5 Contoh Teks Anekdot Sindiran Lucu, Lengkap dengan Struktur, Kaidah Kebahasaan dan Tujuannya
 
                 
                JAKARTA, iNews.id - Tahukah kamu contoh teks anekdot sindiran itu seperti apa? Kata anekdot tentu tidak asing lagi didengar, sebab sebagian besar masyarakat mengenal teks anekdot ini sebagai sebuah teks berisi sindiran yang terkesan sopan dan tidak menghakimi.
Teks anekdot berasal dari gabungan dua kata, yaitu an dan ekdote. An diartikan sebagai tidak sementara, dan ekdote diartikan sebagai publikasi. Maka jika diartikan secara harfiah, anekdote merupakan sesuatu yang tidak untuk dipublikasikan atau rahasia.
 
                                Teks anekdot dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai media untuk mengkritik layanan publik di bidang politik, sosial, dan lingkungan. Sindiran atau kritikan yang dikemas dengan cerita lucu dan menggelitik hingga dapat membuat orang lain mudah menerima kritikan yang disampaikan sambil bercanda atau tertawa.
 
                                        Teks anekdot memiliki jenis yang beragam. Salah satunya contoh cerita anekdot seperti di bawah ini:
Al dan Barik adalah dua orang yang menjadi murid kritis di sekolahnya. Mereka gemar membaca buku yang sama dan kemudian mendiskusikan tentang isi buku yang mereka baca. Dimulai dari diskusi ringan “Benar,” kata Barik membenarkan.
 
                                        Kemudian, Al memberi closing statement yang sangat masuk akal. “Berhasil menciptakan orang-orang curang yang berkemampuan tinggi!” Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dan sekaligus merasa miris.
Contoh teks anekdot juga dapat dituliskan dengan bentuk dialog, misalnya seperti berikut.
Adzan sudah berkumandang, Rafi dan Ismail belum juga berangkat ke masjid, sebab menunggu Rian yang tak kunjung datang.
Rafi : “Menurutmu Mail, apa Rian akan datang?”
Ismail : “Rian pasti datang, karena dia yang mengajak kita jamaah Maghrib ke masjid.”
Setelah 15 menit, akhirnya Rian pun datang, tetapi dia berjalan dengan gerakan kaki yang terbilang aneh.
Rafi : “Kamu ke mana saja dan kenapa jalanmu terlihat aneh?”
Rian : “Aku mau berjamaah, kata Pak Ustadz kan setiap langkah kaki kita ke masjid akan menjadi pahala, oleh karena itu aku berjalan dengan langkah kaki yang kecil biar pahalaku banyak!”
Rafi : “Terserah kamu saja, kita berdua akan pulang lagi ke rumah.”
Rafi dan Ismail pun pergi meninggalkan Rian.
Rima sudah pulang dari sekolah pada sore hari dengan wajah yang lesu.
Kakak : “Bagaimana hari ini di sekolahmu, kenapa kau tampak murung?”
Rima : “Hari ini ada ujian di sekolahku, dan aku hanya bisa menjawab 1 soal dari 10 soal.”
Kakak : “Sudah tidak apa-apa, yang penting kamu sudah mengisi semua soal ujiannya.”
Kakak pun menghibur Rima dengan memberikannya ice cream.
Rima : “Maksudku, Rima cuma bisa mengerjakan 1 soal dan yang 9 soalnya lagi enggak.”
Rima dipanggil guru ketika sedang di dalam kelas.
 
Ibu guru : “Rima, ibu tidak melihat jawabanmu di essay. Hanya terdapat tulisan benar.”
Rima : “Kan sesuai dengan perintahnya bu. Perintahnya tertulis bahwa harus mengisi setiap jawaban dengan benar. Jadi saya, tulis jawaban benar di essay.”
Dikutip dari buku Teks Anekdot, karya Millah Af’idah dan Silvia Sri, berikut contoh teks anekdot sindiran politik:
Di suatu siang, ada dua anak-anak yang tengah bercanda di bawah pohon rindang.
Bagus : “Anton, kita main tebak-tebakan, yuk! Kursi apa yang membuat orang lupa ingatan?”
Anton : “Kursi goyang! Orang yang duduk di atas kursi goyang akan mengantuk dan tertidur. Saat tidur, orang akan lupa.”
Bagus : (Tertawa) “Meski lucu, tapi jawabanmu salah.”
Anton : “Hmm… kursi apa, ya?”
Bagus : “Jawabannya adalah kursi DPR!”
Anton : “Lho, kok begitu?”
Bagus : “Jelas, lah! Coba kamu ingat, sebelum duduk di kursi DPR, banyak caleg yang berjanji macam-macam agar masyarakat memilih mereka. Tapi setelah merasakan kursi DPR, sekejap saja mereka hilang ingatan akan janji-janinya.”
Anton :”Oh iya, betul juga.”
Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah ruangan kelas sedang berlangsung proses pembelajaran. Dikarenakan kondisinya begitu santai, sang guru pun terlibat percakapan dengan satu di antara muridnya.
Murid: “Bu, ibu guru tanya, Bu!”
Ibu Guru: “Ya silakan, apa yang ingin kamu tanyakan, Ndi?”
Murid: “Bu guru, sebenarnya boleh tidak seseorang dihukum karena perbuatan yang belum dilakukan?”
Ibu Guru: “Ya jelas tidak boleh dong. Seseorang itu baru boleh dihukum apabila dia terbukti bersalah, Ndi.”
Murid: “Alhamdulillah Bu, jadi saya bebas hukuman ya, Bu? Soalnya saya belum mengerjakan PR.”
Ibu Guru: “Oohhh.. Dasar bocah!”
Setelah mengetahui contoh teks anekdot sindiran, ketahui juga struktur yang membangunnya
Teks anekdot memiliki kaidah kebahasaan teksnya tersendiri sehingga dapat dibedakkan dengan teks yang lainnya. Ada lima kaidah kebahasaan teks anekdot.
Contoh teks anekdot sindiran di atas juga memiliki tujuan kepada pembacanya. Tujuannya sebagai berikut.
Itulah contoh teks anekdot sindiran beserta dengan struktur, kaidah, dan tujuan teks anekdot. Semoga artikel ini bisa kamu jadikan sebagai referensi belajar kamu ya.
Editor: Puti Aini Yasmin