5 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah Bersama Teman, Lengkap dengan Strukturnya
JAKARTA, iNews.id - Contoh teks negosiasi di sekolah bersama teman berikut ini dapat dipraktekan di kehidupan sehari-hari. Terlebih lagi, teks ini biasanya berisikan argumentasi dan pertukaran pendapat mengenai kepentingan sekolah.
Menurut Melisa, dkk (2020) pada buku berjudul Teks Negosiasi, teks negosiasi adalah suatu bentuk interaksi yang terjadi antara dua orang atau lebih yang dilakukan guna mencapai kesepakatan atau penyelesaian terhadap suatu hal.
Nah, para siswa juga dapat mempelajari teks negosiasi di sekolah. Tak jauh berbeda dengan jenis teks lainnya, teks satu ini juga tersusun dari beberapa struktur, seperti orientasi, permintaan/pengajuan, pemenuhan, penawaran, persetujuan/kesepakatan, dan penutup.
Untuk lebih jelasnya, simak contoh teks negosiasi di sekolah bersama teman yang berhasil iNews.id kutip dari berbagai sumber, Rabu (10/1/2024).
1. Contoh Teks Negosiasi Bersama Teman Tentang Makan di Luar
Orientasi
Rina: “Hari ini kita enaknya makan di mana, ya? Kebetulan kita harus kerja kelompok sampai malam, ‘kan?”
Pengajuan
Kyla: “Ke tempat biasa? Warung Stasiun?”
Rina: “Bosen kalau ke situ terus.”
Penawaran
Kyla: “Hmm, kalau kafe baru yang di belakang sekolah itu, mau gak?”
Rina: “Ada makanan ringan, sih. Bangunannya juga gak terlalu besar. Malah kalau dibandingin, lebih baik KFC menurutku.”
Kyla: “KFC terus juga rasanya bosan.”
Rina: “Gimana kalau makan bakso di pinggir jalan? Udah lama banget, ‘kan, kita gak makan murah-murah begini.”
Kesepakatan
Kyla: “Nah, ide bagus! Sekaligus menghemat pengeluaran. Bakso langganan lama kita juga sebenarnya enak, sih.”
Penutup
Rina: “Oke kalau gitu. Gasss!”
Orientasi
Rendi: “Kita udah lama gak jalan-jalan waktu liburan, nih. Pergi kemana gitu, yuk?”
Pengajuan
Sadiman: “Ke pantai lagi kita? Tapi pantai yang bagus di mana, ya, yang belum pernah kita datangi.”
Rendi: “Ke pantai lagi, nih? Gimana kalau alam terbuka aja biar sekalian refreshing.”
Penawaran
Sadiman: “Mau naik gunung? Udah lama juga aku nggak naik gunung.”
Rendi: “Menurutku capek, sih, kalau naik gunung. Ongkosnya pun lumayan mahal.
Sadiman: “Coba aja, Ren. Gak terlalu capek, kok. Ini pertama kalinya kamu coba, ‘kan? Biayanya pun nggak mahal-mahal amat, kok. Santai saja.”
Kesepakatan
Reno: “Kalau gitu, kita naik gunung yang tidak terlalu tinggi saja, dan yang jalurnya mudah. Mungkin Gunung Prau. Biayanya berapa, ya, kira-kira?”
Sadiman: “Kalau gunung itu gak sampe 500 ribu, sih. Nanti kita nge-camp saja malam hari, supaya tidak capek langsung naik-turun sekali perjalanan.”
Reno: “Nah, boleh tuh kalau begitu. Nanti kita habiskan malam bareng-bareng, hahaha.”
Sadiman: “Jadi kamu setuju, nih?”
Reno: “Setuju.”
Penutup
Sadiman: “Nah gitu, dong. Besok kita langsung persiapan alat-alat dan perkiraan biaya, ya.
Reno: “Siaaap!”
Orientasi
Bambang: “Don, kalau tidak salah, kamu punya kamera DSLR, ‘kan?”
Doni: “Iya, Bang. Kenapa memangnya?”
Pengajuan
Bambang: “Gini, tim saya ada rencana pemotretan untuk produk baru yang rilisannya bulan depan.”
Doni: “Oh, untuk produk snack itu, ya.”
Bambang: “Benar. Jadi, saya rencana mau menyewa kamera kamu itu tiga hari. Boleh, gak? Berapa harganya kira-kira?”
Penawaran
Doni: “Satu hari seratus ribu, gimana? Murah, ‘kan?”
Bambang: “Ketinggian, Don. Kan kamu nyewa ke temen ini.”
Doni: “Hahaha, bercanda, Bang. Sama kamu 80 ribu aja deh per hari. Tiga hari berarti totalnya 240 ribu. Gimana?”
Kesepakatan
Bambang: “Nah, gitu dong. Kita harus saling membantu sama teman. Terus, kapan bisa kuambil kameranya?”
Penutup
Doni: “Kamu mau pakai kapan?”
Bambang: “Di hari Senin sampai Rabu minggu depan, sih.”
Doni: “Oh, ya sudah. Kamu ambil saja besok atau Sabtu.”
Bambang: “Oke, makasih, Don.”
Orientasi
Arman: “Nanti sore kita main layangan di lapangan, yuk.”
Pengajuan
Tarno: “Oke, kita main layangan. Tapi jangan di lapangan, deh, soalnya banyak yang bermain bola.
Nanti mereka terganggu karena kita juga main di situ.”
Arman: “Jadi, di mana, dong? Main layangan paling bagus di lapangan.”
Penawaran
Tarno: “Kalau di pantai, gimana? Angin di pantai, ‘kan, selalu bagus.”
Arman: “Terlalu jauh kalau pantai, aku takut tidak diizinkan oleh orang tuaku.”
Tarno: “Jadi menurut kamu di mana baiknya?”
Arman: “Di persawahan aja, gimana? Dua hari lalu petani baru panen, jadi kupikir lahannya masih belum ditanami lagi.”
Kesepakatan dan Penutup
Tarno: “Baiklah kalau begitu, nanti sore aku datang ke rumahmu, ya.”
Arman: “Oke, aku tunggu.”
Orientasi
Cindy: “Kamu beli tempat pensil itu di mana, By? Aku juga mau beli.”
Beby: “Oh, ini cuma dijual di Jakarta saja, Kakakku yang mengirimnya.”
Pengajuan
Cindy: “Bisa, tidak, kalau kubeli punyamu saja?”
Beby: “Bisa, sih. Tapi harganya Rp150.000. Kamu mau dengan harga segitu?”
Penawaran
Cindy: “Kita, ‘kan, sudah berteman lama. Kutawar Rp100.000 saja, ya? Lagian, tempat pensilnya juga sudah pernah kamu gunakan.”
Beby: “Tapi ini edisinya terbatas, harganya pun memang segitu. Gimana kalau Rp130.000?”
Cindy: “Kalau Rp110.000, langsung kubayar tunai sekarang.”
Kesepakatan dan Penutup
Beby: “Rp120.000, ini langsung untuk kamu.”
Cindy: “Oke, Rp120.000, ya.”
Itulah informasi mengenai contoh teks negosiasi di sekolah bersama teman. Semoga bermanfaat.
Editor: Komaruddin Bagja