Rabu (16/8/2023).
‘Terima Kasih Pahlawan’ Karya: Rayhandi
Karena jasamu kita merdeka
Hidup di ujung barat hingga timur
Tanpa takut dan gugup yang membara
Kau rela mati demi kami
Kau rela miskin demi kami
Kau rela menderita demi kami
Untuk kami kau rela hancur
Berkatmu indonesia bisa merdeka
Mengepak sayap melesat langit
Berkatmu indonesia bisa jaya
Menembus zaman hingga canggih
Tak terbayang jika keberanian itu tak tumbuh di hati kalian
Tak terbayang jika kesabaran itu tak menyertai derita kalian
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian.
'Diponegoro' Karya: Chairil Anwar
Di masa pembangunan ini
Tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali
Padang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati
'Merdeka atau Mati'Karya: Yamin
Darah di tanah tak bertuan menggenang-Ratusan nyawa melayang-Bergelimpangan di medan perang-Mengangkat panji kemenangan
Seorang pejuang berteriak lantang-Gagah berani memegang senjata lawan penjajah-Dua kata menjadi pilihan-Merdeka atau mati
Tubuh kekar dihujani peluru-Penuh lubang di sekujur tubuh-Darah bercucuran mereka tetap tegak berdiri-Sekali lagi lantangkan merdeka atau mati
'Garuda Pancasila'
karya: Prawoto Susilo
Dari Sabang sampai Merauke
Ada Garuda Pancasila di jiwa mereka
Kesaktian Pancasila tidak diragukan lagi
Sebagai pedoman hidup bernegara
Walau berbeda-beda agama
Walau berbeda-beda suku
Walau berbeda-beda bahasa
Tetap Bhineka Tunggal Ika
Entah sampai kapan
Tak terbatas ruang dan waktu
Dari anak-anak sampai tua
Semua cinta Garuda Pancasila.
'Jeruji Belanda'
Karya: Eli Sulistyowati
Bergelut dengan sengsara
Berbalut rasa menderita
Tenggelam dalam tangis air mata
Terjerat dalam jeruji Belanda
Seakan hari tak kunjung berhenti
Seakan dunia bertema neraka
Seolah nyawa tak ada artinya Seolah waktu berhenti seketika
Tapi semangat tak pernah padam Tapi orasi tak pernah bungkam Demi masa depan yang tak suram Demi Indonesia tak jadi temaram
Editor: Johnny Johan Sompotan