Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Tegaskan Pembangunan Papua Harus Dipercepat, Pangan Jadi Fondasi Utama
Advertisement . Scroll to see content

5 Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan

Rabu, 06 September 2023 - 21:26:00 WIB
5 Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan
Contoh teks argumentasi tentang ketahanan pangan (Foto: SIndo)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id – Lima contoh teks argumentasi tentang ketahanan pangan akan diuraikan dalam artikel ini. Mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks argumentasi merupakan jenis teks yang berisi alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan. Temanya bisa bermacam-macam termasuk tentang ketahanan pangan. 

Biasanya, teks argumentasi dikembangkan dengan pola hubungan sebab akibat. Sementara struktur teks argumentasi adalah pendahuluan, tubuh argumen dan kesimpulan. 

5 Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan 

Untuk memahami lebih jelas mengenai teks argumentasi, mari simak lima contoh teks argumentasi tentang ketahanan pangan dari berbagai sumber, Rabu (6/9/2023).
 

1. Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan “Singkong Alternatif Pangan”

Ketahanan pangan merupakan keadaan di mana suatu negara atau wilayah dapat mencukupi kebutuhan pangan bagi seluruh penduduknya dengan ketersediaan pangan yang cukup, aman, berkualitas, dan bergizi.

Ketahanan pangan lokal menjadi aspek penting dalam mencapai tujuan tersebut, karena memprioritaskan pengembangan dan pemanfaatan sumber daya pangan yang tersedia di wilayah setempat. 

Di Indonesia, singkong telah menjadi salah satu tanaman pangan lokal yang strategis untuk meningkatkan ketahanan pangan.

Singkong merupakan salah satu sumber pangan lokal yang memiliki potensi besar. Tanaman singkong dapat tumbuh dengan baik di berbagai kondisi lahan, termasuk di wilayah dengan tanah yang kurang subur atau cenderung kering. 
Kekuatan adaptasi singkong membuatnya menjadi tanaman yang tangguh dan dapat tumbuh dengan biaya produksi yang rendah.

Selain itu, produksi singkong relatif lebih cepat dibandingkan beberapa tanaman pangan lainnya, sehingga dapat memberikan hasil yang relatif lebih cepat dan memberikan jaminan keberlanjutan pangan di tingkat lokal.

Singkong mengandung nilai gizi yang tinggi dan merupakan sumber karbohidrat yang penting dalam pola makan manusia. Akar singkong mengandung karbohidrat kompleks, serat, vitamin B kompleks, serta mineral seperti kalsium, fosfor, dan zat besi.

Keanekaragaman produk olahan singkong juga sangat beragam, seperti tape, gaplek, keripik, tahu, mie, dan makanan lainnya. Hal ini mencerminkan fleksibilitas dalam penggunaan singkong sebagai sumber pangan yang beragam dan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan yang berbeda sesuai dengan selera dan kebutuhan lokal.

Melalui peningkatan produksi dan pengolahan singkong, masyarakat lokal dapat memperoleh peluang kerja dan pendapatan yang lebih baik. Selain itu, pembudidayaan dan pengolahan singkong juga dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada sumber pangan dari luar wilayah, meningkatkan kemandirian pangan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Untuk meningkatkan ketahanan pangan lokal singkong, dibutuhkan upaya kolaboratif dari pemerintah, lembaga riset, petani, dan masyarakat. Pemerintah dapat memberikan dukungan dalam bentuk insentif, pelatihan, dan akses pasar bagi petani dan pelaku usaha di sektor singkong.

Ketahanan pangan lokal singkong merupakan langkah strategis dalam mencapai ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional. Singkong sebagai tanaman pangan lokal memiliki potensi besar dalam memberikan sumber pangan yang beragam, bergizi, dan berdaya saing.

Pengembangan ketahanan pangan lokal singkong juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang signifikan bagi masyarakat lokal. Dengan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, diversifikasi pangan melalui singkong dapat menjadi salah satu solusi dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan di masa depan.

2. Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan “Alasan Beras Singkong Bisa Jadi Alternatif”

Beras singkong atau tepung singkong telah menjadi alternatif pangan yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun tidak berasal dari tanaman padi, beras singkong memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya layak dipertimbangkan sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan bervariasi.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa beras singkong merupakan pilihan yang baik yang bisa menjadi alternatif pangan:

1) Keanekaragaman Pangan

Beras singkong membawa keanekaragaman pangan, yang penting untuk mengatasi ketergantungan pada beras padi dan mengurangi risiko ketidakstabilan pangan.
Diversifikasi sumber pangan dapat membantu mengatasi masalah kekurangan pangan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2) Ketersediaan Tanaman

Tanaman singkong dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim dan tanah yang berbeda. Hal ini membuatnya lebih mudah ditanam dan lebih tahan terhadap fluktuasi cuaca atau kekeringan, jika dibandingkan dengan tanaman padi yang lebih memerlukan air.

3) Nutrisi dan Kandungan Serat

Beras singkong kaya akan karbohidrat kompleks dan serat, yang berperan dalam memberikan energi yang stabil dan memelihara kesehatan pencernaan.

Kandungan serat juga membantu mengontrol kadar gula darah dan menjaga berat badan yang sehat. Tanaman singkong dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim dan tanah yang berbeda.

4) Bebas Gluten

Berbeda dengan beras padi, beras singkong tidak mengandung gluten.

Ini menjadikannya pilihan yang baik bagi mereka yang menghindari gluten, seperti penderita penyakit celiac atau yang memiliki sensitivitas gluten.

5) Harga yang Terjangkau

Tepung singkong sering kali lebih terjangkau daripada beras padi. Ini dapat membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan ekonomi untuk mendapatkan sumber pangan yang cukup.

6) Potensi Pengembangan Produk Olahan:
Beras singkong dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan, seperti kue, roti, mie, dan camilan. Potensi ini membuka peluang bagi industri makanan lokal dan diversifikasi konsumsi pangan.

Namun, walaupun beras singkong memiliki banyak keunggulan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Penting untuk memastikan bahwa produksi beras singkong berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan.

Selain itu, pendekatan edukasi diperlukan agar masyarakat dapat mengenal dan memanfaatkan beras singkong dengan baik. Secara keseluruhan, beras singkong adalah alternatif pangan yang menarik dan berpotensi memberikan dampak positif terhadap ketersediaan pangan, keanekaragaman sumber makanan, dan kesejahteraan masyarakat.

3. Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan “Sagu Sebagai Pangan Alternatif”

Salah satu pangan lokal Indonesia yang memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai alternatif makanan pokok pengganti beras adalah sagu. Nah, sagu ini dinilai dapat membantu menopang persoalan pangan dan energi di Indonesia.

Sagu, telah lama menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia yang tinggal di sebagian besar wilayah Indonesia Timur, khususnya Maluku dan Papua. Sebagai makanan pokok, sagu banyak tumbuh di hutan atau lingkungan sekitar tempat mereka hidup.

Tidak hanya sebagai makanan pokok, tetapi sagu juga sebagai bahan baku industri. Sagu dijadikan tepung, minyak, dan papan sagu. Pohon sagu dapat tumbuh hingga mencapai 30 meter. Dari satu pohon saja, dapat menghasilkan 150-300 kilogram bahan baku tepung sagu.

Kandungan nutrisi terbanyak di dalam sagu adalah karbohidrat murni. Karbohidrat ini masuk dalam kategori makronutrien yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah banyak untuk bahan energi dan fungsi otak.

Sagu mengandung nutrisi seperti 355 kalori, 85,6% karbohidrat, 5% serat, 0,5 gram protein/100 gram sagu hingga rendah kadar gula dan lemak. Manfaatnya bisa sebagai sumber energi, mencegah diabetes, memperlancar sistem pencernaan, meningkatkan kesehatan tulang dan sendi, menjaga suhu tubuh, hingga dimanfaatkan untuk kesehatan kecantikan.

Meskipun memiliki banyak manfaat, sagu sebagian besar masih kurang dimanfaatkan dan kurang dihargai dalam industri makanan global. Saya berpendapat bahwa sagu layak mendapat perhatian dan investasi lebih sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan bergizi.

Apalagi, pohon sagu tumbuh subur di hutan hujan tropis tanpa membutuhkan pupuk atau pestisida. Tanaman ini juga tahan terhadap kekeringan dan hama, menjadikannya tanaman yang ideal untuk petani skala kecil di daerah pedesaan.

Selain itu, pohon sagu memiliki hasil per hektar yang tinggi dibandingkan dengan tanaman lain seperti padi atau gandum. Ini berarti, pohon sagu dapat menyediakan lebih banyak makanan dengan penggunaan lahan yang lebih sedikit, menjadikannya pilihan yang sangat baik untuk pertanian berkelanjutan.

Terlepas dari manfaat ini, sagu sebagian besar masih kurang dimanfaatkan dalam industri makanan global. Hal ini antara lain karena kurangnya kesadaran akan potensinya sebagai sumber pangan yang berkelanjutan dan bergizi.

Selain itu, pengolahan tepung sagu membutuhkan peralatan dan keterampilan khusus yang tidak banyak tersedia di banyak negara. Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan organisasi internasional harus berinvestasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan teknologi pengolahan sagu.

Pemerintah juga harus mempromosikan kampanye kesadaran untuk mendidik masyarakat tentang manfaat sagu sebagai sumber makanan yang berkelanjutan dan bergizi. Dengan demikian, kita dapat membuka potensi penuh sagu dan berkontribusi pada sistem pangan yang lebih berkelanjutan dan adil.

4. Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan “Ketahanan Pangan Lokal”

Ketahanan pangan Indonesia terbukti berkelanjutan secara sosial, ekonomi, politik, dan lingkungan jika dibangun dengan basis sumber daya lokal. Keyakinan tersebut sudah mengemuka sejak tahun 1980- an, bahkan ketika ketahanan pangan nasional akhirnya bergantung hanya pada beberapa komoditas, utamanya beras sebagai sumber karbohidrat.

Ketergantungan pada beras sebagai sumber utama energi berlanjut hingga kini di tengah bukti-bukti akademis bahwa Indonesia mempunyai banyak sumber pangan lain yang dapat menggantikan beras. 

Salah satu sumber pangan tersebut adalah sagu.Potensi sagu yang dimiliki oleh Indonesia sangat luar biasa karena Indonesia memiliki hutan sagu terluas di dunia. Hampir semuatanaman sagu kita tumbuh di Papua dan Papua Barat.

Meskipun merupakan potensi pangan yang besar, perhatian pada sagu masihminim. Salah satu indikasinya adalah data luas hutan sagu, angkanya berkisar 1,4 juta hektar hingga 5,5 juta hektare. 

Pemanfaatan sagu sebagai bahan pangan, sumber pendapatan masyarakat, dan pemanfaatan lain masih terbatas.

Salah satu upaya pemanfaatan sagu dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Papua dan Dinas Ketahanan Pangan Papua. Kedua lembaga itu membangun kelompok kampung penghasil sagu. 

Warga di dalam kelompok kampung itudiperkenalkan teknologi pemanenan dan pengolahan sagu menjadi tepung menggunakan alat buatan I Made Budi, pengajar di Universitas Cenderawasih. Teknologi tepat guna ini berhasil meningkatkan produksi sagu dan pendapatan warga.

Meskipun program ini baru berjalan sejakawal tahun 2019, keberanian mencoba telah memberikan hasil. Keberhasilan salah satu kampung di Papua tersebut telah membuka kesempatan untuk mereplikasi sistemini untuk daerah lain.Baik itu daerah yangmenghasilkan sagu maupunwilayah yang sumber pangannya bukan sagu.

Program pengelompokan kampung sagu tersebut memperlihatkan pendekatan sosial dan ekonomi pada masyarakat berperan lebih penting dalam keberhasilan daripada sekadar menyediakan dana dan peralatan.

Penggunaan teknologi sesederhana apa pun membutuhkan budaya baru. Program ini sekaligus mengajak masyarakat memasuki cara hidup rasional dan terbuka terhadap perubahan. 
Sekarang ini, sumber pangan lokal telah beradaptasi dengan lingkungan setempat sehingga mengurangi jejak karbon karenadiproduksi lokal. 
Dengan demikian, dari pengolahan pangan lokal ini telah membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan juga menjadi sumber ekonomi yang bersumber pada masyarakat.

Oleh karena itu, dari inisiatif di Papua, pemerintah, dan masyarakat dapat mengambil langkah konkret memetakan kembali sumber pangan lokal sebagai dasar membangun ketahanan pangan yang dapat diandalkan.

5. Contoh Teks Argumentasi tentang Ketahanan Pangan “Manfaat Sukun”

Pohon sukun merupakan salah satu jenis tanaman endemik dari nusantara. Kandungan gizi di dalam buah sukun menjadikannya salah satu sumber pangan potensial. Sayangnya, tanaman ini sudah mulai dilupakan oleh masyarakat di Indonesia.

Hal ini yang melatar belakangi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk bekerjasama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar lomba Pembibitan Sukun Terbanyak yang diinisiasi oleh Kepala BNPB, Letjen TNI Dr (H.C.) Doni Monardo. 

Menurut Doni, selain memiliki nilai ekonomis, pohon sukun juga memiliki fungsi ekologis untuk mencegah bencana longsor dan banjir. Akar pohon sukun lebarnya bisa mencapai belasan meter bahkan sampai 20 meter. Akar tersebut yang akhirnya dapat mencegah pergerakan tanah dan longsor

Akar pohon sukun juga bisa banyak menyerap air. Ketika usianya mencapai 30 sampai 40 tahun, di sekeliling pohon sukun akan muncul banyak sumber air. Hal ini bisa menjadi salah satu langkah mitigasi saat terjadi kekeringan.

Keunggulan akarnya yang bisa mengikat banyak air juga bisa menjadi salah satu pencegah terjadinya banjir. Selain itu, tanaman tropis yang banyak tumbuh di Indonesia ini bisa menjadi solusi dari masalah krisis pangan di Tanah Air. Dengan kandungan karbohidrat kompleks di dalam buahnya, sukun dapat menggantikan nasi sebagai makanan pokok apabila terjadi gagal panen padi.

Oleh karena itu, kegiatan lomba ini diharapkan dapat mendorong banyak kalangan di Indonesia untuk memanfaatkan varietas tanaman yang ada di Tanah Air. Dan kedepannya akan lebih banyak kalangan di Indonesia yang dapat memperhatikan manfaat pohon sukun, baik sebagai alternatif pangan sekaligus untuk menjaga lingkungan. 

Demikianlah informasi dan penjelasan mengenai contoh teks argumentasi tentang ketahanan pangan, yang dikutip dari berbagai sumber, semoga dapat menjadi acuan dalam memahami teks argumentasi. 

Editor: Komaruddin Bagja

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut