5 Fakta Pertemuan Megawati-Prabowo, Nomor Lima Hadiah Mengejutkan
JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Prabowo Subianto memuji masakan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Pujian itu terlontar saat pertemuan di kediaman Mega Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019).
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo Subianto ditemani Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani dan Ketua DPP Edhy Prabowo. Sedangkan, Megawati ditemani dua anaknya, Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto dan Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung Wibowo turut dalam pertemuan Mega dengan Prabowo. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan juga terlihat dalam pertemuan tersebut.
Baik Prabowo dan Mega, memastikan keduanya merupakan patriot yang sama-sama berkomitmen menjaga NKRI. Pertemuan yang berlangsung hangat dan akrab itu diawali dengan santapan bakwan. Tak lupa, nasi goreng racikan Megawati yang dipuji setinggi langit mantan danjen Kopassus TNI AD itu.
Berikut fakta-fakta pertemuan Megawati-Prabowo yang dirangkum iNews.id:
1. Bakwan Pembuka Pertemuan
Prabowo tiba di rumah kediaman Megawati sekitar pukul 13.00 WIB. Prabowo yang disambut sejumlah elite politik PDIP dan pejabat lain, sempat menyapa awak media sebentar, sebelum akhirnya masuk ke dalam rumah Mega. Selanjutnya, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama.
Salah satu hidangan yang disajikan tuan rumah adalah bakwan khusus yang dibuat sendiri presiden kelima itu. Makanan yang dibuat dengan perpaduan aneka bahan dan bumbu-bumbuan itu membentuk cita rasa khusus, dan dihadirkan sebagai menu pembuka.
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menyebut pertemuan Mega dengan Prabowo hari ini sebagai diplomasi makan siang. Menurut dia, Mega memang sengaja menyiapkan menu khusus untuk menyambut kedatangan mantan pangkostrad itu.
"Dengan diplomasi makan siang itu kan segala sesuatu menjadi lebih ringan untuk kita membahas tentang bangsa dan negara," ujar Hasto.
2. Peluluh Hati Laki-Laki
Usai menu pembuka, putri Proklamator itu menyuguhkan nasi goreng hasil racikannya kepada Prabowo. Usai menyantap nasi goreng, Prabowo tanpa sungkan memuji masakan Mega.
"Tadi Ibu Megawati memenuhi janjinya, memasak nasi goreng untuk kami, luar biasa nasi gorengnya saya sampai nambah," ujar Prabowo.

Mega menyebutnya sebagai "politik nasi goreng." "Seperti tadi yang beliau (Prabowo) katakan, karena katanya nasi goreng yang saya buat itu enak sekali, katanya, tapi ternyata telah dibuktikan, beliau semua yang hadir bilang ‘ya emang enak ya bu sering-sering diundang untuk bisa makan nasi goreng’," ujar Megawati.
Mega juga bersyukur, sebagai perempuan, dia mampu meluluhkan hati laki-laki dalam urusan politik dengan nasi goreng. "Untunglah kalau seorang perempuan pemimpin dan politisi, rupanya ada bagian yang sangat mudah meluluhkan hati laki-laki, nah itu namanya ‘politik nasi goreng’ yang ternyata ampuh," kata Mega yang disambut tawa hadirin.
3. Sama-Sama Patriot Menanti Kunjungan Balasan
Prabowo mengungkapkan, perbedaan politiknya dengan Megawati tidak dapat dihindari. Perbedaan tersebut bukan halangan untuk menjaga hubungan baik yang selama ini terjalin.
"Menurut saya yang utama kami sama-sama patriot, komitmen pada NKRI harga mati," ucapnya.
Prabowo berharap suatu saat Megawati dapat bersilaturahmi ke kediamannya di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.
"Kalau ada perbedaan itu biasa, di ujungnya kita komit menyambung tali persaudaraan dan hubungan yang baik. Sehingga kita bisa membantu mengatasi masalah-masalah kebangsaan. Saya kira itu dari saya. Terima kasih nasi gorengnya, Bu. Kami juga menunggu Ibu jalan jalan ke Hambalang," tuturnya.
4. Arti Hadirnya BG
Dari pertemuan Megawati-Prabowo, ada pemandangan yang membuat publik mungkin bertanya-tanya. Yakni, kehadiran Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan.
Bagi Sekjen PDI Perjuangan Hasto, tidak ada yang spesial dari hadirnya purnawirawan polisi bintang empat itu. Kehadiran BG itu merupakan suatu hal yang wajar di dalam pertemuan antartokoh nasional.
BIN, menurut dia, merupakan lembaga negara yang juga punya andil dalam situasi nasional usai pemilu. "Sejak awal kan namanya seluruh badan-badan negara itu kan juga punya tanggung jawab pascapemilu untuk membangun suasana kondusif agar suasana betul-betul dapat membangun sebuah rasa ketentraman, tapi juga optimisme ke depan," kata Hasto.
Dia memastikan, kehadiran BG bukan dalam kapasitasnya sebagai petinggi PDI Perjuangan. Hasto mengatakan, BG bukan merupakan kader.
"Oh bukan. Kader itu kan ber-KTA (kartu tanda anggota) dan itu telah mengikuti program kaderisasi. Dan beliau enggak pernah," katanya.
5. Hadiah Lukisan Bung Karno Berkuda
Usai pertemuan Mega-Prabowo, datang satu buah truk boks warna putih dengan tulisan 'Logistic Gerindra' memasuki kediaman Megawati. Dari dalam truk itu diturunkan sebuah lukisan berukuran besar.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menuturkan, lukisan itu merupakan kenang-kenangan yang diberikan khusus Prabowo kepada Megawati. Lukisan tersebut bergambar Bung Karno menaiki kuda.

"Ketika awal bertemu, Pak Prabowo bercerita bawa kenang-kenangan untuk Ibu Megawati berupa lukisan Bung Karno yang naik kuda ketika Ibu Kota RI berada di Yogyakarta. Dan itu dalam rangka hari TNI," kata Hasto.
Hasto menuturkan, Mega menyambut senang hadiah tersebut. Mega juga sempat menuturkan kepada Prabowo mengenai momen Bung Karno naik kuda tersebut.
"Ibu Mega mengucapkan terima kasih kemudian bercerita bagaimana naik kuda itu. Ibu Mega bercerita ketika menjelang peringatan Hari TNI, saat itu namanya masih Badan Keamanan Rakyat (TNI) 47, terus Bung Karno harus naik kuda, kemudian dicarikanlah kuda terbaik untuk dinaiki Bung Karno," kata Hasto.
Editor: Djibril Muhammad